[Transkrip Indonesia] Dahulukan Keluarga – Nouman Ali Khan – Quran Weekly


Assalamu’alaikum Quran Weekly.

Sekali lagi saya ingin membagi wawasan dari ayat Quran dengan Anda.

رَبِّ اشْرَحْ لِىْ صَدْرِىْ وَيَسِّرْلِىْ اَمْرِىْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِىْ يَفْقَهُوْاقَوْلِى

Nabi shallallahu alaihi wasallam, diberitahukan dalam akhir QS. Ash-shuaraa, “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.

Nabi shallallahu alaihi wasallam memberikan banyak perhatian dan prioritas kepada keluarganya dan memastikan bahwa mereka mendapatkan pesan agama Islam.

Tapi sebelum kita membicarakan tentang menyampaikan pesan agama Islam kepada keluarga kita, kita harus membicarakan bagaimana agar kita mempunyai hubungan yang sehat bersama mereka. Seringkali, komunikasi kita dengan keluarga kita sangat-sangat buruk. Kita tidak menjadi pendengar yang baik. Kita tidak memiliki perasaan peka untuk mengerti sesuatu dari sudut pandang mereka.

Ini dapat terjadi antara suami dan istri, atau orang tua dan anak, atau antara kakak-adik. Seringkali kita mengutarakan hal-hal yang sangat keji kepada satu sama lain. Hanya karena kita keluarga. Apalah yang bisa mereka perbuat jika Anda tidak bersikap baik .

Dan karena kita tahu satu sama lain dan karena kita mengenal mereka dengan sangat baik. Itu membuat kita mengetahui kata-kata apa yang dapat menyakitkan mereka. Dan ini menjadi standar. Jadi, ketika seseorang mengatakan sesuatu yang menyakitkan, Anda tahu kata-kata apa yang dapat menyakitkan mereka bahkan lebih menyakitkan bagi mereka.

Dan dari waktu ke waktu, ini membangun sebuah hubungan yang jelek antara seseorang dan keluarganya. Sekali lagi, ini dapat terjadi antara kakak adik, orang tua, Anda tahu,antara pasangan. Hal seperti ini dapat terjadi.

Jadi, kita harus sering kali menilai kembali, memikirkan kembali, tentang prioritas terbesar dalam hidup kita. Dan sebenarnya, alat ukur atas bagaimana Anda sebenarnya, adalah dengan menilai bagaimana perlakuan Anda terhadap keluarga Anda. Bagaimana hubungan Anda dengan orang-orang terdekat Anda.

Anda dan saya punya hubungan dengan atasan, dengan teman-teman, dengan orang-orang di lingkungan kita, dengan orang-orang yang kita kenal secara profesional maupun secara sosial, dan lain sebagainya. Tapi mereka semua hanya tahu sedikit bagian tentang diri kita sebenarnya. Orang-orang yang paling mengetahui kita, dan orang-orang yang kita selalu bersama kita dan yang sudah seharusnya menjadi orang-orang yang paling penting di hidup kita. Mereka adalah keluarga kita.

Dan sangat disayangkan, mereka yang melihat sisi paling buruk dari diri kita, mereka yang melihat diri kita atas sisi yang keji, sangat tidak peka, sangat meremehkan, sangat merendahkan dari diri kita. Jadi, kita harus memikirkan ulang, dan bertanya kepada diri kita, manusia seperti apa kita ini? Sampai kita tidak mempunyai hubungan yang baik dengan ibu kita, dengan ayah kita.

Bahkan saya tidak bisa tahan ketika berbincang dengannya..

Saya sudah sangat jarang berbicara dengan istriku..

Dan ketika saya berbicara dengannya, itu hanya untuk menanyakan, “Di mana kunci rumah?”

Atau “Di mana handphoneku?

Atau “Apa kamu sudah mengirim surat itu?

Hanya perbincangan yang tidak mendalam.

Dan ketika dia berbicara, saya tidak benar-benar mendengarkannya, saya hanya seperti, “Uh huh..ya..ok..” seperti itu.. seperti sangat meremehkan.

Dan dia (si istri) tahu itu. Dan kamu (si suami) bertanya-tanya kenapa dia hanya terus berbicara dengan teman-temannya? Anda tahu kenapa dia tidak mau berbicara denganmu. Dan ketika kamu berbicara, dia tidak menanggapinya karen dia tahu kamu tidak benar-benar mendengarkan. Kamu tidak pengertian.

Dan ini berlaku dari kedua pihak. Suami kepada istri dan istri kepada suaminya. Jadi, kita harus benar-benar berpikir, tentang manusia seperti apa kita ini sekarang. Dan oh ya, ini juga tidak terjadi hanya pada orang yang tidak religius. Ini terjadi kepada siapapun. Religius atau tidak religius akan tidak memberikan pengaruh dalam permasalahan ini. Ini adalah masalah diri kita masing-masing.

Untuk para pria khususnya, saya peruntukkan ini untuk Anda dalam topik ini. Kita sebagai pria tidak bisa terlalu ekspresif dalam mengungkapkan perasaan kita. Kita tidak sepeka para wanita, seperti para wanita di dalam keluarga kita. Jadi kita berasumsi, apa yang kita lakukan tidak berdampak secara emosional dalam rumah kita.

Anda tahu, ketika Anda pulang ke rumah, Anda mulai menonton YouTube, atau menonton berita, atau duduk di depan komputer Anda, atau berbicara dengan teman Anda berjam-jam, dan lainnya. Anda berpikir Anda tidak melakukan hal yang salah tapi keluarga Anda merasa Anda tidak mengacuhkan mereka. Anda tidak peduli pada mereka. Anda hanya melakukan urusan-urusan Anda. Anda tidak meluangkan waktu bagi mereka.

Dan Anda harus dapat merubah diri Anda dan menempatkan diri Anda dalam posisi mereka. Pada posisi istri Anda, posisi anak Anda, posisi orang tua Anda. Cobalah melihat dari sudut pandang mereka.

Dan ini tidak datang secara natural dalam diri kita dan tidak mudah bagi kita. Dan ketika Anda sudah melakukannya, untuk dapat menerima, untuk meminta maaf kepada keluargamu bahwa, “Saya telah melakukan hal yang salah.

Saya tahu Anda dapat memikirkan 1000 hal kesalahan yang mereka buat. Tapi Anda harus mulai dari diri Anda. Andalah kepala keluarganya. Anda harus mulai dari diri Anda. Dan ini tidak akan mudah.

Ketika Anda membawa masalah seperti itu, “Ok..aku telah membiarkanmu, aku tahu aku sudah membiarkanmu, dan aku seharusnya tidak seperti itu. Aku akan berusaha untuk menjadi pendengar yang baik.

Anda mungkin akan mendengar hal yang menyakitkan dalam respon mereka. Karena mereka tidak mengira bahwa Anda akan mengatakan hal itu. Dan ketika Anda menyatakannya, mereka akan seperti,

Ya.. memang seharusnya kamu mengakuinya…

Kamu ga tahu seberapa buruk perilakumu selama ini..

Dan lalu Anda merasa untuk menolaknya.

Hal pertama yang dapat terjadi ketika seseorang mengkritik, jika mereka menerima, mereka membuka diri mereka untuk menerima kritikan. Jadi ketika mereka membuka diri mereka seperti itu, dan mereka menerima kritikan, dan ketika mereka seperti itu, respon alami Anda adalah untuk membentengi diri Anda.

Itulah sebenarnya saat-saat ketika Anda tidak boleh membentengi diri Anda. Itukan yang Anda lakukan selama ini. Janganlah membentengi diri Anda lagi. Terimalah itu, dan cobalah untuk menyelesaikannya. Tugas Anda bukanlah untuk memenangkan argumentasi atau supaya Anda menjadi yang menang pada akhirnya.

Tugas Anda adalah untuk mendapatkan hubungan yang lebih baik. Untuk membangun pertemanan yang lebih baik dengan istri Anda. Untuk mendapatkan hubungan yang nyata, yang sangat berarti dengan ayah dan ibumu. Untuk mendapatkan hubungan yang baik dengan saudaramu. Inilah yang penting.

Anda tahu, seringkali, banyak dari Anda yang telah melalui transformasi yang baik dalam agama dan mereka sudah berubah dari mereka yang sebelumnya dan menjadi religius. Dan sudah jelas keluarga mereka tidak seperti itu. Jadi mereka kesulitan dalam berkomunikasi dengan keluarganya. Dan mereka seperti memaksakan Islam kepada keluarganya dan berkata, “Anda tahu, Nabi shallallahu alaihi wasallam diberitahu…

Ya, beliau diberitahu itu karena dia memang sudah menjadi yang terbaik bagi keluarganya. Ada dasar-dasar dalam dirinya shallallahu alaihi wasallam, dia dapat membangunnya dan dia pantas untuk mengingatkan orang-orang tentang itu. Jika Anda tidak memiliki hubungan seperti itu dengan keluargamu, Jika Anda tidak memiliki hubungan yang sehat dengan keluarga Anda, apapun yang Anda katakan, termasuk tentang Islam, itu semua tidak akan bermanfaat.

Islam hanyalah satu dari sekian banyak hal yang Anda katakan yang tidak akan memberikan banyak pengaruh bagi keluarga Anda. Jadi kita benar-benar harus memikirkan tentang semua ceramah, semua hal yang kita dengarkan, saran yang kita terima. Bagaimana hal itu dapat mengubah diriku?

Dan hal termudah untuk mengukurnya, tentang seperti apa Anda merubah diri Anda, adalah dengan mengetahui seberapa dekat hubungan Anda selama ini. Seberapa peka diri Anda terhadap hubungan terdekat itu. Karena pada akhirnya, itu adalah cermin yang baik untuk melihat seperti apa diri kita sebenarnya.Itu dapat memperlihatkan dimana kita berdiri selama ini.

Anda tahu, sangat mudah untuk berbicara kepada orang asing. Sangat mudah berbicara di depan kamera. Bagian yang sulit adalah ketika Anda harus menjalin hubungan dibelakang kamera. Orang-orang di sekitar Anda yang memiliki harapan pada diri Anda dan Anda menaruh harapan pada mereka. Dan Anda harus menghadapi mereka dengan cara yang terbaik.

Jadi saya berdoa semoga kita menjadi orang yang memiliki hubungan yang lebih nyata, lebih sehat, hubungan yang selalu tumbuh yang berdasarkan atas komunikasi yang terbuka dan saling menghormati, yang saling bertoleransi antara satu dan lainnya. Dan kita dapat selalu menggunakan kata-kata yang baik satu sama lain. Dan menghargai hal-hal kecil.

Saya memang tidak membicarakan tentang penghargaan dalam perbincangan ini. Tapi bagian dari komunikasi yang terbuka bukan hanya dengan mengeluhkan hal yang Anda rasakan salah, lalu meluapkan perasaan Anda. Itu juga dengan mengenali hal-hal baik yang orang lain telah lakukan dan menghargai apa yang orang lain telah lakukan dengan benar. Bahwa Anda sangat senang atas apa yang mereka lakukan dan sangat bersyukur karena mereka melakukan itu.

Ungkapkan hal ini. Jangan pernah berpikir keluarga Anda tahu. Tidak ada yang tahu apa yang Anda rasakan. Mereka tidak tahu apa yang Anda rasakan, Anda tidak tahu apa yang mereka rasakan. Ini harus diungkapkan. Kita harus menjadi orang yang pandai mengekspresikan perasaan kita.

Dan untuk kesimpulannya, saya katakan kepada Anda, banyak dari kita, datang dari latar belakang Asia, Arab, Afrika dimana struktur keluarga sangat terasa formalitasnya. Jadi, untuk mengekspresikan diri kita secara terbuka dan secara emosional akan sangat sulit karena kita memiliki hubungan yang sangat kaku ini. Anda harus menyampingi hal itu, dan Anda harus berkomunikasi secara terbuka dengan rasa hormat tentunya.

Tapi Anda harus berkomunikasi dengan terbuka supaya hubungan Anda membaik dan jangan pernah sekalipun Anda pikir Anda tahu apa yang orang lain rasakan. Biarkan mereka mengekspresikan diri mereka sendiri. In shaa Allahu ta ala kita semua dapat membangun keadaaan yang seperti itu di dalam rumah kita. Sampai semua orang merasa nyaman untuk berbicara.

Saya teringat oleh Yaqub alaihisalam, bagaimana ia membuat Yusuf alaihisalam sangat nyaman sampai-sampai ia mau memberitahukan mimpinya. Anak mana yang berpikir, “Aku harus menceritakan mimpi ini kepada Ayahku?

Atau seperti, “Sesuatu terjadi di tempat main, aku harus ceritakan ini pada ayahku.

Atau sebenarnya, “Aku tidak akan ceritakan pada ayahku, aku akan ceritakan pada ibuku dulu.

Aku tidak mau menceritakannya kepada ayahku.

Betapa hebatnya ia (Yaqub alaihisalam) sebagai ayah, sampai ia membuat anaknya sangat nyaman. Yang anaknya mendapatkan mimpi yang tidak ia sukai, dan ia datang dan ceritakan hal ini kepada ayahnya, dan ayahnya tidak mengatakan, “Oh..kamu mungkin hanya salah makan kemarin malam..

Jangan pikirkan itu..

Dia (Yaqub alaihisalam) duduk dengan anaknya, dan ia memujinya (Yusuf alaihisalam), dan ia katakan, “Ini sangat hebat dan kamu memiliki masa depan yang bagus kelak..

Bagaimana Anda bisa katakan pada anak Anda bahwa ia memiliki masa depan yang cerah? Dan Allah akan mencurahkan bantuan kepadanya. Setelah ia melihat sebuah mimpi? Karena dia (Yaqub alaihisalam) tahu, sebagai seorang ayah yang peka, hal terpenting bagi seorang anak adalah untuk merasa yakin. Dia yakinkan anaknya.

Di dalam Quran, Allah menyimpan cerita ini untuk kita agar kita mengetahuinya. Seperti itulah kita harusnya menjadi. Seorang anggota keluarga yang peka dalam berperasaan. Pemimpin yang peka. Pendengar sejati.

Berperasaan peka adalah sama dengan menjadi seorang pendengar yang baik. Kita harus menjadi pendengar yang baik. Dan responlah dengan ciri-ciri bahwa Anda benar-benar mendengarkannya.

Dan akhirnya ia (Yaqub alaihisalam) katakan pada anaknya, “Jangan khawatir, jangan beritahu ini kepada saudaramu, jaga cerita ini olehmu..” Dan hal lainnya.

SubhanAllah.. ini sangat indah.

Jadi, kita harusnya menjadi orang yang seperti itu, Semoga Allah membantu kita dalam mengambil pelajaran dari karakter baik dari Nabi alaihisalam. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Khairukum khairukum li’ahlihi.” (sebaik-baik kamu ialah yang terbaik terhadap keluarganya).

Wa ana khairukum li’ahliy.” (Dan sesungguhnya aku adalah yang terbaik kepada keluargaku.)

Semoga Allah membantu kita dalam mencontoh karakter itu dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam kehidupan keluarga kita. BarakAllahu li wa lakum, Wassalamu alaikum, Quran Weekly


Assalamu alaikum Quran Weekly..

Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata, “Addalu alal khair kafa ilihi.

Seseorang yang menunjukkan kepada kebaikan, mendapat 1 pahala sama dengan yang melakukan amal itu.

Bantu saya, dan bantu Anda semua dan sebarkan kabar baik ini jika Anda mendapatkan manfaat dari perbincangan, dari video ini. Sebarkan kepada teman dan keluarga Anda.. Sebarkan kebenaran ini. Ini adalah program yang benar-benar bagus, saya sangat menghargai usaha yang telah dibuat oleh tim Quran Weekly. Dan saya berdoa semoga Allah memberkahi mereka dan memberikan lebih banyak kebaikan dari mereka.

Usaha seperti ini, Anda tahu, “Siapa yang tidak berterimakasih kepada seseorang, maka ia tidak berterimakasih kepada Allah.

Hadits dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengajarkan kita itu. Jadi kita harus menghargai usaha yang telah dibuat tim ini, dan cara terbaik untuk menghargai usaha mereka adalah dengan membantu mereka mendapatkan lebih banyak pahala mendapatkan pahala untuk Anda sendiri dalam waktu yang bersamaan dengan menyebarkan kebenaran ini, In shaa Allahu ta ala.

Terimakasih.. Wassalamu alaikum.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s