[Transkrip Indonesia] Utsman bin Affan (#Malu) – Omar Suleiman – Quran Weekly


Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, Quran Weekly. Kembali lagi bersama saya Omar Sulaiman. InsyaAllah hari ini kita akan melanjutkan serial Superstar.

Anda tahu, suatu hari Nabi shallallahu alaihi wasallam melihat seorang pria yang sedang menegur saudaranya. Karena ia mengatakan kepadanya bahwa ia memiliki terlalu banyak ‘حياء’ [hayaa’] – terlalu pemalu. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kemudian berkata, “Biarkan dia karena sesungguhnya hayaa’ -malu- adalah sebagian dari iman.

Ini adalah sebagian dari iman. Jika ada satu hal yang bisa ditunjukkan dari salah satu sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam yang benar-benar mencontohkan sifat malu dalam setiap aspek hidupnya. Dia adalah sahabat Utsman bin Affan radhiyallahu ta’ala ‘anhu.

Utsman radhiyallahu ‘anhu adalah seseorang yang, sebagaimana Abu Bakar dan Nabi shallallahu alaihi wasallam, mereka tidak pernah menyembah berhala sebelum Islam, juga tidak pernah minum alkohol. Dan sebenarnya ada hal lain yang menjadi ciri khas Utsman radhiyallahu ‘anhu, yaitu adalah dia sangat tampan.

Bahkan, ia sangat mirip dengan Nabi shallallahu alaihi wasallam lebih daripada sahabat lainnya. Abdul-Rahman bin Hazm, radhiyallahu taala ‘anhu berkata, “Aku belum pernah melihat orang yang lebih tampan dari Utsman. Jika Anda menatapnya, atau jika Anda sedang bertatap muka dengannya, Anda tidak akan ingin memindahkan pandangan Anda karena ketampanan beliau radhiyallahu ta’ala ‘anhu.

Dan semua itu adalah karena dia sangat mirip dengan Nabi shallallahu alaihi wasallam. Dan bahkan, Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata pada Ruqayyah, putrinya radhiyallahu ‘anha. Beliau bersabda bahwa tidak ada seorangpun yang menyerupai ayahmu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan juga kakek buyutmu Ibrahim ‘alaihis salam lebih daripada suamimu Utsman radhiyallahu ta’ala ‘anhu.

Jadi penting untuk kita tahu dan memang ini adalah fakta yang sangat penting, bahwa bahkan sebelum Islam, banyak banyak wanita yang menyukainya. Bahkan, ia sering di dekati dalam banyak situasi yang berbeda dan dalam banyak contoh yang berbeda, dan Utsman radhiyallahu ta’ala ‘anhu selalu berusaha untuk menjauhi zina, dan ia tidak pernah datang mendekati zina, meskipun Islam belum sampai kepada Utsman radhiyallahu ta’ala ‘anhu.

Dan itu adalah karena dia memiliki rasa malu dan sopan yang sangat kuat. Dan Anda tahu, sering kali kita mengabaikan kesopanan. Bahkan, beberapa dari Anda saat ini sedang menonton video ini di Facebook atau menonton ini pada situs jejaring sosial lainnya. Dan ini adalah di mana ada tempat di mana banyak sekali ketidaksopanan, baik bagi Muslim maupun non-Muslim.

Dan Subhanallah, kita melihat kehidupan Utsman dan kita benar-benar dapat belajar dari sahabat yang diberkati ini. Dia sangat gagah, sangat tampan. Tapi Utsman radhiyallahu ta’ala ‘anhu tetap sangat lembut sikapnya, dia sangat ramah, dia tidak sombong, dia tidak suka membual tentang penampilannya radhiyallahu ta’ala ‘anhu.

Bahkan ia sangat sederhana sampai-sampai Al-Hasan radhiyallahu ‘anhu berkata tentang dia, “Ketika Utsman ingin mengganti pakaiannya, bahkan ketika ia berada di balik pintu tertutup, ia tidak akan berdiri tegak dan akan mengganti baju sambil membungkuk bahkan jika ada tidak ada orang lain di dalam ruangan itu hanya karena rasa malu yang dia miliki.

Dan ia begitu lembut radhiyallahu ta’ala ‘anhu, bahwa setiap kali Anda ingin mendengar sesuatu yang dia katakan, Anda harus bersandar di dekatnya agar Anda bisa mendengarnya, hanya karena kelembutannya.

Dan kita juga tahu, Utsman radhiyallahu ‘anhu juga terkenal dengan kebajikan lainnya juga. Salah satunya juga kemurahan hatinya. Utsman radhiyallahu ‘anhu adalah sahabat yang sangat kaya tetapi dia menggunakan kekayaannya dengan cara yang benar. Ia mewarisi dari ayahnya sebanyak 30 juta dirham. Dan Subhanallah, dengan uang itu ia menghabiskannya untuk fi sabilillah di sepanjang hidupnya. Tapi Utsman radhiyallahu ‘anhu bahkan ketika ia berbuat amal, kita dapat melihat kesopanan dalam sikapnya.

Suatu kali, ada seorang anak yang menemui Utsman radhiyallahu ‘anhu di masjid. Dan Utsman menyadari masalah keuangan anak ini. Jadi Utsman berkata, “Tinggallah di sini sebentar, saya ingin memberimu baju. Saya ingin memberimu pakaian.

Dan ia menyembunyikan sepuluh ribu dirham dalam baju tersebut dan dia memberikannya kepada anak itu dan dia berkata, “Kenakan baju ini dan tunjukkan pada orang tuamu dan coba lihat apa pendapat mereka tentang baju ini.

Jadi anak ini pulang dan ia menunjukkan kepada orang tuanya baju baru ini dan orang tuanya kemudian menemukan di saku baju tersebut ada uang sepuluh ribu dirham.

Jadi Utsman radhiyallahu ‘anhu, kerendahan hatinya tampak bahkan dalam menjalani kewajiban agama sebagaimana yang Allah subhanahu wa ta’ala firmankan,

“يا أيها الذين آمنوا لا تبطلوا صدقاتكم بالمن والأذى”

[Yaa Ayyuhaalladziina aamanuu laa tubthiluu shadaqaatikum bil-manni wal-adzaa] (QS Al Baqarah ayat 264)

Janganlah kalian membatalkan pahala sedekah atau amal dengan terus menyebutnya bahwa kau yang memberi sedekah atau menyakiti orang yang kalian beri sedekah tersebut.

Jadi kerendahan hatinya itu benar-benar mencakup semua hal, radhiyallahu ta’ala ‘anhu. Dia juga memiliki beberapa perbedaan. Di antaranya adalah bahwa ia adalah orang pertama setelah Nabi Luth ‘alaihis salam. yang berhijrah bersama keluarganya.

Dia berhijrah dengan keluarganya ke Al-Habasyah / Abyssinia. Istrinya adalah Ruqayyah, – putri Nabi shallallahu alaihi wasallam – semoga Allah meridhoinya. Jadi mereka berdua pergi hijrah ke Abyssinia karena ia juga dianiaya – radhiyallahu ‘anhu – (saat di Mekkah, -red).

Dan Ruqayyah sebelumnya menikah dengan Utbah bin Abi Lahab, putra Abu Lahab. Dan ia (Ruqayyah) juga mengalami penganiayaan. Jadi kita harus melihat situasi ini di mana kita lihat dua orang ini melakukan perjalanan fi sabilillah. Dan Utsman radhiyallahu ta’ala ‘anhu sebenarnya juga memiliki ciri yang sangat-sangat istimewa. Dan itu adalah bahwa ia juga bergelar [ذو النورين] [Dzun Nurain] – Pemilik dari dua cahaya.

Dan ketika kita melihat manusia hebat ini. Subhanallah, dan Anda melihat Nabi shallallahu alaihi wasallam sangat mencintainya, Nabi shallallahu alaihi wasallam menikahkan satu anak perempuan baginya dan itu adalah Ruqayyah. Dan pada hari pertempuran Badar, Ruqayyah radhiyallahu ‘anha jatuh sakit. Dan Ruqayyah meninggal pada hari yang sama ketika Allah memberikan kemenangan kepada umat Islam di Badar.

Jadi mereka menyebut hari ini adalah hari sukacita yang besar dan hari kesedihan besar. Karena saat itu adalah kemenangan pertama bagi umat Islam, tetapi juga di hari itu putri Nabi shallallahu alaihi wasallam meninggal dan istri Utsman radhiyallahu ‘anhu meninggal. Mereka memiliki seorang putra bersama-sama, Abdullah bin Utsman dan tak lama setelah itu, Abdullah bin Utsman, wajahnya dipatuk oleh burung dan kemudian ia juga meninggal karena infeksi.

Jadi Utsman radhiyallahu ‘anhu ditinggalkan seorang diri. Dia telah menceraikan semua istrinya ketika ia pertama kali menjadi Muslim karena tidak satupun dari mereka mau masuk Islam bersamanya.

Sekarang, kita tahu bahwa orang-orang sangat cinta dengan Utsman radhiyallahu ta’ala ‘anhu dan semua orang selalu ingin berada di dekatnya. Ini berlaku di masa jahiliyah (masa pra-Islam), ini juga masih berlaku dalam Islam.

Ketika masa jahiliyah, ada lagu yang orang-orang nyanyikan kepada anak-anak mereka.

[أحبك والرحمن] [Uhibbuka war-rahmaan] – Aku mencintaimu karena Zat Yang Maha Penyayang.
[حب قريش لعثمان] [Hubb Quraish li’ Utsman] – Sebagaimana cintanya kaum Quraish kepada Utsman.

Jadi, semua orang mencintainya dan mereka semua peduli dengannya dan tahu betapa sedihnya dia. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah orang yang menyuruh Utsman untuk kembali dan menemani istrinya Ruqayyah, putri Nabi shallallahu alaihi wasallam karena sedang sakit. Dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tetap menghitung beliau sebagai pejuang Badar.

Tapi ketika Utsman diberikan cobaan ini, ia menjadi sangat tertekan radhiyallahu ta’ala ‘anhu. Bahkan, selama 2 tahun Utsman menjadi sangat pendiam dalam setiap pertemuan dan tidak terlalu sosial seperti sebelumnya. Sampai-sampai Nabi shallallahu alaihi wasallam menemui Utsman dan bertanya, “Ya, Utsman, apa yang mengganggumu?

Dan itu dua tahun setelah Utsman kehilangan istri dan anaknya. Dan Utsman radhiyallahu ta’ala ‘anhu, dia berkata, “Kematian Ruqayyah dan sesuatu yang lain.

Dan Nabi shallallahu alaihi wasallam mengatakan, “Apa itu?

Dan dia berkata, “Yaa Rasululullah [إنقطع سيري وقربي منك بموتها] [Inqotho’a sayrii wa qurbii minka bimautihaa]”.

Hubungan kekerabatan saya dan Anda menjadi terputus karena kematiannya.

Lihat pada saat itu bagaimana kejujurannya atas apa yang ia katakan. Jibril ‘alaihis salam kemudian datang kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam dan berkata, “Nikahkan putrimu Ummu Kultsum untuk Utsman, dengan mahar yang sama ketika engkau menikahkan Ruqayyah kepadanya.

Begitulah kemudian Utsman radhiyallahu taala ‘anhu mendapat julukan, [ذو النورين] [Dzun Nurain] – Pemilik dua cahaya.

Karena beliau menikah dengan dua anak perempuan Nabi shallallahu alaihi wasallam dan ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Dan bahkan ketika Ummu Kultsum meninggal, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengatakan, “Ya, Utsman, seandainya saya masih memiliki anak perempuan, bahkan jika saya memiliki 40 anak perempuan, saya akan menikahkan mereka semua satu per satu untuk Anda, sampai masing-masing dari mereka mati.

SubhanAllah! Tapi Beliau shallallahu alaihi wasallam tidak memiliki orang lain untuk dinikahkan dengan Utsman radhiyallahu ta’ala ‘anhu. Ini adalah karena kerendahan hatinya, kemurahan hatinya dan juga kebajikan dari orang besar ini radhiyallahu ta’ala ‘anhu.

Itulah juga mengapa ketika Utsman radhiyallahu ta’ala ‘anhu dibunuh, ketika ia berada di bawah pengepungan, Allah subhanahu wa ta’ala memberkatinya dengan ru’ya. Dengan mimpi bertemu Nabi shallallahu alaihi wasallam dan Nabi shallallahu alaihi wasallam memberitahu Utsman di mana pada hari itu ia sedang berpuasa, bahwa hari ini Anda akan berbuka puasa bersama saya (Rasulullah shallallahu alaihi wasallam) dan bersama Abu Bakar dan Umar, radhiyallahu ‘anhuma (semoga Allah ridha dengan mereka semua), di tingkat tertinggi jannatul firdaus.

Dan Subhanallah, itulah ciri khusus beliau yang sangat indah. Apa lagi yang Anda inginkan? Jadi mari kita berpikir tentang kualitas ini lagi. Al-Haya’ (Rasa malu, sopan). Seberapa sopan/sederhana kita? Salah satu cirinya bisa dilihat dari foto macam apa yang kita pajang di Facebook. Sopankah foto kita? Dan juga bagaimana cara kita berinteraksi dengan orang lain, karena seperti yang kita lihat pada Utsman itu bukan hanya tentang tidak memamerkan penampilan Anda, itu juga tentang bagaimana cara Anda berinteraksi dengan orang-orang.

Bagaimana tidak bersikap genit, tidak suka umbar janji, tidak suka membual. Semua ini adalah ciri dari kesopanan seorang Muslim. Dan malu/sopan/rendah hati adalah cabang dari iman. InsyaAllah ta’ala saya berharap bahwa kita semua terus mencoba untuk menginternalisasikan karakter ini. Dan warisan besar dari kerendahan hati sebagaimana yang telah ditunjukkan secara sempurna oleh Utsman radhiyallahu ta’ala ‘anhu.

Dan saya berdo’a kepada Allah subhanahu wa ta’ala untuk mengizinkan kita untuk berbuka suatu hari nanti bersama Nabi shallallahu alaihi wasallam, Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali. Sahabat-sahabat besar dan keluarga Nabi shallallahu alaihi wasallam di jannatul firdaus. Allaahumma aamiin. Kita bertemu lagi minggu depan insyaAllah. Jazakumullahu khairan. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

—-
Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, Quran Weekly. Kami memohon perhatian dan bantuan dari Anda sejenak. Kalau kalian merasa video ini bermanfaat. Silahkan like dan bagikan video ini di Facebook dan Twitter Anda.

Karena Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda sebagaimana yang diriwayatkan di dalam Shahih Muslim

[مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا]

Barangsiapa yang memulai perbuatan baik, dan mengajak orang lain juga untuk melakukan hal yang sama, maka dia juga akan mendapatkan ganjaran baginya dan juga ganjaran bagi setiap orang yang mengikutinya in syaa Allah (HR. Muslim No. 1017)

Jadi jika ada orang lain yang merasakan manfaat dari video ini, Anda juga akan mendapatkan ganjaran sebagaimana presenternya in Syaa Allah, dan juga seperti produsernya. Jadi silahkan, like dan bagikan video ini. Jazakumullah khairan, Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s