Ketika hatimu hancur, ingatlah, Quran itu adalah obat bagi hati yang luka.
Ketika tangisan Nabi Nuh ‘alaihissalam sama derasnya dengan hujan badai yang mengguyur dari langit, ketika hati Ibunda Musa ‘alaihissalam hancur karena ia harus berpisah dengan bayi yang sangat dicintainya, ketika Nabi Adam dan Hawa merasa sangat malu atas kesalahan yang mereka perbuat, ketika rasa sakit yang diderita Nabi Ayyub ‘alaihissalam sama pedihnya dengan kesedihannya karena kehilangan keluarga, mereka menemukan penyejuk hatinya kepada Zat Yang Tidak Pernah Mengecewakan, Yang Maha Bijaksana, Yang Maha Mengetahui.
Anda mungkin saja sedang terluka. Tapi ingatlah, mereka dulu juga merasakan hal yang sama. Al Quran itu berisi cerita dan pengalaman orang dahulu yang menyayat hati. Tapi dengan semua cobaan itu, para Rasul dan orang beriman (‘alaihissalam) tidak pernah bergeming. Mereka menemukan kekuatan, kesejukan, dan keteguhan untuk tetap bersama Allah.
Al Quran itu obat bagi hati yang luka. Al Quran itu untukmu. Allah tidak akan meninggalkanmu, dan Dia juga tidak akan mengecewakanmu, meskipun memang butuh waktu untuk mengerti kebijaksanaan-Nya.
Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu. Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan). Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas. (Qur’an, Adh Dhuhaa ayat 3 sampai 5)
Sumber: https://www.facebook.com/maryam.amirebrahimi/posts/1062412933819563