[Transkrip Kartun Islami] Bertemanlah Dengan Anakmu – Nouman Ali Khan


Orang tua remaja. Orang tua remaja datang kepada saya dan mereka berkata, “Kau tahu, anakku, dia tidak lagi mendengarkanku. Jadi bisakah anda berbicara kepadanya?

Judul Asli: [Illustration] Be Friends With Your Children
Video Asli: https://youtu.be/wKguGaRE4W8

Seolah-olah saya kemana-mana membawa semacam obat yang… kau tahu? Atau mungkin seolah-olah matahari akan turun dan saya akan… (meniup) dan tiba-tiba anak itu akan jadi anak yang luar biasa. Tapi anda tahu, coba anda bicara dengannya. “Tidak, tidak, tidak… Bagaimana kalau Anda yang berbicara dengannya?

Dan dimanakah Anda ketika masih ada kesempatan untuk berbicara kepadanya? Biar kuberitahu sesuatu. Saya akan berbicara tentang orang tua terlebih dahulu, kemudian saya akan berbicara tentang yang sudah memiliki pasangan. Pada kesempatan ini, dua hal inilah yang akan kita bahas. Ada dua jenis hubungan dasar, satu hubunganmu dengan anakmu dan hubunganmu dengan pasanganmu.

Jadi, saya akan berbicara tentang hal yang sangat mendasar untuk kedua hal tersebut. Ketika anakmu masih kecil, ketika mereka anak-anak, saat mereka berumur 5,6,7.. 2,3,4 tahun. Kau tahu hal yang paling penting bagi mereka? Aku punya 5 anak seumuran itu, jadi saya bisa memberitahumu, Saya bisa memberitahumu hal yang paling penting bagi mereka adalah pengakuanmu.

Mereka ingin melihatmu bangga, mereka ingin menunjukkan kepadamu apa yang bisa mereka lakukan… Suatu ketika saya sedang menerima telepon penting, saya sedang menerima telepon penting dan anak laki-lakiku yang berumur 2 tahun datang dan memanggil, “Ayah, ayah, ayah, ayah, ayah…

Dan sayapun berhenti sebentar dan bertanya ada apa? (Anaknya menjawab, “Ehehehe”) hanya itu. Dan saya pun melanjutkan telepon dan dia akan mulai memanggil saya lagi, baiklah, ada apa?

Aku mau menunjukkan sesuatu kepadamu.”

Apa yang mau kau tunjukkan?

Hanya itu. Tapi kau tahu apa yang harusnya saya lakukan? Saya akan berkata, “Ya Allah, itu hebat sekali. Coba sekali lagi.”

Dan menutup telepon tadi.

Kamu harusnya menghargai apa yang anakmu lakukan. Untuk itulah mereka hidup. Keinginan untuk diakui itu jauh lebih besar dari apapun. Saya punya tiga anak perempuan dan apa kalian tahu apa bedanya anak laki-laki dan anak perempuan? Anak laki-laki bisa diam, tapi… anak perempuan tidak bisa berhenti melakukan ini… (berbicara, red.) ya kan?

Jadi suatu hari saya menjemput mereka, yang satu masih kelas satu dan yang satunya kelas tiga. Saya menjemput mereka dari sekolah sebenarnya jaraknya hanya 25 menit perjalanan. Tapi apa anda tahu apa yang mereka lakukan sepanjang jalan?

Ayah, kau tahu apa yang terjadi hari ini? Tadi kami mewarnai seekor dinosaurus dan kami melakukan ini dan itu dan aku mengambil warna ungu, kemudian aku memutuskan untuk menambahnya dengan sedikit warna hijau.”

Dan mereka akan terus, terus, terus, terus dan terus berbicara. Mereka tidak bisa menahannya dan mereka tidak bisa berhenti. Dan saya harus memperhatikan dan mendengarkannya. Saya harus mendengarkannya dan berkomentar, “Ooohh… Lalu bagaimana dengan warna biru?

Tidak, aku tidak menambahkan warna biru.”

Saya harus memperhatikan mereka. Dan anda tahu kenapa saya beritahu ini? Ada sebuah cerita tambahan lagi, hanya untuk sedikit menyadarkan anda. Saya selalu membagikan cerita ini. Anak saya yang paling tua, yang paling besar, namanya Husna. Ketika dia kecil, dia sangat tertarik untuk melukis dengan jari. Jadi dia mencelupkan tangannya dan menggambar dan membuat coretan besar kemudian dia membawa papan itu ke saya. Dan sejujurnya itu hanyalah sebuah coretan tak berbentuk dan saya tidak melihat gambar apapun di situ.

Dan dia berkata, “Ayah, coba lihat apa yang aku buat.

Dan sayapun duduk dan berkata, “Wow, luar biasa. sebuah gunung…

Dan dia berkata, “Bukan yah, itu ibu.

Dan sayapun salah tingkah dan berkata, “Jangan beritahu ibu ya.” ^^

Tapi sebenarnya initisari dari cerita yang ingin saya sampaikan adalah bahwa mereka hidup untuk mendapatkan pengakuanmu, mereka hidup untuk itu. tapi bagi kalian yang punya anak remaja. Apakah mereka masuk ke mobil ketika kalian menjemputnya dari sekolah dan mereka bercerita tentang apa yang terjadi hari itu? Apakah masih seperti itu?

Kau tahu, “Hari ini di sekolah guruku berkata begini dan begitu, dan lainnya dan aku dapat nilai A saat mengerjakan tugas?

Tidak, mereka hanya diam. Dan kalianlah yang berusaha bertanya ke mereka, “Bagaimana tadi sekolahnya?

Baik-baik saja.”

Jadi apa yang kau lakukan di sekolah?

Sesuatu.”

Kau mau pergi ke mana hari ini?

Ke suatu tempat.”

Mereka tidak mau bicara, membuat mereka bicara itu seperti interogasi yang dilakukan di kantor polisi. Dan mereka tidak berbicara apapun kepadamu. Dan sembari kalian berbicara, dia akan mengadu ke temannya, kau tahu.

Ayahku hari ini sangat bawel dan banyak tanya, aku tidak tahu apa yang terjadi, apa kau melaporkan sesuatu ke dia?

Apa yang ingin saya sampaikan sebenarnya sangat sederhana saat mereka masih kecil, anakmu akan mencari perhatian darimu. Tapi ketika mereka beranjak dewasa, kalianlah yang akan mencari perhatian mereka. Tapi, kalau dari sekarang kalian tidak memberikan perhatian kepada mereka selagi mereka masih kecil. Misalnya ketika mereka mendekatimu dengan mainannya dan kalian mengusirnya “Masuk ke kamarmu, ayah lagi nonton berita.”

Pertandingannya sudah dimulai.”

Bisakah kau mengambilnya?

Ayolah aku sudah menjalani hari yang panjang di kantor, aku tidak mau lagi menghadapi ini sekarang.”

Temanku lagi datang nih sekarang. Rumah ini berantakan. Pergi tidur sana. Pergi dari sini.”

Kalau anda punya perilaku seperti ini kepada anak anda, seolah-olah mereka itu adalah hambatan dalam hidupmu, pekerjaanmu adalah di kantor dan ketika kau pulang seolah-olah kau sedang mendapatkan jatah libur? Tidak, kawan. Pekerjaanmu justru baru dimulai ketika kau pulang ke rumah. Itulah pekerjaanmu.

Apa yang kau lakukan di kantor hanyalah sarana agar kau bisa menjalankan tugasmu yang sesungguhnya di rumah. Jadilah seorang ayah. Saya sedang berbicara kepada para laki-laki di sini. Jadilah Ayah yang sebenarnya. Luangkan waktu dengan anakmu. Mereka ada bukan hanya untuk kau titipkan di sekolah, kemudian kau pulang ke rumah setelah bekerja seharian kemudian tidur.

Kau tidak ingin diganggu siapapun. Kau tidak ingin berbicara dengan mereka. Dan sejujurnya, cara paling mudah untuk tidak berbicara dengan mereka adalah belikan mereka iPod Touch dan sebuah iPhone, dan belikan juga mereka komputer dan laptop di kamarnya dengan koneksi internet yang kencang sehingga bahkan anda tidak perlu lagi melihat wajah mereka. Dan mereka akan menghabiskan waktunya di kamar bermain Facebook, sambil mencari orang tua di dunia maya…

Ini serius. Jadilah seorang Ayah, jadilah seorang Ibu. Jangan gantikan figur keAyahanmu dan keIbuanmu dengan hal-hal seperti ini. Karena jika kamu benar-benar melakukannya, saat tiba masanya mereka sudah bisa mandiri, kau tahu apa yang terjadi pada kebanyakan orang tua? Sebagian besar mereka hanya akan melihatmu sebagai uang yang berjalan. Dan satu-satunya masa mereka akan berbicara denganmu adalah “Yah, boleh aku minta 5 dolar?”

Tapi mungkin anak jaman sekarang tidak mengenal lagi 5 dolar, kan? Ini sudah abad ke 20, dan saya sangat mengenal anak muda, mereka tidak pernah melihat uang sekecil itu. Mereka tidak mengenal 5 dolar. Jadi mereka akan meminta, “Bolehkah aku minta 20 dolar? Bolehkah aku pergi ke mall? Bisakah kau mengantarku?

Bolehkah aku ke tempat temanku? Bolehkah aku melakukan ini? Bolehkah aku melakukan itu? Bolehkah aku melakukan yang lain?

Ketika mereka ingin sesuatu, baru mereka akan datang kepadamu. Jika tidak, kau tidak akan melihat mereka. Dan ketika sudah masanya dimana mereka sudah bisa mencari uang sendiri, coba tebak? Kau benar-benar tidak akan melihatnya lagi. Karena uangmu sudah tidak dibutuhkan lagi oleh mereka. Itu sudah tidak dibutuhkan lagi oleh mereka.

Kalau hubungan semacam ini yang sedang anda bangun dengan anakmu, maka anda sedang menuju kehancuran. Kita harus merubah ini sekarang dan cara untuk mengubahnya adalah dan ini mungkin sangat berat untuk diterapkan bagi kebanyakan kita. Kita harus menjadi teman bagi anak kita. Kita harus menjadi teman yang terbaik untuk mereka. Saat-saat paling bahagia dalam hidup mereka harusnya adalah saat bersama kita, orang tua.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s