Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, Quran Weekly. Masih bersama saudaramu, Omar Suleiman. Hari ini insyaAllah kami akan terus bercerita tentang serial Superstar.
Beberapa minggu yang lalu kita berbicara tentang Thalhah bin UbaidIllah radhiyallahu taala ‘anhu
dan saya berkata bahwa ada nama yang hampir selalu dikaitkan dengan Thalhah radhiyallahu taala ‘anhu. Dan itu adalah nama Az-Zubair bin Awwam radhiyallahu taala ‘anhu.
Alasan saya berkata seperti itu adalah karena ia sangat dekat dengan Thalhah karena dia adalah anak dari Al-Awwam bin Khuwaylid, yang merupakan adik dari Nawfal bin Khuwaylid dan meninggal pada usia yang sangat muda.
Jadi orang yang membesarkannya adalah Nawfal, saudara tiri Khadijah radhiyallahu taala ‘anha, yang kebetulan menjadi orang yang sama yang disiksa bersama Thalhah radhiyallahu taala ‘anhu. Dan juga, ibunya adalah Safiyya, bibi dari Nabi shallallahu alaihi wasallam sehingga ini membuatnya menjadi sepupu pertama Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Tapi ketika ia menerima Islam, ia masih sangat muda. Usianya baru 12 tahun. Jadi Naufal benar-benar memanfaatkannya dan Naufal menyiksanya dengan sangat parah. Ia membungkusnya di dalam tikar setiap hari lalu memasukkan ke dalam asap hingga sesak
Dan setiap malam orang-orang Mekah bisa mendengar jeritan Az-Zubair radhiyallahu taala ‘anhu. Anak ini baru berusia 12 tahun dan sedang disiksa demi Allah. Sekarang Az-Zubair, dan Ali dan Thalhah, semoga Allah merahmati mereka semua, menjadi semacam trio anak-anak di sekitar Nabi shallallahu alaihi wasallam. Dan Az-Zubair memiliki karakter khusus yaitu keberanian.
Sekarang bayangkan ketika kita berbicara tentang penganiayaan ketika berusia 20 tahun, atau kita berbicara tentang penganiayaan ketika berusia 30 tahun, tentu jauh berbeda daripada berbicara tentang penganiayaan berusia 12 tahun. Apalagi sanggup menjalaninya dengan keberanian.
Dan bahkan satu waktu ia bahkan mendengar bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam sedang diserang. Jadi ia mengambil pedangnya dan ia berlari menuju Nabi shallallahu alaihi wasallam. Dan Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata, “Apa yang kamu lakukan?”
Ia berkata, “Ya RasulAllah saya mendengar bahwa Anda sedang diserang.”
Jadi Nabi shallallahu alaihi wasallam bertanya, “Jadi apa yang akan Anda lakukan?”
Dia berkata, “Aku akan menyerang mereka yang menyerang Anda.”
Jadi ini menjadi, sebagaimana para ulama mengatakan, “Pedang pertama yang terhunus fii sabilillah (di jalan Allah).”
Jadi kita harus tahu bahwa anak muda ini yang benar-benar mencintai Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, yang memiliki kualitas khusus dalam hal keberanian. Dalam perang Badar, ia mendapatkan gelar khusus. Dia adalah salah satu dari 2 orang yang memiliki kuda.
Jadi Nabi shallallahu alaihi wasallam hanya memiliki 2 penunggang kuda, sedangkan Quraish memiliki 300 pasukan berkuda ketika melawan pasukan Muslim. Salah satunya adalah Az-Zubair radhiyallahu taala ‘anhu, dia punya bakat khusus. Ia memiliki keterampilan untuk bisa bertarung dengan 2 pedang sambil mengontrol kuda hanya dengan kakinya.
Dan pada hari itu, ia memakai serban kuning dan ia berjuang dengan begitu berani. Sehingga Allah subhanahu wa ta’ala menghormatinya dengan sesuatu yang tidak pernah diberikan kepada orang lain. Ketika Allah mengatakan bahwa pada hari Badar ia mengirim 3000 malaikat untuk berjuang bersama kaum Muslim, Allah subhanahu wa ta’ala mengirim para malaikat semua meniru dan mengikuti gerakan Az-Zubair radhiyallahu taala ‘anhu.
Sebagaimana Nabi shallallahu alaihi wasallam memberitahu kita bahwa mereka semua mengenakan serban kuning dan mengikuti gerakan Az-Zubair radhiyallahu taala ‘anhu. Jadi bisa Anda bayangkan orang ini, anak muda ini, sedang diikuti oleh 3000 malaikat bahkan dalam cara berpakaiannya, radiyaAllahu ta’ala ‘anhu.
Juga, dalam perang Uhud, ada seorang pria dengan nama Thalhah bin Abi Thalhah Al-‘Andari. Thalhah bin Abi Thalhah, bukan Thalhah bin UbaidIllah. Adalah dari tentara musyrikin dan ia memiliki kuda terbaik milik kaum musyrikin. Selain itu, ia dikenal karena menjadi seorang prajurit yang kuat. Jadi dia memanggil kaum muslim beberapa kali sebelum perang Uhud mulai. Dan Az-Zubair radhiyallahu taala ‘anhu bersikeras bahwa dia akan melawannya, sehingga ia maju.
Dan Safiyya, ibu dari Az-Zubair, ia pergi mendekati Nabi shallallahu alaihi wasallam dan berkata, “Dia akan membunuh anak saya.”
Dan Nabi shallallahu alaihi wasallam mengatakan, “Tidak, tidak akan. Az-Zubair yang akan membunuhnya insyaAllah.”
Dan Az-Zubair adalah seorang pejuang yang sangat istimewa. Ali radhiyallahu taala ‘anhu berkata tentang Az-Zubair, “يغضب كالنمر” [Yaghdabu kal Nimr] – dia marah seperti harimau.
Dan kemudian ia menyerang sebagaimana cara singa menyerang. Jadi ia mengatakan bahwa Az-Zubair berjalan menuju Thalhah bin Abi Thalhah Al-‘Andari. Ia meletakkan pedangnya, dia menaiki kuda terbaik milik kaum musyrikin. Ia mengambil pedang Thalhah (bin Abi Thalhah Al-‘Andari), lalu dia membunuhnya dengan pedangnya sendiri. Lalu ia menjatuhkannya dan membawa kuda itu kembali untuk digunakan kaum Muslim di perang Uhud.
Jadi kita berbicara tentang seorang prajurit tangguh dan berani yaitu Az-Zubair radhiyallahu taala ‘anhu. Bahkan, dia selalu berada di sisi Nabi shallallahu alaihi wasallam. Ia memainkan peran penting di bawah Abu Bakar radhiyallahu taala ‘anhu dalam pertempuran melawan Musailamah, sang Nabi palsu. Ia memainkan peran penting dalam beberapa penaklukan yang terjadi pada saat Umar bin Al-Khattab radhiyallahu taala ‘anhu. Dan dalam waktu Utsman radhiyallahu taala ‘anhu,
Dia juga memiliki sesuatu yang sangat istimewa padanya. Ketika umat Islam pertama kali pindah ke Madinah, ketika hijrah berlangsung, beberapa orang mengatakan bahwa umat Islam tidak akan mampu melahirkan anak. Jadi Az-Zubair radhiyallahu taala ‘anhu menikah dengan Asma binti Abi Bakr, radhiyallahu taala ‘anhu wa ‘an waalidiha, semoga Allah subhanahu wa ta’ala senang dengan dia dan ayahnya.
Dan Asma radhiyallahu taala ‘anhu adalah perempuan pertama yang melahirkan tiga bulan setelah hijrah ketika umat Islam berpikir bahwa mereka telah dikutuk. Dia melahirkan anak bernama Abdullah bin Az-Zubair radhiyallahu taala ‘anhu. Anak pertama yang lahir setelah hijrah.
Sekarang Az-Zubair radhiyallahu taala ‘anhu ia berkata tentang dirinya sendiri, ia mengatakan bahwa Thalhah biasa menamai anaknya setelah Nabi. Dia berkata, “Aku memberi nama semua anakku dengan nama para syuhada, sahabat yang telah mati syahid.”
Jadi dia bernama Abdullah bin Az-Zubair setelah Abdullah bin Jahsy (syahid). Dia beri nama Urwah setelah Urwah bin Mas’ud (syahid). Jadi ia akan memberi nama anak-anaknya dengan nama para sahabat yang mati syahid. Dan Subhanallah kualitas keberanian ini selalu ditunjukkan sepanjang seluruh hidupnya.
Sayangnya dia juga di antara orang-orang yang terkena fitnah yang terjadi setelah kematian Utsman radhiyallahu taala ‘anhu. Dia ingin membalas dendam atas kematian Utsman radhiyallahu taala ‘anhu sehingga dia bersama Thalhah radhiyallahu taala ‘anhu dan Aisyah radhiyallahu taala ‘anha menuntut pembunuh Utsman radhiyallahu taala ‘anhu dikejar.
Dan seperti yang telah disebutkan oleh Thalhah radhiyallahu taala ‘anhu baik Ali maupun Aisyah, semoga Allah meridhai mereka, sepakat tentang ini. Dan Ali radhiyallahu taala ‘anhu sebenarnya mengingatkan Az-Zubair pada sebuah insiden yang terjadi di zaman Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah melihat Az-Zubair dan Ali bersama-sama. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, mereka adalah trio di masa awal Islam. Jadi beliau berkata kepada Ali dan Az-Zubair ketika mereka bersama-sama.
Beliau (shallallahu alaihi wasallam) bertanya kepada Az-Zubair “Apakah Anda suka Ali?”
Dan Az-Zubair mengatakan, “Tentu saja aku mencintai Ali.”
Dan Nabi shallallahu alaihi wasallam mengatakan, “تقاتله وأنت ظالم” [Tuqootilhu wa anta dzaalim]
Anda akan melawannya dan Anda akan menjadi zalim dalam kasus itu.
Sekarang apakah ini berarti Zubair menjadi kafir? Apakah ini berarti Zubair radhiyallahu taala ‘anhu adalah penindas yang zalim? Tidak, karena kalau memang seperti itu, maka Nabi shallallahu alaihi wasallam tidak akan mengatakan bahwa mereka adalah tetangga beliau di Jannah. Nabi shallallahu alaihi wasallam tidak akan mengatakan pada akhir hidupnya bahwa beliau senang dengan Thalhah dan Az-Zubair. Bersama dengan 10 orang lain yang dijanjikan surga.
Tapi Nabi shallallahu alaihi wasallam mengatakan ketika masa itu tiba, maka Anda harus mengalah dan meninggalkan masalah itu. Jadi Az-Zubair radhiyallahu taala ‘anhu berdiri dihadapan Ali radhiyallahu taala ‘anhu dan Ali mengingatkannya pada kejadian itu. Dan Az-Zubair radhiyallahu taala ‘anhu kembali membai’at Ali, menunjukkan kesetiaannya, kemudian meninggalkan medan perang.
Tapi ia dikejar oleh salah satu Khawarij dengan nama Amr bin Jarmuz yang kemudian mengejar Az-Zubair dan ia meminta izin kepada Az-Zubair dan mengatakan bahwa dia ingin pergi bersamanya. Dia hanya ingin melakukan perjalanan dengan Anda.
Jadi Az-Zubair mengizinkan dia bersamanya dan menjadi temannya. Jadi, ketika waktu shalat al-Ashar datang, Az-Zubair radhiyallahu taala ‘anhu pergi berwudhu. Dan Amr bin Jarmuz, ia yang melakukan iqamat. Ketika Az-Zubair radhiyallahu taala ‘anhu memulai shalat, Amr bin Jarmuz membunuhnya dan dia memutilasinya. Dan ia berpikir bahwa Ali radhiyallahu taala ‘anhu akan senang dengan perbuatannya. Dia berpikir bahwa ia akan diberi penghargaan.
Jadi ia mengambil tangan dan pedang Az-Zubair radhiyallahu taala ‘anhu dan membawanya ke kemah Ali radhiyallahu taala ‘anhu. Dan ketika ia ingin masuk ke dalam kemah Ali radhiyallahu taala ‘anhu, penjaganya tidak mengizinkannya masuk. Sehingga dia memberi pedangnya kepada para pengawal Ali yang dia ambil dari Az-Zubair untuk ditunjukkan kepada Ali radhiyallahu taala ‘anhu dan ketika melihat pedang itu, Ali radhiyallahu taala ‘anhu mulai menangis.
Dan dia berkata, “Aku mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,”
“بشروا قاتل إبن صفية بالنار” [basyiru qaatil ibn Safiyyah bin naar] –
Jika kamu bertemu pembunuh bin Saffiyyah, maksudnya Az-Zubair radhiyallahu taala ‘anhu berikan dia kabar, bahwa ia adalah penghuni api neraka.
Jadi beliau radhiyallahu taala ‘anhu mulai berteriak, Ali radhiyallahu taala ‘anhu mulai berteriak,
“بشروا قاتل إبن صفية بالنار” [basyiru qaatil ibn Safiyyah bin naar] –
Kabarkan kepada pembunuh Az-Zubair bahwa ia akan masuk neraka.
Dan ketika Ali keluar, Amr bin Jarmuz sudah lari lalu dia bunuh diri. Subhanallah. Memang ini adalah akhir yang sangat menyedihkan untuk hidupnya. Tapi ada sesuatu yang sangat signifikan di sini bahwa beberapa sejarawan menyebutkan sesuatu tentang Az-Zubair radhiyallahu taala ‘anhu.
Sekarang jika Anda melihat kehidupan anak-anaknya, Abdullah dan Urwah, semoga Allah ridha dengan mereka berdua. Keduanya meninggal dalam shalat mereka. Keduanya meninggal ketika mereka sedang shalat. Dan Anda lihat Az-Zubair radhiyallahu taala ‘anhu juga tewas dalam shalatnya.
Jadi, apa hikmahnya bagi kita? Keberanian yang Az-Zubair tunjukkan bukan karena kesombongan. Melainkan kecintaannya kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Dia mencintai Allah subhanahu wa ta’ala. Keberanian ini datang dari keyakinannya pada Allah subhanahu wa ta’ala.
Dan itulah sebabnya Az-Zubair radhiyallahu taala ‘anhu diberi kehormatan mati ketika shalat sebagaimana anaknya, radhiyallahu taala ‘anhuma. Jadi saya bertanya, keberanian macam apa yang Anda miliki? Seberapa besar cinta Anda kepada Allah subhanahu wa ta’ala?
Setiap kali Anda merasa seperti Anda sedang dipermalukan, atau malu atau canggung karena keislaman Anda. Malu untuk mengatakan Assalamu ‘alaikum di depan umum, mungkin dipaksa oleh TSA (Keamanan Bandara, red.) untuk diperiksa lebih lanjut.
Bagaimana perasaan Anda? Apakah Anda merasa bangga menjadi seorang Muslim dan apakah Anda mencintai Allah subhanahu wa ta’ala? Apakah Anda hanya takut kepada Allah subhanahu wa ta’ala?
Kita berdo’a kepada Allah subhanahu wa ta’ala untuk memberikan kita keberanian yang sama ditambah dengan kerendahan hati kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Dan kita meminta kepada Allah subhanahu wa ta’ala untuk menjadikan kita bagian dari orang-orang yang benar. Dan untuk mengumpulkan kita bersama Thalhah dan Az-Zubair, tetangga Nabi shallallahu alaihi wasallam, dan Nabi shallallahu alaihi wasallam di level tertinggi jannah, Jannatul Firdaus.
Allaahumma aamiin. Jazakumullahu khairan. Kita bertemu lagi minggu depan. Wassalaamualaikum wa rahmatullah wabarakatuhu.
—-
Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, Quran Weekly. Kami memohon perhatian dan bantuan dari Anda sejenak. Kalau kalian merasa video ini bermanfaat. Silahkan like dan bagikan video ini di Facebook dan Twitter Anda
Karena Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda sebagaimana yang diriwayatkan di dalam Shahih Muslim
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا
Barangsiapa yang memulai perbuatan baik, dan mengajak orang lain juga untuk melakukan hal yang sama. Maka dia juga akan mendapatkan ganjaran baginya dan juga ganjaran bagi setiap orang yang mengikutinya in syaa Allah (HR. Muslim No. 1017)
Jadi jika ada orang lain yang merasakan manfaat dari video ini, Anda juga akan mendapatkan ganjaran sebagaimana presenternya in Syaa Allah, dan juga seperti produsernya. Jadi silahkan, like dan bagikan video ini. Jazakumullahu khairan. Wassalaamualaikum wa rahmatullah wabarakatuhu.