[Transkrip Indonesia] Respon Terhadap Penembakan Orlando – Nouman Ali Khan


Respon Terhadap Penembakan Orlando oleh Nouman Ali Khan

Rabbisyrahlii shadrii wa yassirlii amrii wahlul uqdatam min lisaanii yafqahu qaulii. Alhamdulillah washshalatu wassalaamu ‘ala Rasuulillaah wa’ala alihi washabihi ajma’in. Tsumma amma ba’du.

Sekali lagi, Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Hari ini kita akan membahas tiga ayat. Ayat 21, 22 dan 23.

Sebelumnya, saya ingin membahas peristiwa yang baru saja terjadi. Saya rasa Anda semua mengikuti berita dari tragedi tak berperikemanusiaan dan mengerikan ini, yang telah membuat masyarakat negeri ini maupun dunia terpukul. Dan terlebih lagi umat Islam.

Pertama-tama, perlu ada penjelasan agar tak terjadi kesalahpahaman. Dalam Islam, kesucian setiap nyawa manusia tak bersyarat. Tak ada pengecualian. Bahkan, sebagian dari ulama kita menuliskan di halaman media sosial mereka bahwa mereka menentang aksi kekerasan ini. Tanpa memandang siapa korbannya karena setiap manusia berhak hidup. Kesucian nyawa manusia dihargai dalam agama kita tanpa syarat.

Seiring dengan tanggapan mereka, muncul reaksi dari Muslim lainnya. ‘Mengapa Anda mengatakan itu’, ‘Mereka pantas dibunuh’, dan sebagainya. Berbagai perkataan yang buruk di kolom bagian bawahnya. Saya tersadar, bahkan pada komentar yang akan saya sebutkan pada Anda ini.

Kita harus menyadari dua hal. Kita mempunyai dua penonton. Penonton non-Muslim yang mungkin sedang telusuri Facebook atau media lainnya, dan mereka ingin mendengar pendapat kita sebagai Muslim. Penonton lainnya adalah umat Islam itu sendiri. Terdapat dua grup penonton yang berbeda.

Seringkali kita berpikir apa yang harus dikatakan untuk menenangkan anggota masyarakat lainnya, para komunitas non-muslim, bahwa kita adalah bagian dari masyarakat ini, juga masyarakat dunia.

Timbul berbagai pertanyaan dalam benak mereka. Pertanyaan yang diangkat media untuk menjadikan insiden ini sebagai pembentukan opini bahwa Islam bertanggung jawab atas semuanya. Inilah yang menjadi pokok pembicaraan. Mereka ingin mendengar pendapat kita sebagai seorang Muslim.

Saat ini terjadi, seringkali kita lebih tertarik melakukan pencitraan, memberi pernyataan yang benar secara politis dan berkata, ‘kami menentang aksi ini’, tapi yang terpenting kita harus memahami bahwa saat tak ada atau semua non-muslim mendengarkan kita, agama Allah tak pernah berubah.

Agama ini kita percayai sebagai wahyu dari Allah dan siapa pun yang melanggarnya, Muslim atau bukan, mereka telah melakukan kejahatan. Ini adalah sebuah kejahatan, bukan yang lainnya. Bahkan bukan suatu topik yang bisa diperdebatkan atau didiskusikan. Tidak. Sepenuhnya berlaku untuk semua hal tanpa syarat.

Dan yang menyangkalnya hanyalah mereka yang tak peduli, bahkan pada prinsip fundamental agama kita. Saya tak akan pernah menyebut mereka sebagai pelajar kitab Allah. Tak mungkin bagi seorang pelajar Al Qur’an berkesimpulan seperti itu. Bahwa membunuh seseorang karena dosa yang dilakukannya itu diperbolehkan. Ini bukan suatu kesimpulan dari studi Al Qur’an pada tingkat mana pun.

Walaupun banyak hal yang bisa dan seharusnya dikatakan, saya tidak kompeten untuk membahas masalah ini secara terperinci karena masalah ini sangat rumit. Tapi, saya akan menyatakan satu hal. Salah satu bagian dari masalah ini, tetapi bukan pokok permasalahannya. Tapi, satu bagian dari masalah ini. Dan bagian itu adalah bagaimana…

Anda bisa menyalahkan media atau teori konspirasi. Anda bisa menyimpulkan dengan logika Anda alasan mengapa hal ini terjadi. Faktanya adalah ada populasi Muslim muda yang terus meningkat dan secara ikhlas ingin kembali pada agama. Mereka berniat mempelajari Islam dan bertobat dari gaya hidup sebelumnya. Mereka ingin menjadi lebih religius dan baik. Dan mereka mempelajarinya daring. Karena kini, cara untuk mencari sesuatu adalah melalui daring.

Berbagai kelompok yang mendorong pembunuhan keji atas nama Islam memiliki sosial media dan mesin produksi yang sangat canggih dan hebat. Mereka menyaingi Hollywood. Mereka sangat hebat. Ada studi tentang kehebatan strategi pemasaran mereka yang menargetkan kawula muda yang mencari pendidikan agama. Jadi, pendidikan agama pertama yang didapatkan oleh kawula muda yang rentan ini adalah Islam versi mereka.

Contohnya saat seorang pemuda, saya hanya berusaha menggambarkan realita. Seorang pemuda yang tidak religius, saat datang bulan Ramadhan, timbul rasa di hatinya karena khutbah atau lainnya, “Aku harus berubah.” “Aku harus menjadi muslim yang lebih baik.” Dan dia mulai menelusuri melalui Google, YouTube dan Facebook untuk belajar, tapi yang pertama ditemukannya adalah sesuatu yang gila. Mereka mengembangkan mesinnya untuk muncul di awal hasil pencarian. Anda paham maksud saya?

Mereka terjebak dalam pemahaman ‘Jika Anda ingin menjadi muslim sejati, lakukanlah jihad’ ‘Demi jihad, Anda harus membunuh orang di sekeliling Anda.’ Jika tidak, Anda munafik. Siapa pun yang tak sependapat adalah munafik, pengkhianat. Mereka bukan Muslim.

Hal pertama yang ditanamkan pada mereka adalah semua orang, umat Islam sekali pun, munafik dan kafir, sehingga tak penting apa pendapat mereka. Pertama, kawula muda ini diputuskan dari komunitas dan keluarga mereka. Kini, mudah untuk memanipulasi dan menanamkan kebencian pada mereka.

Apa yang harus kita lakukan untuk mengatasi masalah ini? Karena ini adalah perang ideologi. Ini adalah pertempuran demi identitas Islam itu sendiri.

Kawula muda yang jatuh ke dalam perangkap ini karena rendah diri, depresi, penyakit kejiwaan atau apa pun itu. Tapi, bagi yang jatuh ke dalam perangkap ini dan insiden ini terjadi berulang kali. Saat ini terjadi, kita harus mundur dan memikirkan solusi jangka panjang untuk masalah ini. Karena, Demi Allah, saat kita berusaha mencari solusi jangka pendek, kita tidak akan menemukannya. Masalah ini tak terpecahkan esok hari.

Kita semua cemas. Semoga Allah tak membiarkan insiden lainnya terjadi, Tapi, kita semua cemas. Karena terjadi peristiwa lainnya tiap beberapa bulan. Kini, kita harus memikirkan solusi jangka panjang. Solusi jangka panjang itu adalah mengarahkan kembali pemikiran para kawula muda kepada pemahaman agama yang sehat. Pemahaman agama yang komprehensif, tanpa rasa menyesal dan sehat. Karena sampai hari pembalasan, akan ada kawula muda yang akan kembali kepada Islam. Itu adalah fakta.

Mereka dengan latar belakang hidup berbeda. Sebagian pindah ke agama Islam.

Sebagian lain berasal dari keluarga Muslim yang tak religius, lalu menjadi religius. Mereka akan mencari tahu tentang Islam. Tempat mereka, sarana mereka untuk menemukan Islam adalah melalui daring dan media. Media sosial terbuka yang mudah diakses oleh seluruh dunia.

Jika kita tak bisa memenangkan pertempuran ini di sana, jika kita tak bisa menyediakan pilihan yang lebih baik di sana… Kita juga harus bisa menyediakan pilihan yang tak hanya sehat, tapi hebat. Sesuatu yang didengarkan oleh kawula muda, lalu mereka tidak hanya belajar menerima Islam, tapi mampu berpikir sendiri mengkritik, dan tidak termanipulasi. Karena pada akhirnya, semua ini hanyalah manipulasi atas nama agama. Hanya itu.

Jiwa-jiwa malang ini tertipu. Mereka dipermainkan. Saya berkesempatan untuk bertemu dengan kawula muda yang telah terhipnotis atau semacamnya. Setelah beberapa jam menata ulang pemikiran gila mereka, akhirnya mereka menyadari bahwa mereka tertipu. Betapa mereka dimanipulasi atas nama Islam dan mereka tak menyadarinya.

Kita harus cerdas untuk memahami yang terjadi pada mereka dan menyediakan pilihan yang lebih sehat. Jangan terjebak dalam penyangkalan. Bukan itu caranya.

Saat kita mengutuk berbagai kelompok, itulah yang mereka inginkan. Mereka mengantisipasi para pengikutnya, ‘Lihat, mereka akan mengutuk kita.’ Itu akan menjadi pembenaran mereka terhadap Anda. Mereka menginginkan perhatian. Mereka tak tahan jika tersedia pilihan lain. Karena pilihan mengalihkan perhatian dari mereka. Entitas ini hidup demi perhatian. Begitulah mereka melatih para pengikutnya.

Mereka berkata, ‘Lihat, akan terjadi hal ini dan mereka akan menyangkal kita’ Saat kita menyangkal, ‘Sudah kukatakan, kaum munafik akan angkat bicara’ Kaum munafik berbicara. Itulah cara mentalitas dan pemikiran mereka dibentuk. Permasalahan ini menjadi tanggung jawab kita sebagai umat, sebelum terciptanya pendidikan Islam yang normal, sehat, dan kokoh yang tersedia di seluruh tingkat masyarakat dan bisa diperoleh kawula muda di seluruh dunia, maka kawula muda ini dalam bahaya. Mereka dalam bahaya dan kita harus ikut bertanggung jawab.

Semoga Allah Azza wa Jalla membantu kita atasi tantangan ini. Semoga Allah Azza wa Jalla memberikan umat keteguhan untuk memegang prinsip agama kita. Bahkan saat sebagian orang mewakili agama kita, walaupun tak mewakili kita. Muslim lain melakukan kejahatan, tapi saya tidak melakukannya. Keluarga saya tidak melakukan kejahatan. Anak-anak saya tidak melakukan kejahatan. Orang lain melakukan kejahatan ini atas nama Islam, tapi pada kenyataannya seluruh umat Muslim dihakimi.

Kita yang harus menjelaskan kepada seseorang yang tak dikenal atau mewakili kita dalam bentuk apa pun. Bagaimanapun juga, kita bertanggung jawab atas cara agama ini diajarkan. Saat agama Islam digunakan untuk meracuni pikiran, keburukan dalam agama digunakan untuk meracuni pikiran, maka menjadi tanggung jawab umat untuk membela Islam apa pun resikonya. Dan apa pun akibatnya. Untuk itu dibutuhkan keberanian yang besar, tapi sangat penting untuk dilakukan.

Sekali lagi, semoga Allah Azza Wa Jalla membuat kita teguh.

Belasungkawa dan doa kami untuk para keluarga dan orang dicintai yang ditinggalkan. Muslim atau non-Muslim, Allah Azza wa Jalla memuliakan semua anak cucu Nabi Adam. “Wa laqad karramnaa banii aadam…” (dari Surat Al-Isra ayat 70: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam…” -red)

Dengan mengenyampingkan dosa, amal baik dan buruk, syirik, tauhid, semua itu, pada akhirnya anak cucu Nabi Adam tetaplah satu. Ketika Nabi Ibrahim AS berdoa, dia mendoakan semua anak cucu Adam. Doanya di saat membangun ka’bah, “…Matsaa batan linnaasi wa amnaa…” (dari Surat Al-Baqarah ayat 125: “…[Baitullah] tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman.” -red) Dia berharap pengabdian dan tempat ini menjadi pertalian antar umat manusia.

Saat para malaikat turun untuk menghancurkan negeri Nabi Luth AS, Siapa yang membela mereka, Nabi Ibrahim AS. Dia tak mengatakan, ‘Mereka semua pantas mati, silakan lakukan.’ Dia tidak meminta lebih banyak malaikat untuk menghancurkannya. Di dalam Al Qur’an, “…yujaadilunaa fii qaumi luuth…” (dari Surat Hud ayat 74: “…Dia pun bersoal jawab dengan [malaikat-malaikat] Kami tentang kaum Luth.” -red) Dia membela kaum itu. Mengapa? Lalu kita berani menyebut agama kita sebagai agama Ibrahim AS. Marilah kita kembali pada prinsip dasar ajaran Nabi Ibrahim AS. Keprihatinan untuk seluruh umat manusia, bukan kutukan.

Semoga Allah Azza wa Jalla membimbing kita.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s