Aku ingin menjadi diri sendiri, aku nyaman atas diriku. Aku tidak perlu memalsukan apapun dan mencoba menjadi orang lain. Dan khususnya untuk para gadis, aku mengatakan kepadamu, gadis-gadis di antara penonton dan anak-anak perempuanku. Salah satu krisis yang kita miliki di Amerika dan menurutku ini terjadi juga di seluruh dunia adalah masalah kepercayaan diri perempuan muslim. (Masalah) kepercayaan diri perempuan muslim.
Kamu punya teman non-muslim yang bebas berpakaian apapun keinginan mereka, dan kita punya batasan tentang bagaimana kita berpakaian. Dan kamu merasa seperti, “Mengapa aku harus terlihat jelek dan mereka justru terlihat sangat cantik?”
Dan sebagian gadis berpikir demikian. “Mengapa aku harus mengenakan ini?”
“Mengapa aku sangat pendek?”
“Mengapa aku sangat gendut?”
“Mengapa aku sangat kurus?”
Atau, “Mengapa aku begini dan begitu?”
“Mengapa jarak kedua mataku berjauhan?”
“Mengapa hidungku sangat besar?”
“Mengapa gigiku tidak rata?”
Kamu berlebihan memikirkan kondisi tubuhmu.
“Mengapa ada bercak di pipiku?”
Kalau kamu merenggangkannya bisa terlihat. Itu sungguh konyol. Dan kamu memandanginya selama 35 menit di cermin.
Kamu harus menemukan kenyamanan atas dirimu sendiri. Kamu harus nyaman dengan siapa kamu sebenarnya. Ini amat penting. Dan jangan berandai akan sesuatu yang orang lain miliki.
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِن فَضْلِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya… (QS An Nisaa 4: 32)
“Wa laa tatamannau maa fadhdholallohu bihii ba’dhokum ‘alaa ba’dh, lir-rijaali nashiibum mimmaktasabuu, wa lin-nisaa’i nashiibum mimmaktasabn, was’alulloha min fadhlih.” (QS An Nisaa ayat 32)
Ayat yang indah.
Jangan berandai dengan sesuatu yang orang lain punya.
“Aku ingin setinggi dia.”
“Aku ingin sekaya dia.”
“Aku ingin punya baju-baju seperti itu.”
“Aku ingin bisa berpenampilan seperti itu.”
“Aku ingin, aku ingin, aku ingin.”
Tidak! Sebenarnya Allah sudah menjadikanmu menakjubkan. Benar. Itu sudah cukup. Dan para orang tua yang berada di barisan penonton, ini benar-benar tanggung jawab kalian khususnya kepada anak-anak perempuan, untuk memuji mereka. Tidak salah bagi kalian (orang tua) untuk mengatakan putri mereka cantik.
Kalian sebaiknya memberi tahu bahwa mereka cantik. Karena jika mereka tidak mendengarnya dari kalian, mereka akan mencarinya dari orang lain, palsu!
Para orang tua, lakukanlah! Kalian benar-benar harus melakukannya.
Anak-anak perempuan kita punya masalah kepercayaan diri yang rendah karena tidak ada yang memuji mereka. Terutama para ayah, bukan para ibu, ibu-ibu mencintai (putrinya). Para ayah, kalian harus hentikan kebiasaan buruk dalam “memuji” anak perempuan. Dan menghentikan sikap, “apapun yang mereka lakukan selalu tidak cukup”. Berhenti bicara merendahkan. Ini menyakiti mereka. Menyakiti mereka.
Dalam Islam, kita selalu bicara tentang hak-hak orang tua, tapi mereka juga punya kewajiban. Inilah kenapa para gadis sering berakhir dengan hubungan yang buruk, jika kalian tidak sungguh-sungguh melakukannya.
Transkrip oleh: RI