Lalu ada beberapa realisasi yang sangat penting. Dan itu adalah bahwa kita harus paham, di zaman apa kita hidup. Andaikan saya berbicara topik ini 50 tahun yang lalu, mungkin isi pembicaraannya akan berbeda. Berdasarkan realitas di sekeliling kita.

Meskipun saya tidak akan memberikan analisis sosial yang komprehensif tentang posisi kita, saya ingin berbagi beberapa hal dengan Anda. Kita hidup di masa yang banyak upaya berbeda, beragam pergerakan dan bermacam-macam label. Semuanya bernaung di bawah sesuatu yang kita sebut Islam.

Ada banyak sekali rasa dalam Islam, begitu banyak sekali variasi dalam Islam! Sebagai contoh, masa dewasa saya dimulai di New York. Dan saya menghabiskan sebagian besar masa dewasa, di New York. Dan saya meninggalkan New York lima tahun lalu.

Dan saya terpengaruh Islam pada level yang serius, di New York. Tergantung masjid mana yang didatangi, Anda temukan berbagai jenis Islam. Benar-benar berbeda satu sama lain.

Anda terpengaruh berbagai pemikiran Islam yang sangat berbeda. Saya di sini tidak untuk melabeli suatu kelompok atau ideologi. Saya tidak berbicara tentang yang berada di luar golongan umumnya (mainstream). Saya berbicara tentang Islam Sunni, Islam umumnya (mainstream), dan di dalamnya sangat beragam. Ada banyak variasi.

Sebagai anak muda, saya seperti remaja yang mudah terkesan. Jadi ketika Anda terpengaruh suatu harokah dan Anda berpikir, “Ini pastilah yang benar.”

Lalu Anda terpengaruh yang lain, dan Anda berpikir, “Pasti ada sesuatu yang salah dengan (harokah) yang itu, (harokah) yang ini pasti yang benar.”

Anda terus bereksperimen. Ini adalah pengalaman eksperimental saya di awal masa muda. Tetapi pada akhirnya satu hal menjadi sangat jelas, satu hal menjadi sangat terang. Islam dan perjuangan untuk Islam bukan hanya satu hal. Dan tidak mungkin dimiliki hanya oleh satu kelompok saja. Tidak bisa seperti itu. Masa seperti itu sudah lewat (masa ketika Islam direpresentasikan oleh satu kelompok -red). Masa itu terjadi pada zaman Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Islam dahulu satu. Dahulu satu kelompok. Mereka memiliki pemahaman yang sama terhadap setiap isu. Dan mereka merupakan representasi Islam dan jika ada perbedaan pendapat, mereka dapat langsung bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan beliau dapat menjawab segera.

Kita memiliki al-Quran dan Sunnah, benar!

Tapi apakah terdapat perbedaan penafsiran dari Al-Quran dan Sunnah? Ya.

Apakah akan ada perbedaan intelektual, perbedaan yang logis di antara kita? Tentu saja!

Apakah akan ada bermacam-macam (harokah) muslim? Jelas!

Sekarang, ada dua sikap yang bisa kita pilih. Salah satunya adalah meyakini bahwa yang kita pegang itulah yang benar, dan yang lain bukan hanya salah, tapi mereka menyimpang, rusak, mengajak ke neraka. Menjauhlah dari mereka jika kamu tahu apa yang baik untukmu, dan sebagainya.

Itu salah satu sikap. Dan saya telah melihat sikap itu. Saya dari New York. Saya telah melihat sikap seperti itu.

“Jangan pergi ke sana, mereka akan menyeretmu ke neraka. Jangan dengarkan mereka. Islam-nya rusak. Islam kita yang benar.”

Dan yang lain pun sama saja. Setiap orang (harokah) mengklaim sebagai Islam yang benar. Sementara yang lain, entahlah apa yang mereka lakukan.

Tetapi, pada akhirnya, semakin dewasa pemahaman Anda tentang Islam, semakin Anda menyadari bahwa perjuangan untuk Islam, kerja untuk Islam tidak dimiliki oleh satu kelompok, satu komunitas, satu individu, satu aliran pemikiran (mazhab). Ini tidak akan terjadi. Tidak akan. Itu praktisnya itu tidak mungkin.

Dan jika kita… baru-baru ini Alhamdulillah saya berkesempatan pergi Haji sebagaimana yang telah saya katakan sebelumnya. Anda menyadari betapa banyaknya keragaman dalam Islam, ketika Anda menunaikan haji. Betapa lebarnya perbedaan antar muslim dapat terjadi, Anda akan menyadari bahwa jika tidak melihat di tempat lain, maka (dapat melihatnya) saat haji.