Tulisan ini dibuat untukmu para pemuda/i yang sedang dalam pencarian dan penantian. Semoga Allah kuatkan dalam penjagaan, di jalan-Nya yang lurus.
****
Jatuh cinta, menyukai dan disukai.. Nouman Ali Khan dalam videonya “You’re not it love, You’re just hormonal” (link: https://www.youtube.com/watch?v=fLKCeACH3Pc), membahas terkait hal ini.
Interaksi yang membuatmu berdebar, yang membuatmu terus memikirkannya, apakah kau pikir itu hubungan yang menakjubkan?
Dari awalnya menyapa, sekedar obrolan-obrolan sederhana, hingga perasaan itu mengisi secara perlahan, tanpa kamu sadari.. sampai akhirnya perasaan suka itu terlalu menguasai dirimu..
Kamu berpikir bahwa dirimu biasa saja, produk dari rendahnya percaya diri. Ketika ada yang tertarik dengan dirimu, kau mulai terhenyak dan berkata, “Semenarik itukah aku?”
Kamu berpikir tidak ada orang yang menyukaimu, tidak ada orang yang akan menikahimu, dan berbagai pikiran lainnya.
Tapi tahukah kamu, itu bukan berarti kamu sedang jatuh cinta. Kamu hanya tidak bisa mengontrol hasrat dalam diri, tidak bisa menahan diri dari godaan. Dan sebenarnya kamu merusak kehidupan orang lain, merusak keluarganya. Apakah kau sadar apa yang kamu kerjakan? Dan kamu sebut itu cinta?
Seandainya beratnya bertambah 50 kg, akankah kamu tetap jatuh cinta? Karena dia tetap orang yang sama, dalam ruh yang sama di dalam tubuh. Seandainya dia terbakar oleh suatu peristiwa, dan ada bagian telinganya yang rusak, akankah kamu tetap jatuh cinta? Atau kamu akan mencari penggantinya?
Jika kamu tidak mampu menjawab pertanyaan tersebut, sejujurnya kamu tidak sedang jatuh cinta, itu hanya hormonal. Sewajarnya kita memiliki cukup kedewasaan dalam menyikapi makna cinta dalam kehidupan. Agama kita datang untuk membebaskan kita dari hal-hal yang tidak bermanfaat. Agama Islam tidak mengharamkan jatuh cinta, namun ada kesopanan dan kepatutan yang kamu harus batasi sebelum itu.
Tidak masalah jika kamu tertarik dengan lawan jenis, karena Allah yang menganugrahkanmu rasa tersebut. Tidak ada keharaman dengan perasaan itu, namun kau harus mengontrolnya. Kontrol hidupmu, kontrol interaksimu, kontrol hatimu. Jika kamu tidak bisa menunjukkan kontrol diri dalam salah satu aspek kehidupanmu, maka kamu akan kehilangan kontrol diri dalam aspek hidup lainnya.
Inilah yang telah kita lakukan di dalam sebuah hubungan, yang seharusnya indah. Pernikahan seharusnya hubungan yang indah dan kekal. Namun karena kau mengacu pada berbagai tayangan, drama-drama, dan sinema romantis yang mana perempuan membiarkan dirinya begitu saja jatuh terhadap pria, dan begitu pula sebaliknya. Kamu mulai membangun konsep delusi, dari definisi cinta yang sesungguhnya dalam hidupmu.
****
Banyak orang di masa sekarang yang tidak mengetahui definisi cinta, dan mereka sendiri telah kehilangan kapasitas cinta yang sesungguhnya. Terbuai akan kisah cinta Romeo-Juliet dan kisah cinta Laila-Majnun, padahal itu kisah cinta yang menyengsarakan. Cinta antara Romeo-Juliet membuat mereka bunuh diri. Cinta yang dialami oleh Majnun adalah cinta yang merupakan sebuah penyakit, adapun arti Majnun sendiri adalah kegilaan, kegilaan yang tak terlepas dari penyakit cinta.
“Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat.” – Buya Hamka
Cinta yang membuatmu gelisah, galau, kesesatan berpikir, dan ketidak-tenangan hati itu datangnya dari bisikan setan. Karena sejatinya, cinta yang bersumber dari Allah adalah cinta yang murni, dan suci. Cinta yang terus menghembuskan semangat dalam jalan ketakwaan.
Ada banyak suri tauladan dari Rasulullah dan para sahabatnya, yang mengajarkan kita untuk memaknai bentuk cinta yang sesungguhnya. Mengutip buku Salim A. Fillah yang berjudul “Jalan Cinta Para Pejuang”:
Satu kata cinta Bilal, “Ahad!”
Dua kata cinta Sang Nabi, “Selimuti aku…!”
Tiga kata cinta Ummu Sulaim, “Islammu, itulah maharku!”
Empat kata cinta Abu Bakr, “Ya Rasulullah, saya percaya…!”
Lima kata cinta ‘Umar, “Ya Rasulullah, izinkan kupenggal lehernya!”
Selamat datang di jalan cinta para pejuang!
***
Sebagai penutup dan juga pengingat untuk kita, Allah berfirman dalam QS. Al-Hujurat, ayat 15:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
“Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Kemudian mereka tidak ragu-ragu berjihad dengan harta dan jiwa-nya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.”
Sejatinya, cinta seorang mukmin adalah cinta yang berujung pada keimanan pada Allah dan Rasul-nya. Cinta yang merupakan energi dan kata kerja..
Tulisan ini dari Faizah Fauziah