Yang pertama, orang mengatakan, kamu tahu Allah sebenarnya memberiku petunjuk dengan kitab ini. Dan jika aku menemukan beberapa pengetahuan dalam kitab ini yang membimbing hidupku ke arah yang berbeda.
(Aku berkata) “Aku akan mengubah diriku, aku akan mencoba mengubah hidupku berdasarkan aturan dari pedoman ini.“
Karena kamu mulai membaca Quran ini, dan mempelajarinya, dan menghafalnya, dan memikirkannya. Dan kamu mulai menyadari bahwa Quran ini menawarkan sebuah gaya hidup yang berjalan ke arah sini, sedangkan gaya hidupmu ke arah sana.
Maka kamu harus mulai mengubah beberapa hal. Maka cara kamu berbicara mulai berubah, cara kamu berpakaian mulai berubah, cara kamu makan mulai berubah, teman-teman yang kamu miliki mulai berubah, jenis pekerjaan yang kamu lakukan mulai berubah, cara kamu mendapatkan uangmu mulai berubah, interaksi dengan keluargamu mulai berubah.
Dan saat perubahan ini mulai terjadi, siapa orang pertama yang melihatnya? Keluarga. Ibumu, ayahmu, saudara perempuanmu, saudara laki-lakimu, sepupumu. Mereka datang kepadamu dan berkata,
“Kamu berubah bro, kamu baik-baik aja?”
“Maksudku, kita semua muslim.”
“Kamu tidak perlu menjadi muslim yang seperti itu.”
“Lepaskan benda itu dari wajahmu.” (jenggot-red).
Mereka akan datang ke anak perempuan ini, seorang Ayah akan datang ke anak perempuannya.
“Mengapa kamu memakai itu di kepalamu?”
“Kamu tidak akan keluar rumah seperti itu kan? Ini Amerika!”
“Jangan lakukan itu!”
“Siapa yang akan menikahimu kalau kamu seperti itu?”
“Mereka akan menangkapmu.”
“Karena melihat jenggotmu.”
Mereka akan mengatakan hal-hal seperti itu. Keluargamu! Ngomong-ngomong, mereka tidak akan mengatakan hal-hal tersebut karena mereka membencimu. Kamu tahu mengapa mereka mengatakan hal-hal tersebut? Karena mereka mencintaimu, dan mereka merasa khawatir akan dirimu. Mereka berpikir kamu mulai gila.
Dan itu bukan merupakan hal baru. Setiap saat orang-orang mulai kembali ke keimanan, apa yang keluarga mereka pikirkan? Ketidakwarasan, adalah satu-satunya alasan. Maka apa yang terjadi, terutama anak-anak muda di sini? Dengarkan!
Saat kamu mulai berubah sedikit lebih religius, sedikit lebih religius dibanding keluargamu. Atau orang tua mulai menjadi lebih religius dibanding anak-anak mereka. Saat itu terjadi, orang-orang yang tidak ikut bergerak bersamamu sedang menunggu.
Menunggu dengan sabar sampai kamu mendapat nilai C pada ujianmu, sampai satu waktu kamu membentak Ayahmu. Dan kemudian mereka akan berbalik dan berkata,
“Apakah ini yang diajarkan Islammu?”
“Ini karena semua urusan masjid itu, itulah mengapa kamu mendapat nilai ‘C’.”
“Itulah mengapa kamu gagal.”
Kamu tahu? Mereka menunggumu berbuat kesalahan, untuk menyalahkan apa? Agamamu. Dan saat ini terjadi, perang psikologis yang terjadi di dalam rumahmu. Kamu melangkah masuk ke rumah, dan itu seperti arena perang. Itu arena perang. Ibumu, istrimu, suamimu, saudara perempuanmu, saudara laki-lakimu, sepupumu, pamanmu, siapapun mereka.
Mereka mengatakan hal-hal yang sangat menyakitkan, sarkastis, jahat. Yang jika orang lain yang mengatakannya, kamu rasanya ingin menabrak mereka dengan mobilmu. Namun kamu harus menerima itu dari mereka, karena mereka adalah keluargamu. Dan pada akhirnya pemuda usia 18, 19, 20, kalian tahu, kalian dikenal memiliki darah panas, jadi apa yang kamu lakukan? Kamu meledak.
“Kalian berusaha membuatku mengikuti nenek moyang dan budaya!”
“Aku berusaha mengikuti sunnah!”
“Dan kamu bahkan tidak memiliki akidah yang benar!”
Kau membanting pintu dan keluar. Ini terjadi! Ini terjadi padamu? Tidak, itu tidak terjadi (padamu). Tetapi saya melihat itu terjadi.
“Dan bahkan jika aku melihatnya, aku tidak ingin memberitahumu.”
Tetapi ini terjadi,
“Keluargaku tidak mengerti.”
Dan kamu mulai menghadiri halaqah dan kelas-kelas dan kursus-kursus bukan karena kamu ingin menghadirinya, tapi karena kamu tidak dapat menangani apa yang terjadi di rumah. Dan kamu hanya ingin jauh dari rumah. Serius, coba cek dirimu. Cek dirimu sendiri.
Kamu lihat, inilah kegagalan terbesar dari pemuda-pemudi kita. Kamu harus menumbuhkan kulit yang lebih tebal. Kamu harus memiliki kulit yang lebih tebal. Kamu harus bisa menerimanya, apapun yang mereka hidangkan, apapun yang mereka katakan.
“Aku berharap kamu tidak pernah lahir.”
“Inikah alasan kami membawamu ke Amerika?”
Benar? Apapun yang mereka katakan, it’s okay. Jadilah yang terbaik kepada orang tuamu. Jadilah yang terbaik kepada orang tuamu. Apapun yang mereka lakukan, mereka tidak bisa lebih buruk daripada Ayah Ibrahim ‘alayhi salam, yang membuat produk syirik untuk distribusi besar-besaran. Dan ia (Ayah Ibrahim) mengusir anaknya – yang benar- dari rumah.
Sering kali, anak muda menceritakan kepada saya, “Oh man, orangtuaku tidak mengerti, mereka tidak memahami.”
Lalu mengapa jika mereka tidak mengerti? Bukan itu intinya! Intinya adalah jika kamu memegang erat petunjuk ini, maka kamu harus memiliki kulit yang tebal. Ada orang-orang yang hadir sebelum kita, yang dikubur hidup-hidup karena mereka beriman. Kamu tidak dapat menerima beberapa teriakan dari orang tuamu? Kamu tidak dapat menerima beberapa komentar sarkastis dari pamanmu setiap Ied (iedul Fitri, iedul Adha)?
“Oh kami tahu bagaimana kamu tahun yang lalu.”
Benar? Mereka akan mengatakan itu, terima itu. Orang-orang sebelum kita menerima hal-hal yang jauh lebih buruk. Berterimakasihlah kepada Allah karena kita mendapat hal yang mudah. Orang-orang selalu tidak bersyukur. Dan kita tidak bersyukur karena kita tidak memiliki sabr (kesabaran -red).
Sabar dan syukur berjalan bersamaan. Saat kamu tidak sabar, kamu mulai mengeluh. Dan fakta bahwa kamu mengeluh adalah tanda kamu tidak bersyukur. Allah memberikan kesempatan-kesempatan ini untuk membangun karakter dirimu. Untuk menjadi orang yang sabar.
Dan kamu tahu? Saya memberikan kamu nasihat. Jika kamu mengambil petunjuk ini dengan serius, terutama para pemuda dan pemudi, saat kamu memiliki masalah di rumah, lakukan lebih banyak hal di rumah! Lewatkan kelas, bersihkan rumah, berikan bunga untuk Ibumu, pijat kakinya. Kamu tahu? Siapkan pajak untuk ayahmu. Lakukan sesuatu!
Sehingga alih-alih menghubungkan pemberontakan dengan Islam, apa yang orang tuamu hubungkan dengan Islam? Pelayanan, karakter yang lebih baik, sikap yang lebih baik. Jangan lakukan hal sebaliknya.