Penyejuk Mata (Bagian 1)


Mata anda merah karena iritasi ringan? Teteskan saja ins..
*ups

Maaf-maaf, tulisan ini sebenarnya tidak ditujukan promosi obat tetes mata. Ini adalah tentang salah satu doa indah yang ada dalam Al Quran.

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Rabbana hab lanâ min azwâjinâ wa dzurriyyatinâ qurrata a’yunin waj-’alnâ lil-muttaqîna imâmâ.

Artinya, “Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami, pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk mata kami, dan jadikan kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Furqan ayat 74)

Penyejuk mata. Dulu saya berpikir bahwa maksud dari frasa “penyejuk mata” itu adalah hal-hal yang nampak indah jika dipandang. Tapi ternyata setelah tafsirnya sangat jauh maknanya dari hal itu.

Dalam bahasa Arab, terdapat dua istilah yaitu “mata yang menjadi panas” dan “mata yang menjadi dingin“. Mata yang panas biasanya digunakan untuk mengekspresikan kesedihan dan kedukaan yang teramat sangat hingga mata menitikkan air mata, ya..air mata kesedihan.

Adkhanallahu ‘ainahu… menjadikan mata panas. Dalam masyarakat Arab dahulu, salah satu di antara perkataan buruk yang boleh diucapkan oleh seseorang kepada orang yang lain adalah “Semoga mata anda menjadi panas.

Apakah yang dimaksudkan dengan ‘panas‘ di sini? Dalam kata lain, ia bermaksud, “Semoga anda senantiasa dilanda kesedihan, hidup tertekan, dan diselubungi sengsara.

Sedangkan qurrata a’yun (mata yang dingin) dalam bahasa Arab digunakan untuk mengekspresikan kondisi yang membahagiakan, sangat membahagiakan hingga mata menitikkan air mata, air mata kebahagiaan. Salah satu contoh dari kondisi ini adalah, bayangkan, kita tengah berada di airport lalu menyaksikan seorang ibu yang akan melepas kepergian anaknya ke tempat yang jauh dan untuk waktu yang lama.

Di sisi lain, ada seorang ibu lain yang tengah menyambut kedatangan anaknya yang telah lama pergi. Kedua ibu itu menangis. Namun ibu pertama menangis karena sedih sedangkan ibu kedua menangis justru karena sangat bahagia. Ya, ibu yang kedua tengah meraakan qurrata a’yun, mata yang menjadi sejuk/dingin..

Selain itu, ada hal lain tentang istilah qurrata a’yunin ini. Pada zaman dahulu, bangsa Arab sering melakukan perjalanan melintasi padang pasir mengendarai unta. Ketika melakukan perjalanan tersebut sering kali terjadi badai pasir yang sangat panas dan perih jika mengenai mata. Oleh karena itu para musafir yang mengalami hal ini sering mencari gua untuk berlindung dari badai pasir tersebut. Dan ketika mereka telah berada di dalam gua dan terlindung dari badai pasir tersebut mereka sering berkata, “Akhirnya mataku menjadi sejuk, qorrata ‘ainayya.

Hal ini untuk mengekspresikan rasa bahagia dan aman karena telah terlindung dari badai pasir tersebut.

Hmm, jadi ternyata dengan ayat di atas Allah mengajari kita agar berdoa meminta pasangan dan keturunan yang menyejukkan mata, yang membahagiakan kita hingga menitikkan air mata bahagia. Pasangan dan keturunan yang membahagiakan karena kesholehannya :’)

Selain itu, kondisi di luar, entah itu ketika kita belajar, bekerja, dan melakukan muamalah lainnya pasti disertai beragam konflik dan masalah, layaknya tengah menghadapi badai. Dan ketika kembali ke rumah, tentunya kita berharap menemukan kedamaian, rasa aman, dan rasa tentram dari keluarga kita, pasangan kita dan keturunan kita. Itulah yang Allah maksud agar kita minta dalam doa di atas..

Qurrata a’yun… penyejuk mata.

Semoga di zaman sekarang ini, di zaman yang orang lain justru banyak mencari kebahagiaan di luar rumah dan merasa bahwa rumah dan keluarganya bagai neraka, Allah mengaruniakan pada kita keluarga yang mampu menjadi penyejuk mata kita… Aamiin.

*****

Memohonkan pasangan dan keturunan yang bisa menjadi penyejuk mata adalah perkara mendesak tentunya. Karena merekalah yang nantinya akan menjadi teman perjalanan kita, lebih dari separuh usia, untuk menuju-Nya.

*****
Kau tahu? Perjalanan kita bukan sekedar menua bersama atau menghambur-hambur modal yang sering orang sebut dengan cinta.

Perjalanan kita adalah maraton yang panjang yang mungkin saja bisa membuat salah satu dari kita limbung dan kelelahan hingga yang satu lagi harus memapah sambil tak henti menyemangati.

Perjalanan kita adalah perjalanan yang bisa saja ditengah-tengahnya penuh dengan hal menyenangkan yang justru mendistraksi. Sarat dengan kerikil yang membuat jatuh dan terluka berkali-kali. Tapi di saat yang sama kita akan saling percaya dan saling menguatkan untuk tak berhenti karena kita tahu kita hanya boleh beristirahat ketika surga telah bersama kita tapaki.

Judul: Penyejuk Mata (part I)
Referensi: Nouman Ali Khan’s lecture “Coolness of The Eyes”
Tulisan ini dari: Lintang Wahyu Mukti

Bagian 1: https://nakindonesia.wordpress.com/2016/06/28/penyejuk-mata-1/
Bagian 2: https://nakindonesia.wordpress.com/2016/06/30/penyejuk-mata-2/

2 thoughts on “Penyejuk Mata (Bagian 1)

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s