[Transkrip Indonesia] Komunikasi Yang Efektif & Jelas (Surah Yasin) – NAK – Part 5


Ustadz Nouman Ali Khan melanjutkan kajian Surah Yaa Siin membahas ayat 17 – 19. Dijelaskan bagaimana komunikasi seharusnya efektif dan jelas.

Judul Asli: Clear & Effective Speech (Surah Yasin) – Nouman Ali Khan Part 5
Video Asli: https://youtu.be/UmOitxcLhBA

Makna Kata Balaagh

Akhirnya, kedua kata itu:

[Balaaghul mubiin] *QS Yaa Siin ayat 17

Kata-kata yang sangat kuat. Saya ingin Anda memahaminya lebih dalam. [Balagha] dalam bahasa Arab artinya mencapai. Ilmu komunikasi yang efektif dalam bahasa Arab disebut [Balaaghah]. Komunikasi efektif, ok…

Ide dibalik [Balaaghah] adalah ketika seseorang menyebut ‘kata’. Kata itu seperti… buku retorika terkini mengatakan…. kata-kata itu bagai senapan terisi peluru. Kata-kata itu seperti senjata, targetnya adalah hati Anda, emosi Anda, perasaan Anda, dan pendapat yang bersemayam dalam hati Anda. Itulah target kata-kata seseorang.

Jika mereka menggunakan kata-kata yang bisa menembus rasa aman di dada Anda, tulang rusuk yang ada di sana, masuk ke telinga Anda, menembus dada Anda, dan menghujam dalam ke hati Anda dan mempengaruhi hati tersebut. Itulah yang dimaksud dengan [Balaagh].

[Balaagh] itu sangat luas. Pengertian komunikasi saja belum mampu menyentuh sebagian kecilnya. Kita bicara tentang komunikasi yang menembus hati, transformatif (merubah). Tentang bicara dengan cara seefektif mungkin. Meski kita mengucapkan kata paling efektif, tapi dari manakah perubahan itu berasal? Apakah dari kata-kata kita? Perubahan itu datang dari Allah. Apakah itu sudah diajarkan sebelumnya?

[Innaa nahnu nuhyiil mawtaa] *QS Yaa Siin ayat 12

Kami memberi hidup bagi yang mati. Dialah yang menghidupkan jantung kembali. Lalu mengapa Dia menyuruh orang-orang untuk mengucapkan bahasa yang efektif? Jika Allah akan melakukan itu, saya tak perlu bekerja keras. Bukan begitu cara kerjanya. Aturan Allah dalam kehidupan ini untuk semua hal termasuk dakwah. Termasuk mengajak orang kepada Allah. Anda harus menjadi yang terbaik dan seefektif mungkin yang Anda bisa. Barulah Allah akan berkata [Kun fayakun]. Allah tidak memberikan [Kun fayakun]-Nya secara gratis. Anda harus berbuat yang terbaik, lalu Dia memberi Anda hasil. Jika Anda tidak berbuat terbaik, Dia menolak memberi hasil. Artinya keberhasilan tidak datang karena saya yang terbaik, atau karena saya mencoba menjadi yang terbaik. Keberhasilan datang dari Allah, jika Dia merasa saya pantas menerimanya sebagai hasil usaha saya.

Makna Kata Mubiin

Jadi mereka harus mengusahakan [Balaagh]. Mereka harus membuat komunikasi yang jelas dan efektif terjadi. Bagi Nabi shallallahu alaihi wasallam ini melegakan. Karena beliau tidak harus bicara sepatah pun. Kata yang dibutuhkannya hanya Quran, [Balaagh].

[Fahal yuhlaku illal qawmul faasiquuna] *QS Al-Ahqaaf ayat 35

Pada dasarnya hanya [Balaagh], tapi sebenarnya tidak hanya [Balaagh]. Mereka berkata,

[Wamaa ‘alaynaa illal balaaghul mubiinu] *surah Yaa Siin ayat 17

Kata [Mubiin] atau [Abanaa]. Kata kerja [Abaanaa] berarti memisahkan. Kami akan berkomunikasi denganmu dengan cara yang tak hanya menggugah emosimu dan mempengaruhimu. Kami akan berkomunikasi dengan cara memisahkan kebenaran dari kebohongan. Masukan yang kamu terima, kamu harus pahami sebagai tidak baik sekarang sangat jelas tidak baik.

Dengan kata lain seseorang bisa memberi pidato yang menggerakkan hati orang banyak. Saya sering mendengarkan radio kristiani. Saya bahkan sudah pernah ke acara Joel Osteen (pastor). Saya ketiduran sedikit. Saya cuma ingin melihat apa yang mereka lakukan. Bagaimana mereka memenuhi seluruh stadion setiap akhir minggu. Saya harus tahu.

Dan tahukah Anda semua orang berkata, “Mmmhhhhmmm… mmmhhhmmm! Ya! Yaaa!

Apa yang dilakukannya? Dia menggerakkan bagian mana dari mereka? Hati. Ada [Balaagh] di sana. Tapi tahukah Anda apa yang tak ada di sana? [Mubiin] tak ada di sana. Kejelasan tidak ada di sana. Mereka tidak menjelaskan apa-apa.

Mereka mengatakan hal paling konyol. Dan mereka bisa lolos darinya. Seorang pendeta berkata, “Suatu ketika di suatu pagi saya minum susu coklat. Saya aduk susu dan coklatnya. Saya aduk dan saya mulai berpikir… Anda harus mengaduk hidup Anda. Semuanya aduk… aduk hidup Anda! Bawa Yesus kembali ke dalam hidup Anda! Aduk!

Dan semua yang hadir berkata, “Saya mengaduk! Saya mengaduk! Hehehe… Tuhan saya mengaduk!

[Wa aqimish sholata?] *QS Hud ayat 114, Thaha ayat 14 dan Al-‘Ankabut ayat 45.

Mereka bisa menggerakkan orang-orang untuk mengaduk, tapi tidak ada kejelasan. Anda bisa memberi pidato yang efektif, tapi sebenarnya tidak menyampaikan apa-apa. Itu bisa terjadi. Mereka bisa membakar orang-orang. Dan orang-orang akan berkata, “Haleluya, ya amin, takbiiir!

Mereka bisa melakukan itu, tapi mereka tidak menyatakan apapun dengan jelas. Tidak menjelaskan konsep. Jadi ada kombinasi antara [Balaaghul] dan [Balaaghul mubini]. Menggugah emosi ada dalam [Al Balaagh], tapi menarik pikiran Anda ada dalam [Al Mubiina]. Keduanya harus ada, itulah komunikasi. Jika komunikasi cuma bersifat akademik… Surat Yasin adalah surat Makkiyah yang diturunkan sebagai surat ke 30 dari Quran dan memiliki 83 ayat…Ibn Katsir zzz…zzz….zzz…

Saya bisa memberi Anda informasi, mungkin juga [Mubiin]. Namun itu juga perlu [Balaaghah]. Begitulah efektifnya komunikasi. Dan itu adalah warisan para Nabi ‘alaihissalam. Jika Anda tak paham itu. Anda tahu apa yang dilakukan orang-orang dengan ayat ini? Saya suka… ngomong-ngomong kukumu itu haram. Apa?

[Wamaa ‘alaynaa illal balaaghul mubiinu] *surah Yaa Siin ayat 17

Hehehe. Tanggung jawab kita hanya menyampaikan pesan. Hehehe… Apa? Quran apa yang kamu baca monyet? Bukan begitu caranya.

Ok, sekarang mereka berkata akan berkomunikasi dengan jelas, dan orang-orang ini tak bisa, tidak dapat merespon dengan kecerdasannya. Jadi mereka harus membuat alasan konyol lainnya. Mereka berkata,

[Qaaluu innaa tathayyarnaa bikum] *QS Yaa Siin ayat 18

Kalian kami anggap orang-orang terkutuk, kalian kami anggap pertanda buruk.”

Hal-hal buruk mulai terjadi sejak Nabi palsu ini datang, cuaca menjadi buruk atau hal lainnya.

[La’in-lam tantahuu] *QS Yaa Siin ayat 18

Jika kalian tidak berhenti.

[Lanarjumannakum] *QS Yaa Siin ayat 18

Kami akan merajam kalian. Rajam bisa berarti melempari dengan batu hingga mati. Bisa juga berarti melempar batu saja. Setiap kami melihatmu, kami lempar dengan batu. Itulah yang akan kami lakukan, kami membuat kebijakan untuk melempari batu kemanapun kamu pergi. Seperti mengucapkan kepada syaitan, [A’uudzubillaahi minas syaithaani arrajiim]. Ini bukan berarti kita merajamnya sampai mati, tapi kita mengusirnya.

Jadi [Lanarjumannakum] bisa berarti merajam hingga mati, juga bisa berarti setiap bertemu denganmu sekarang kami tahu harus berbuat apa. Ambil batu dan lemparkan sehingga dia pergi. [Lanarjumannakum]. kami bahkan tak sanggup mendengarkanmu lagi. Begitulah besar kutukanmu bagi masyarakat kami.

[Wa layamassannakum minnaa ‘adzaabun aliimun] *QS Yaa Siin ayat 18

Dan jika itu tidak cukup kamu akan melihat hukuman yang sangat berat akan mengenaimu, dan itu dari kami. Kamu adalah kutukan dan kami harus meredakannya. Masyarakat kami harus disucikan dari ini. Pesan kotor yang kamu sebut Islam. Racun ini, kanker ini, harus dibuang dari masyarakat kita. Dalam ayat ini bukan hanya percakapan saja yang terjadi. Bermula dari dianggapnya kita sebagai kutukan lalu berlanjut hingga kutukan ini terasa seperti penyakit. Kami tak ingin masyarakat jadi sakit, maka kami akan menjauhkanmu seperti orang berpenyakit menular dipisahkan dari sekelilingnya. Jadi kami merajammu untuk menjauhkanmu. Jika itu tidak berhasil kami terpaksa menyiksamu. Itulah yang terjadi di sini. Sekarang mereka mulai diancam

Saya ingin Anda memahami siapa yang mendengar ayat ini. Ini bukan hanya sebuah cerita. Ingat ada tiga pendengar di sini. Nabi sendiri, orang-orang yang percaya (beriman), dan orang yang tidak percaya (tidak beriman). Kepada Nabi diberitahukan inilah yang terjadi setelah,

[Laqad haqqal qawlu ‘alaa aktsarihim] *QS Yaa Siin ayat 7

Ketika kebenaran benar-benar nyata dan mereka masih tak percaya tak ada gunanya memberi mereka pertimbangan. Jika kamu tidak mundur dari tuntutanmu mereka tak punya alasan lagi. Mereka tahu ini benar, maka mereka mulai mengada-ada seperti kamu terkutuk. Dan jika itu tidak manjur mereka akan mulai mengancammu. Mungkin mereka akan mencoba untuk membunuhmu. Nabi sedang disiapkan mentalnya, begitu juga para sahabat bahwa hal buruk akan segera terjadi. Bukan kali pertama, sudah pernah terjadi sebelumnya.

Semua kembali kepada warisan Nabi shallallahu alaihi wasallam. Selalu kembali kepadanya karena begitulah awal surat ini. Makna lain dari [Innaa tathayyarnaa bikum] *QS Yaa Siin ayat 18 …

[Lam nara ‘ala wujuhikum khairan fi ‘aisyina] *dari tafsir Ibnu Katsir, makna lain dari [Innaa tathayyarnaa bikum]

Salah seorang sahabat berpendapat salah satu maknanya adalah, “Kami tak pernah melihat satu kebaikan pun datang darimu untuk masyarakat kami. Apa gunanya pesanmu bagi masyarakat kami? Perlihatkan padaku manfaatnya.”

Ada orang yang beralasan, “Ya saya ingin berpikir tentang Islam. Tapi bagaimana Islam bisa memperbaiki ekonomi? Memperluas lapangan kerja? Meningkatkan kesehatan? Perlihatkan padaku kegunaan dari Islam ini sehingga saya mau mengikuti ajarannya.

Islam bisa memberi manfaat tapi bukan karena itu dia datang. Islam datang memberimu pesan kebenaran. Para rasul tidak datang untuk melayani ekonomimu atau melayani kesehatanmu. Para rasul datang untuk memberi tujuan hidupmu. Saat kamu mengikuti tujuan itu apakah memberimu manfaat? Ya, tapi jika kamu mulai menjadikan Islam sekedar manfaat, kamu akan melupakan apa Islam sesungguhnya.

Sebagian orang mengatakan Islam memiliki program diet yang sangat bagus. Puasa Senin-Kamis sebenarnya baik untuk otak Anda dengan beberapa manfaat penting. Sudah ada penelitian ilmiah tentang penurunan berat badan bla bla bla… Ok, bagus! Saya siap menjadi muslim, daftarkan saya! Karena saya sudah lama berusaha menurunkan berat badan. Hehehe…. hanya itu. Bukan begitu caranya… Bukan karena itu para rasul datang.

Jadi [Tathayyarnaa bikum] berarti manfaat keduniawian apa yang kita lihat.

Kekerasan Terjadi Akibat Rendahnya Nalar

Semua yang kamu bicarakan adalah bahwa kami berbuat salah. Kami tak boleh menipu pelanggan lagi. Kami tak boleh melakukan hal-hal memalukan lagi. Kamu melarang kami dari semuanya. Jadi kami siap membunuhmu. Jika mereka siap membunuhnya, itu bagian terpenting ayat ini. Jika mereka siap membunuhnya tahukah Anda apa yang diakui ayat itu? Ayat itu mengakui bahwa mereka tak punya alasan lagi. Jika Anda melakukan kekerasan sama artinya Anda tak punya nalar lagi. Ini juga terjadi pada anak 6-7 tahun. 2+2 = 4.

Tidak, lima!” Kata anak yang besar dan gendut.

Tidak, empat!

Tidak, lima!” Kataku.

Tidak, empat!” Kata si Desi (*orang asia selatan) ceking.

Tinju melayang, “Lima!

Ya, lima, lima, huhu!

Hehehe…

Jika Anda tidak bisa menalar maka Anda menggunakan kekerasan. Sebenarnya itu berarti Anda tak punya alasan lagi. Artinya Anda keliru. Penggunaan kekerasan sama dengan kekalahan, pengakuan akan kekalahan. Ini penting untuk dipahami bukan?

Ketika Islam dilecehkan, yang sering terjadi akhir-akhir ini, sekelompok orang memutuskan menanggapinya dengan kekerasan atas nama Islam. Anda tahu apa yang mereka lakukan? Mereka membuat Islam seperti tak punya jawaban cerdas. Kritik yang sama dilontarkan Allah kepada mereka yang tak percaya sekarang bisa dilontarkan pada yang percaya. Menakutkan… Betapa menurunnya kecerdasan kita jika berpikir bahwa kekerasan adalah reaksi yang tepat. Betapa jauhnya kita dari ajaran asli. Sungguh luar biasa!

[Qaaluu thaa-irukum ma’akum] *QS Yaa Siin ayat 19

Para nabi sangat cerdas. Mereka menjawab, “Kutukanmu bersamamu!” Kutukan yang baru kamu lontarkan bersamamu, apa artinya? Ini bukan [Thaa-irukum bikum]. Jika iya, artinya sangat berbeda yaitu, “Kamulah yang terkutuk!

Kamu pikir kami terkutuk? Kami pikir kamulah yang terkutuk! Dan beberapa orang mengartikannya begitu. “Kutukanmu bagimu! Semoga kamu dikutuk -wa’alaikumul cursed-.”

Bukan begitu artinya, jika begitu maka seharusnya [Thaa-irukum bikum] bukan [Ma’akum]. [Ma’akum] merubah seluruh arti.

Arti [Thaa-irukum ma’akum] yang pertama adalah, “Jujurlah.” Kamu tahu alasan sesungguhnya mengapa kamu membuat cerita kutukan ini. Kamu tahu alasan sebenarnya kamu tak mau menerima kebenaran. Kamu tahu alasan sebenarnya kamu tak ingin melakukan perubahan dalam hidupmu. Kamu ingin selalu meloloskan diri dengan ketidakadilanmu. Kamu tahu apa yang sebenarnya kamu miliki.

Kedua, “Sadarlah.” Kutukanmu hanya bersamamu, artinya hanya di dalam pikiranmu. Ini hanyalah salah satu imajinasimu, ini tak masuk akal. Kami memberimu pesan yang menyentuh emosimu dan menarik nalarmu, [Balaaghun mubiin]. Kamu kembali dengan sesuatu mencoba menakut-nakuti orang-orang. Hanya menyentuh emosi mereka. Tak punya landaran nalar dan rasio, [Tathayyarnaa bikum].

Kami pikir kalian terkutuk. Kamu memiliki reaksi rendahan. Dan ini reaksi yang berlebihan. Menanggapi nalar dengan nalar. Tanggapanmu agar menalar dengan tahayul, “Kamu terkutuk.” Lebih jauh lagi kamu menanggapi dengan ancaman, “Kami akan merajammu.”

Bahkan kamu siap untuk membunuh.

[Wa layamassannakum minnaa ‘adzaabun aliimun] *QS Yaa Siin ayat 18

Ini adalah reaksi berlebihan. Itulah mengapa kata,

[Bal antum qawmun musrifuuna] *QS Yaa Siin ayat 19

Kamu adalah bangsa dengan tanggapan berlebihan. Kamu berlebihan. Pahamilah arti berlebihan (excessiveness), tanggapan berlebihan. Tidak hanya menyangkut kekerasan, tapi menyangkut tiga hal. Dimulai dengan tahayul, ancaman, dan kekerasan. Saya ingin bicara khusus tentang tahayul berlebihan. Allah menganugerahkan otak bagi semua manusia. Alhamdulillah kita punya sesuatu yang indah yang disebut otak. Yang seharusnya kita gunakan. Quran selalu menganjurkan kita untuk menggunakannya [Afalaa ta’qiluun].

Tahayul Merusak Nalar

Allah juga mengajari cara yang tepat untuk berpikir. Gunakan nalarmu, pikirkan dunia di sekitarmu. Pikirkan sejarah dan wahyu. Gunakan otakmu, kan? Tapi bagi sekelompok orang itu tidak cukup. Mereka ingin melihat sesuatu yang lebih. Mereka suka percaya tahayul. Inilah pola pikir seorang musrif. Hal yang disuruh Allah untuk dipikirkan tak cukup buatmu. Kamu ingin lebih.

Sekarang penyakit ini juga menyerang muslim. Kita harus membuat cerita 80 jin. Kita harus percaya pada berkat dari kata-kata ini, jika kita ucapkan sekian kali maka motormu tak perlu ganti oli. Kita membuat hal yang berlebihan ini karena apa yang diberikan Allah tidak cukup. Kita butuh lebih banyak lagi. Atau seseorang menguna-gunai sepupuku makanya dia tidak lulus di fakultas kedokteran. Kita harus melepaskan guna-guna itu, jadi saya pergi ke Hogwarts hehehe…

Pikiran yang berlebihan ini akan mengendalikan pikiran Anda. Meski Anda mendengar hal yang masuk akal, karena otak Anda penuh sampah ini. Sampah mistik yang tak masuk akal atas nama Islam. Anda takkan bisa berpikir jernih lagi.

Ini [Bal antum qawmun musrifuuna] *QS Yaa Siin ayat 19

Penerjemah: SM
Editor: AA
Subtitle: NAK Indonesia

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s