Bismillaahirrahmaanirrahiim. Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Selamat datang dalam seri “Satu Kata”, di mana kita akan melihat pengaruh sebuah kata dalam ayat Quran. Hari ini ayatnya berasal dari surah Nisa. Pada ayat ke-6 paling pertama dalam surah Nisa, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman tentang anak yatim.
Dia berfirman, ”Fa in aanastum min-hum rusydan, fadfa’uuu ilaihim amwaalahum.” (QS An Nisa ayat 6)
Pada ayat ini, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman tentang orang yang mengasuh anak yatim. Karena di Mekah, pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yatim piatu adalah yang paling terendah di masyarakat. Mereka adalah orang-orang yang paling lemah dalam masyarakat. Karena Mekah semuanya tentang keluarga, sehingga orang yang tanpa keluarga adalah orang yang paling lemah dalam masyarakat itu.
Jadi dalam ayat ini, Allah berfirman, “Fa in aanastum min-hum rusydan.” (QS An Nisa ayat 6)
Jika Anda mendeteksi kematangan pada anak yatim yang ada dalam pengasuhanmu, ”Fadfa’uuu ilaihim amwaalahum.” (QS An Nisa ayat 6)
Lalu berikan kekayaan milik mereka yang merupakan hak mereka. Berikan mereka warisannya. Jadi apa yang terjadi adalah terkadang orang, karena ingin mengambil keuntungan dari warisan anak yatim. Mereka akan mencoba menjaga anak yatim itu dalam warisannya selama mungkin.
Jadi dalam ayat ini, Allah berfirman pada orang tersebut untuk memberikan mereka (anak yatim) kekayaannya sesegera mungkin. Sekarang supaya mengerti apa yang Allah maksud. Saya ingin menjelaskan kata “Aanasa“.
Dalam ayat ini, kata “Aanasa” digunakan. Dan orang Arab, sebenarnya menggunakan kata ini seperti pada kasus seekor binatang. Khususnya pada kasus rusa, sebagai contoh. Di Sahara Afrika, Anda akan menemukan rusa ini dan mungkin Anda melihat adegan film dokumentasi rusa atau kijang yang sedang memakan rumput dan menikmatinya. Dan tiba-tiba, telinganya melikuk karena mendeteksi sesuatu.
Jadi orang Arab menyebutnya, “Aanasa“. Di mana kijang/rusa tersebut mendeteksi seekor predator, sesuatu yang bergerak terdeteksi sehingga kupingnya melikuk. Bahkan mungkin tidak mengangkat kepalanya tapi melikukkan kupingnya karena ia sedikit merasakan sesuatu.
Jadi dalam ayat ini Allah menggunakan “Aanasa” untuk menunjukkan kepada kita bahwa segera setelah kita melihat dan mendeteksi kematangan pada anak yatim ini, kita seharusnya memberikan kekayaannya pada mereka.
Dan jika Anda memperhitungkan kemungkinannya, kita dapat mengerti bahwa kapan saja kita punya hak yang harus kita berikan pada seseorang, Kita seharusnya memberikan itu kepada mereka sesegera mungkin dan tidak menundanya. Jika tidak, seperti rusa itu. Kita bisa dalam masalah jika kita membiarkan terlalu lama.
Saya memohon pada Allah subhanahu wa ta’ala agar membantu kita untuk memberikan hak yang seharusnya milik mereka (anak yatim). Dan saya memohon pada Allah agar menolong kita untuk menghargai setiap kata dalam Quran. Jazakumullahu khairan. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.