Assalaamualaikum wa rahmatullah wabarakatuhu. Quran Weekly.
Masih bersama saya Omar Suleiman dan kita bertemu lagi di Serial Superstar. Dan kita mulai lagi dengan 10 orang yang dijamin masuk surga. Kita semua tahu, kita pasti punya seseorang yang dibanggakan. Entah itu ayah, ibu, paman, suami, istri, anak-anak, kakak, adik, mungkin? Mungkin juga pak Imam di masjid Anda? Atau mungkin tidak.
Tapi intinya adalah bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam biasa membanggakan seseorang dari keluarganya. Beliau shallallahu alaihi wasallam berkata, “Kalau ada satu orang yang patut dikagumi, maka dia adalah Paman saya.”
Paman beliau (yang dimaksud) adalah Sa’ad bin abi Waqqas radhiyallahu taala ‘anhu. Nabi shallallahu alaihi wasallam mencintai pria ini. Beliau senang memujinya. Dan beliau shallallahu alaihi wasallam memasukkannya sebagai 10 orang yang dijamin masuk surga.
Bahkan, Sa’ad radhiyallahu taala ‘anhu diberikan jaminan lebih dari satu kali. (Yang pertama), ia diberi jaminan surga ketika Perang Badar. (Kedua), Nabi shallallahu alaihi wasallam menjamin beliau secara pribadi. Dan Nabi shallallahu alaihi wasallam memberi Sa’ad sebuah hadiah yang sangat sangat istimewa.
Nabi shallallahu alaihi wasallam berdo’a kepada Allah subhanahu wa ta’ala untuk mengabulkan apapun doa Sa’ad saat itu. Jadi apapun permintaan Sa’ad, Allah subhanahu wa ta’ala pasti akan menjawab doanya. Sekarang Anda mungkin bertanya-tanya, bagaimana mungkin ada orang yang punya kualitas seperti itu?
Dan ngomong-ngomong, kualitasnya sudah teruji. Bahkan, para Sahabat takut menyinggung Sa’ad bin Abi Waqqas karena mereka takut bahwa ia akan berdoa yang jelek terhadap mereka. Dan ada sebuah insiden yang terjadi di Irak suatu waktu. Di mana ada seseorang dan Sa’ad radhiyallahu taala ‘anhu adalah Gubernur Irak pada saat itu di bawah Umar bin al Khattab radhiyallahu taala ‘anhu.
Dan suatu ketika ia memimpin sebuah delegasi di Irak. Dan ada seorang yang mengutuk Ali bin Abi Thalib radhiyallahu taala ‘anhu dihadapannya. Dan Sa’ad radhiyallahu taala ‘anhu berkata, “Jangan mengutuk Ali atau aku yang akan mengutukmu.”
Dan orang itu terus mengutuk Ali radhiyallahu taala ‘anhu. Lalu Sa’ad berdo’a untuk orang itu. Sehingga ada berbagai riwayat yang mengatakan bahwa ada binatang yang muncul di Irak dan orang-orang tidak pernah melihat binatang itu sebelumnya dan binatang itu menginjak orang yang menghina tadi sampai mati. Jadi, mereka tidak berani main-main dengan orang ini.
Tapi, bukan itu yang ingin saya bagi hari ini. Apa yang bisa kita ambil dari kisah Sa’ad dari sekian banyak kelebihannya? Dan saya memikirkan ini, Subhanallah, sebagai komunitas Muslim, apa masalah utama yang kita hadapi? Sebagian akan bilang, tentang ego. Sebagian lagi akan bilang, terlalu banyak politik di dalam masjid. Tapi apa kita tahu, masalahnya bukan pada terlalu banyak politik di masjid.
Masalahnya adalah bahwa orang-orang yang sebenarnya bisa produktif tapi malah terlalu sibuk dengan politik negatif sehingga mereka tidak dapat melakukan apa yang harusnya perlu mereka lakukan. Jadi mereka membiarkan diri mereka untuk menjadi tidak produktif.
Sedangkan Sa’ad radhiyallahu taala ‘anhu, ia diberi umur yang cukup panjang dan dia masih hidup ketika terjadi fitnah pembunuhan Utsman radhiyallahu taala ‘anhu dan fitnah-fitnah lain yang muncul setelah itu.
Sekarang, sikap Sa’ad radhiyallahu taala ‘anhu, walaupun ia kemungkinan menjadi (calon) khalifah. Ia berada di dewan syura yang ditunjuk Umar bin al Khattab radhiyallahu taala ‘anhu untuk memutuskan khalifah berikutnya, yang mana terpilih Utsman radhiyallahu taala ‘anhu.
Ia memutuskan untuk menghindari hal negatif. Dan memang, ada sebuah riwayat dari seorang bernama Al-Hussain bin Kharija al-Ashja’iy radhiyallahu taala ‘anhu. Dia berkata bahwa, “Saya berdo’a kepada Allah subhanahu wa ta’ala ketika Utsman radhiyallahu taala ‘anhu dibunuh, untuk memberikan saya petunjuk akan apa yang harus saya lakukan.”
Dia berkata, “Aku bermimpi bahwa aku berada di antara dunia dan akhirat. aku berada di antara kehidupan dunia ini dan kehidupan akhirat. Dan saya lewat di hadapan sekelompok malaikat. Jadi saya bertemu para malaikat dan saya bertanya kepada mereka, ‘Di mana si syuhada?’”
Yang dia maksud adalah Utsman radhiyallahu taala ‘anhu.
Jadi para malaikat berkata, “Si syuhada berada di tempat yang lebih tinggi lagi.”
Jadi dia bilang, “Saya terus naik sampai saya bertemu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.”
Dan dia berkata, “Saya mendengar percakapan antara Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan Ibrahim ‘alaihissalam.”
Dia berkata, “Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata kepada Ibrahim ‘alaihissalam.”
“[إستغفر لأمتي]” [istaghfir li’ummati] – mintakanlah ampunan buat umatku.
Jadi Ibrahim ‘alaihissalam berkata kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam. Dia berkata, “Engkau tidak tahu apa umatmu lakukan setelah kepergianmu. Mereka membunuh Imam mereka dan mereka mulai menumpahkan darah.”
Jadi Ibrahim ‘alaihissalam kemudian mengatakan sesuatu yang luar biasa dalam mimpi Al-Hussaid bin Kharija radhiyallahu taala ‘anhu ini.
Ibrahim ‘alaihissalam berkata, “[ألا فعلوا مثل ما فعل خليلي سعد؟]” [ala fa’alo mithlama fa’al khaleeli Sa’d?]
“Alangkah baiknya jika mereka mengikuti apa yang dilakukan kekasih saya, teman dekat saya (Sa’ad).”
(Dan kita tahu) Ibrahim ‘alaihissalam adalah kekasih Allah subhanahu wa ta’ala dan Ibrahim’ ‘alaihissalam mengatakan, “Saya berharap mereka melakukan seperti yang teman dekat saya, Sa’ad lakukan.”
Jadi Al-Hussain radhiyallahu taala ‘anhu bangun, dan ia segera pergi menemui Sa’ad radhiyallahu taala ‘anhu dan menceritakan mimpi ini. Dan saat itu, apa yang sedang Sa’ad lakukan?
Sa’ad radhiyallahu taala ‘anhu memutuskan untuk membeli domba, menghindari semua fitnah. Dan memelihara domba, menjauhi semua politik dan menghindari semua hal negatif.
Jadi Al-Hussain bin Kharija menemui Sa’ad untuk menceritakan tentang mimpi ini dan Sa’ad radhiyallahu taala ‘anhu menjadi sangat senang dan gembira dan berkata, “Sungguh merugi orang yang tidak mau dijadikan oleh Ibrahim ‘alaihissalam sebagai kekasihnya.”
Jadi Al-Hussain berkata, “Saya menceritakan mimpi ini agar saya dapat mengambil nasehat dari Anda. Apa yang harus saya lakukan?”
Jadi Sa’ad bertanya, “Apakah Anda memiliki domba?”
Al-Hussain mengatakan, “Tidak.”
Jadi Sa’ad berkata, “Belilah beberapa ekor domba dan sibukkan dirimu dengan domba tersebut sampai fitnah ini mereda.”
Sekarang, apakah itu berarti bahwa Sa’ad radhiyallahu taala ‘anhu menjadi tidak produktif? Maksudnya, setelah menjalani seluruh hidupnya dengan perbuatan baik dan berjuang bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk menyebarkan agama Allah subhanahu wa ta’ala di seluruh dunia.
Apakah itu berarti bahwa Sa’ad radhiyallahu taala ‘anhu kemudian bersantai sambil berkata, “Kalau semua ini sudah berakhir maka baru saya akan kembali menjadi produktif?”
Tidak. Bahkan, kita akan menemukan sebuah riwayat yang menarik bahwa Sa’ad radhiyallahu taala ‘anhu berangkat ke negeri Cina. Sa’ad pergi ke Cina pada tahun 650 M dan dia bertemu dengan kaisar di sana dan membangun sebuah masjid di sana di daerah Gung Juaua yang masih dalam regional Gung Jo.
Saya tidak bisa menyebutnya dengan baik, jadi saya minta maaf jika Anda berasal dari Cina. (Sepertinya ustadz Omar Suleiman hendak mengucapkan kota Guangzhou yang terletak di propinsi Guangdong).
Dan ia membangun masjid di sana hampir 1400 tahun yang lalu dan sampai hari ini masjid itu masih ada dan Sa’ad radhiyallahu taala ‘anhu terus melakukan dakwah di Cina sampai ia mendapat kabar bahwa fitnah yang sudah mereda.
Kemudian ia kembali dan ia terus melakukan perbuatan baik sebagaimana yang ia lakukan sebelumnya. Jadi yang ingin saya ambil dari semua cerita ini adalah kualitas Sa’ad yang bisa kita ambil dari kisah ini adalah menanamkan ketekunan dan tetap produktif. Sa’ad radhiyallahu taala ‘anhu berusaha untuk terus produktif.
Produktivitas. Dakwah. Jika Anda benar-benar memiliki ketulusan dan Anda benar-benar memiliki semangat maka tiada satupun yang akan menghentikan Anda dari berbuat baik.
“[فافعلوا الخيرات]” [faf’aloo al-khayraat]
Jadi majulah ke depan dan lakukan perbuatan baik kapan saja. Jika Anda tinggal di sebuah komunitas di mana Anda memiliki beberapa pandangan negatif di mana ada dua orang Paman Anda saling memaki satu sama lain atau di mana kelompok yang ini mengejek lainnya sesat dan kelompok lain bilang kelompok itu sesat atau orang telah mengusir Anda keluar dari masjid karena Anda masih terlalu muda dan tidak bisa berkontribusi apa-apa.
Anda tidak akan pernah membiarkan siapa pun menghentikan Anda untuk keluar dari dakwah, jika Anda benar-benar tulus. Jadi kita belajar dari sahabat besar ini radiyaAllahu’anhu seorang yang benar-benar mencintai Allah subhanahu wa ta’ala dan akan selalu menemukan cara untuk melayani Allah subhanahu wa ta’ala.
Dan Anda tidak punya alasan apapun karena peluang untuk berdakwah dari Allah subhanahu wa ta’ala sungguh tak terbatas. Kita berdo’a kepada Allah subhanahu wa ta’ala untuk menjadikan kita seperti sahabat besar ini Sa’ad radhiyallahu taala ‘anhu dan mampu untuk menerapkan nasehat ini dalam hidup kita.
Insya Allah minggu depan kita masih terus membahas 10 orang yang dijamin masuk surga. Jazakumullahu khairan. Wassalaamualaikum wa rahmatullah wabarakatuhu.