[Transkrip Indonesia] Bagaimana Menanggapi Serangan San Bernardino & Paris – Nouman Ali Khan


Saat ini umat Islam terus menerus menghadapi banyak cobaan sulit. Berbagai kekerasan atas nama Islam terus terjadi ditambah industri Islamofobia. Kaum muslimin di seluruh dunia dilanda rasa takut. Untuk kasus San Bernardino dan Paris Attack, ustadz Nouman Ali Khan menasehati agar kaum muslimin belajar dari kasus Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu.

Sedangkan terhadap Islamofobia, ustadz Nouman Ali Khan mengingatkan agar umat muslim untuk kembali kepada Allah, cukuplah Allah yang menjadi pelindung. Jangan takut dengan musuh Islam yang tampak memiliki segalanya untuk menaklukan Islam.

Judul Asli: San Bernardino & Paris Attacks (How to Respond) – Khutbah by Nouman Ali Khan

Alhamdulillah, alhamdulillahil khaliqil wujudi minal ‘adam. Wa ja’ilinnuri minaz zulam. Wa mukhrijis sabri minal alam. Wa mulqit taubati ‘ala nadam. Fanasykuruhu ‘alal mashaibi kama nasykuruhu ‘alan ni’am. Wa nushalli ‘ala rasulihil akram li syarafil asyammi wa nuril atam. Wal kitabil muhkam. Wa kamalin nabiyyina wal khatam sayyidi waladi adam. Alladzi basyara bihi ‘Isa bnu Maryam. Wa da’a libi’tsatihi Ibrahimu ‘alaihis salam. Hiina kaana yarfa’u qawa’ida baitillahil muharram. Fa sallallahu ‘alaihi wassalam wa’ala athba’ihi khairil umam. Alladzina baarakallahu bihim kaafatannasil ‘araba minhum wal ajam.

Alhamdulillah, alladzi lam yattakhidz waladan wa lam yaqul lahu syarikun fil mulk. Wa lam yaqul lahu waliyyun minazzulli wa kabbirhu takbira. Walhamdulillah, allazi anzala ‘ala abdihilkitaba. Walam yaj’al lahu ‘iwaja. Walhamdulillah, allazi nahmaduhu wa nasta’inuhu wa nastaghfiruh. Wa nu’minu bihi wa natawakkalu ‘alaihi. Wa nauzu bihi min syururi anfusina. Wa min syaiati ‘amalina. Man yahdihillahu fala mudhillallah, wa man yudhlil fala hadiyallah. Wa nashadu an la ilaha illallah, wahdahu la syarikalah. Wa nashadu anna muhammadan ‘abdullahi wa rasuluh. Arsalahullahu ta’ala bil huda bi diinil haq liyuzhirahu ‘ala diini kullihi wa kafa billahi syahida. Fasallallahu ‘alaihi wa sallama tasliman katsiran katsira tsumma ‘amma b’adu fainna asdaqal haditsi kitabullah. Wa khairal hadyi hadyu Muhammadin shallallahu ‘alaihi wa sallam. Wa innal syarral umuri muhdatsatuha wa inna kulla muhdatsatin bid’ah wa kulla bid’atin dalalah wa kulla dalalatin finnaar.

Yaqulu subhanahu wa ta’ala fi kitabihil kariim. Ba’da an aqula ‘audzubillahi minassyaitanirrajiim. Alladziina qaala lahumun naasu innan naasa qad jama’uu lakum fakhsyawhum fazaadahum iimaanan wa qaaluu hasbunallaahu wani’mal wakiilu. Fanqalabuu bini’matin minallaahi wa fadhlin lam yamsas-hum suu-un wattaba’uu ridhwaanallaahi wallaahu dzuu fadhlin ‘azhiimin. Rabbisy rah lii shadrii wa yassir lii amrii wahlul ‘uqdatan min lisaanii yafqahuu qawlii. Wallahumma tsabbitna ‘indal mauti bi laa ilaaha illallah. Wallahummaj’alna minalladzina amanu wa ‘amilussalihaat wa tawasau bilhaq wa tawasau bissabr. Aamiin yaa rabbal aalamiin.

Khutbah hari ini sangat sulit. Seperti yang kau ketahui, ada berita terkini dari California. Tentang tragedi mengerikan yang tidak masuk akal. Bagaimana sepasang suami istri yang memiliki bayi bisa melakukan hal yang dituduhkan pada mereka. Dan bagaimana muslim seharusnya menanggapi. Bagaimana seluruh bangsa seharusnya menanggapi. Sebenarnya semua orang bingung dengan masalah ini. Dan ada orang yang mengambil kesempatan seperti ini untuk menyebarkan ketakutan, mereka sudah melakukannya. Tidak begitu lama sebelumnya kita harus berurusan dengan masalah di Paris, di belahan dunia lain. Dan kita terus menerus dikungkung oleh masalah yang sama.

Sebenarnya minggu lalu, perjalanan internasional untuk halaqah dalam bidang tafsir saya batalkan untuk menolong masyarakat Irving. Saya berpikir bagaimana menghadapinya sesuai Quran. Yang akan saya lakukan minggu ini insya Allah ada dua hal. Singkatnya saya ingin berbagi, tak hanya bagaimana muslim seharusnya bereaksi, tapi muslim juga harus paham bagaimana Quran merespon. Bagaimana kitab Allah menjawab hal semacam ini. Hal ini pertama-tama bermanfaat untukmu sendiri.

Kedua, kau harus mempelajari kitab Allah, sehingga kau bisa berbagi kitab Allah. Di balik “syarr” [*kejahatan -red], di balik tragedi yang melingkupi kita, sebenarnya ada kesempatan untukmu. Karena orang akan datang dan bertanya padamu. Teman non-muslim akan datang dan bertanya padamu. Teman di kampus, atau rekan kerjamu akan bertanya. Pada saat itu kau tidak bisa hanya bingung atau mengatakan sesuatu yang tidak kau ketahui. Mungkin itu adalah kesempatan untuk berbagi sesuatu dari kitab Allah. Semoga kau mengingat apa yang akan saya bagi hari ini, insya Allah, dan mungkin menggunakannya untuk diri sendiri. Hal pertama yang ingin saya bagi, saya mencoba kurang dari lima menit karena sebenarnya ini bukan topik khutbah saya. Hanya sebagai peringatan untukmu dan diriku sendiri.

Perspektif Jihad

Kitab Allah sangat serius dan mutlak menyatakan bahwa orang tak bersalah, sipil, dan sebagainya tak boleh dilukai. Tidak mungkin bagi muslim untuk melakukan hal tersebut dan menganggap itu bagian dari jihad. Sama sekali tidak mungkin. Faktanya, membunuh manusia lain cenderung dianggap sama dengan membunuh semua manusia. Yang merupakan kejahatan terbesar di antara semua kejahatan terhadap manusia lain.

Untuk bisa memahaminya dengan tepat, sehingga kau paham bahwa Quran mengutuk hal semacam ini.. Kau tahu, jika muslim mengutuknya, itu satu hal, saya ingin memberimu pemahaman bagaimana Quran, kitab Allah, mengutuknya. Allah menggambarkan dalam Quran Madaniyah saat Nabi hijrah ke Madinah. Semua orang di sini tahu bahwa musuh adalah Makkah, orang-orang Quraisy. Dan muslim sering berperang dengan mereka. Dalam waktu beberapa tahun saja, kita telah berperang dengan Quraisy tidak hanya Badr, Uhud, atau Ahzab, ada pula bentrokan-bentrokan kecil di antaranya. Sehingga kita selalu dalam keadaan perang dengan orang Makkah. Mereka adalah musuh dan pastinya mereka adalah orang musyrik yang masih menyembah berhala, tak ada keraguan bahwa mereka adalah kuffar. Mereka adalah orang yang harus kita perangi, mereka adalah musuh kita.

Lalu muncul suatu situasi ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pergi ke Hudaibiyah, karena beliau bermimpi akan melaksanakan haji. Beliau datang ke sarang singa, langsung ke mulut musuh. Di sana, lalu mereka mulai bernegosiasi. Saat bernegosiasi, -saya harus menyingkat ini karena waktunya hanya lima menit-, salah satu utusan kita Utsman radhiyallahu ‘anhu datang ke Makkah untuk bernegosiasi, tapi dia tak kembali. Dia menghilang dan tak seorangpun mendengar beritanya. Dan hari sudah hampir berlalu dan para muslim mulai bertanya-tanya; apakah mereka membunuh utusan kita? Apa mereka membunuhnya? Mereka mencintai Utsman radhiyallahu ‘anhu. Sekarang isu berkembang di perkemahan muslim bahwa Utsman telah datang ke Makkah, dan orang Mekah membunuhnya.

Ingat kita telah berperang dengan mereka tiga kali. Dan telah ada dua pertiga Quran dari diturunkan kepada mereka. Ingat juga bahwa mereka yang mengejek dan mempermalukan Nabi. Merekalah yang mengusir Nabi dan juga orang-orang Muslim dari rumahnya. Ini adalah orang-orang yang telah melakukan segala macam kesalahan kepada muslim. Sekarang setelah semua itu muncul isu bahwa mereka telah membunuh Utsman.

Sekarang muslim menjadi haus darah, mereka akan turun tangan. Mereka sadar, mereka datang untuk berhaji, tidak bersenjata. Tapi mereka tak peduli. Mereka berbaiat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk membalas dendam bagi Utsman. Kami akan membalas kematian Utsman. Bagaimanapun kami akan berperang. Meski akan terbunuh, kami tak peduli. Mereka siap melakukan itu. Keberanian itu diperintahkan Allah dalam Quran, tapi dalam surat yang sama Allah mengomentari keberanian tersebut.

[Idz yubaayi’uunaka tahtasy syajarati] *QS Al Fath ayat 18

Saat mereka bersumpah padamu di bawah pohon. Dalam surat yang sama kemudian Allah menjelaskan bahwa mereka tak jadi pergi karena Utsman kembali dengan selamat, tidak terbunuh, jadi tak perlu ada pertumpahan darah.

Hanya Allah Yang Bisa Menilai Iman Di Hati Seseorang

Tapi saat Allah menggambarkan bahwa tak perlu pertumpahan darah, Dia memberi alasan mengapa tak ada pertumpahan darah. Inilah alasan Allah. Coba kau ingat ini, pada akhir surat Al Fath.

[Wa lawlaa rijaalun mu’minuuna, Wa nisaaun mu’minaatun, Lam ta’lamuuhum an tathauuhum, Fatushiibakum minhum, Ma’arratun bighayri ‘ilmin, Liyudkhilallaahu fii rahmatihi man yasyaau, Law tazayyaluu la’adzdzabnaal ladziina kafaruu, Minhum ‘adzaaban aliimaan] *QS Al Fath ayat 25

Karena ada lelaki-lelaki yang beriman dan wanita-wanita yang beriman, yang belum kamu ketahui di dalam kota Makkah. Ada para lelaki yang beriman dan para wanita yang beriman, yang memiliki iman dihatinya… Kamu tak tahu siapa mereka. Kamu tak bisa mengetahui siapa yang punya iman di dadanya.

Ingat, ini Makkah.. Setiap kali berpikir tentang Makkah, muslim berpikir tentang orang-orang yang mereka perangi, musuh. Allah berkata, sesungguhnya tidak, bahkan mereka yang kamu anggap musuh, di dalam kota itu ada orang yang beriman dan kamu tidak tahu. Kamu tak tahu siapa yang bersyahadat secara terang-terangan atau menyembunyikan iman dalam hatinya.

[Rijaalun mu’minuuna, Wa nisaaun mu’minaatun, Lam ta’lamuuhum] *QS Al Fath ayat 25

Kamu tak mengenal mereka sama sekali.

[An tathauuhum] *QS Al Fath ayat 25

Jika kamu menyerang mereka, kamu akan menghancurkan mereka, kamu akan membunuh mereka. Kamu akan membunuh orang yang beriman, orang yang punya iman dalam hatinya.

Bisakah kamu melihat iman di hati seseorang? Tidak. Bisakah kamu melihat seseorang dalam perjalanan menuju iman kepada Allah? Tidak.

[Fatushiibakum minhum, Ma’arratun bighayri ‘ilmin] *QS Al Fath ayat 25

Keburukan, kemalangan, perpecahan, akan ditimpakan kepada kalian umat (muslim). Dan kamu bahkan tak sadar akan menjadi bangsa (umat) terburuk. Tak ada yang mau mendekat padamu karena kamu membunuh seseorang yang mungkin beriman.

Ini orang-orang yang kita perangi langsung. Ini orang-orang Makkah. Para kuffar. Quran sangat keras terhadap mereka. Seringkali saat menggunakan kata kuffar, musuh (‘aduwwu), Quran sedang bicara tentang Quraisy. Namun saat bicara tentang memasuki sebuah kota dan membunuh, Dia berkata, “Tidak kamu tidak boleh melakukan itu, itu untuk di medan perang. Itu bukan untuk sebuah kota.” Tidak boleh, mungkin saja ada orang beriman di dalamnya dan kamu tidak tahu. Lalu Allah tambahkan,

[Liyudkhilallaahu fii rahmatihi man yasyaau] *QS Al Fath ayat 25

Allah akan merahmati siapa yang diinginkan-Nya. Kamu tidak bisa memutuskan siapa yang dihukum dan tidak. Memangnya kamu penguasa? Dalam kemarahannya, muslim menganggap mereka tak pantas diampuni. Allah berkata, memangnya kamu siapa bisa memutuskan begitu? Siapa yang memberimu kuasa? Aku memutuskan siapa yang Ku-ampuni dan tidak. Saat itu, mereka tidak jadi berperang, dan tak lama setelahnya, Abu Sufyan, salah satu pemimpin musuh kemudian menjadi muslim. Jika peperangan terjadi, dia mungkin sudah tewas. Allah berkata, Dia merahmati siapa yang dikehendaki-Nya.

[Law tazayyaluu la’adzdzabnaal ladziina kafaruu, Minhum ‘adzaaban aliimaan] *QS Al Fath ayat 25

Jika telah benar-benar terpisah antara yang beriman dan kufar, jika di sebuah lingkungan hanya ada yang beriman, dan lingkungan lain ada yang tak beriman… Jika itu mungkin terjadi, Allah sendiri yang akan menghukum bangsa tak beriman itu,

[La’adzdzabnaal ladziina kafaruu] *QS Al Fath ayat 25

Dia tak butuh bantuanmu untuk menyerang mereka. Allah gambarkan dalam ayat ini orang yang percaya dan tidak, orang yang beriman dalam hatinya dan tidak, akan selalu bercampur dalam masyarakat. Mereka takkan bisa dipisahkan. Kau tak bisa menemukan dalam sebuah sekolah, toko, atau kantor, dan semua orang di dalamnya beriman. Atau pada suatu lingkungan semua orang beriman dan pada lingkungan lain tak seorangpun beriman, sehingga Allah akan menghancurkan tempat itu. Tidak akan terjadi demikian. Meski Allah pernah menghancurkan sebuah bangsa di masa lalu,

[Famaa wajadnaa fiihaa ghayra baytin minal muslimiina] *QS Adz-Dzaariyat ayat 36

[Fa-akhrajnaa man kaana fiihaa minal mu’miniina] *QS Adz-Dzaariyat ayat 35

Kami pisahkan semua yang beriman, lalu menghancurkan sisanya. Faktanya bangsa itu masih ada, artinya orang beriman masih ada dan mereka bercampur.

Kamu tidak bisa menyerang siapapun. Subhanallah… Ini hanya untuk kita, bukan untuk pencitraan, atau apa yang kita katakan pada non muslim. Pertama, kita harus paham bagaimana cara berpikir. Kita tahu itu salah, tapi saya ingin kau paham perspektif Quran. Meski kau pikir seseorang adalah musuh, masalahnya tak sesederhana itu. Quran ingin kau berpikir mendalam.

Namun khutbah hari ini sebenarnya lebih banyak tentang kita sendiri dan bagaimana kita selalu berada pada posisi yang menegangkan saraf ini. Ketika banyak dari kita adalah orang tua, memiliki anak. Dan orang-orang ini tak paham, apa arti hal ini bagi kita. Kita tidak berpikir seperti mereka. Kita berpikir, “Ya Tuhan, nanti kalau kita ke bandara atau ke mall.” Mereka akan berkata, “Mereka kelihatannya tak bersalah seperti yang lain, tidak ada di daftar, mereka hanya suami isteri muslim yang sedang berbelanja di mall. Tapi hanya Tuhan yang tahu apa isi tas mereka.”

Islamofobia Adalah Industri

Sekarang keluarga kita ketakutan, anak-anak kita ketakutan, kita mengkhawatirkan anak-anak kita, kita stress. Kau tak bisa pergi sejauh ke Wallmart atau toko lain tanpa berpikir, “Siapa yang akan melakukan sesuatu padaku.” Kau harus berhati-hati menuju parkiran dan berpikir apa yang terjadi pada sopir taksi malang itu di New York. Saya tak tahu berapa banyak insiden. Ini situasi yang menakutkan bagi kita dan keluarga. Masjid ini tahu pasti bagaimana menakutkannya keadaan ini. Namun di tengah semua teror itu, di tengah ketakutan yang kita alami, ada orang-orang yang ingin menangguk uang dari ketakutan ini. Karenanya mereka melakukan ini. Mereka melakukannya bukan karena benci kita, tapi karena mereka cinta uang, kau harus ingat itu. Kebenciannya pada kita sangat kecil, cintanya pada uang sangat besar. Mereka menghasilkan banyak uang dari industri Islamofobia. Ini bentuk kapitalisme. Itulah artinya bagi mereka. Makanya hal ini takkan berhenti meski kau sudah panjang lebar menjelaskan bahwa muslim cinta damai, bahwa ini salah. Ada beberapa orang akan tetap melakukannya, karena ini karir mereka. Ini cara mereka menjual bukunya, ini cara mereka mengisi perutnya. Mereka akan melakukannya. Jadi mesin-mesin itu takkan pernah berhenti.

Tapi saya akan mengingatkan kita semua bagaimana seharusnya kita berpikir, dan bagaimana menemukan kekuatan. Ayat ini muncul di otak saya segera saat saya berpikir tentang situasi kita. Saya mulai pada tahap yang tak terduga. Sebenarnya saya mulai dari ayat yang saya bacakan pada bagian bahasa Arab khutbah ini.

[Alladziina qaala lahumun naasu innan naasa qad jama’uu lakum] *QS Ali Imran ayat 173

Allah menggambarkan sekelompok orang yang datang kepada mereka dan berkata,

[Innan naasa qad jama’uu lakum] *QS Ali Imran ayat 173

Ya Tuhan kami tak ada keraguan tentang itu. Semua orang bersekutu melawanmu, mereka merencanakan sesuatu terhadapmu.

[Fakhsyawhum] *QS Ali Imran ayat 173

Kamu pasti takut pada mereka, ngeri terhadap mereka. Ada orang yang berpikir, mungkin ini saatnya meninggalkan Amerika, mungkin Kanada lebih baik. Mungkin saya harus sedikit memendekkan jenggot atau mencukurnya habis. Atau berdiskusi dengan keluarga apakah para wanita masih harus berhijab? Mereka terlihat terlalu muslim, terlalu jelas. Dengar, kau masih terlihat muslim, kau tidak bisa berubah.

Orang-orang Sikh dipukuli, orang Hindu dipukuli karena dikira muslim. Mereka tidak cukup pintar untuk membedakan muslim dan non-muslim. Namun orang-orang berpikir mungkin jika kita menjelaskan, maka mereka takkan terlalu membenci kita atau mungkin selama hidup saya, saya lupa menjaga tetangga saya. Dan hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang 40 tetangga ke arah sini dan ke sana, saya tak pernah memikirkannya. Tapi hari ini saya menyadari mungkin saya harus menjaga para tetangga saya. Mungkin setelah itu mereka akan berpikir saya orang baik. Sekarang kau baru ingat ya? Ketulusan macam apa itu, jika berpikir perlindungan datang dari orang lain.

Mengandalkan Allah

Muslim diberitahu orang-orang berkumpul menentangmu. Muslim diberitahu, mereka berkumpul menentangnya.

[Fakhsyawhum] *QS Ali Imran ayat 173

Takutlah kepada mereka. Saat muslim mendengarnya, apa reaksi mereka?

[Fazaadahum iimaanan] *QS Ali Imran ayat 173

Iman mereka makin bertambah.

[Waqaaluu hasbunallaahu] *QS Ali Imran ayat 173

Cukuplah Allah bagi kita.

[Wani’mal wakiilu] *QS Ali Imran ayat 173

Betapa hebatnya pilihan yang kita ambil kepada yang menjaga segala sesuatu tentang kita, yang kita andalkan. Kepada siapa kita mengeluhkan semuanya, yakni Allah. Ini saatnya kembali kepada Allah. Siapa yang kembali kepada Allah? Saat kita berkata mengandalkan Allah.. Saat kau mengandalkan seseorang, saat saya mengandalkan seseorang pengacara, pembuat bangunan, maskapai penerbangan, maka instruksi apa pun yang diberikan akan saya ikuti. Saya ikuti karena saya mempercayainya, dan apa yang dia perintahkan adalah untuk kebaikan saya. Inilah arti dari mengandalkan seseorang. Tak hanya percaya, tapi semua yang diperintahkannya pada kau, kau yakin bahwa itu baik untukmu. Jika kita ingin mengandalkan Allah mari ikuti perintah-Nya. Dengarkan apa yang dikatakan-Nya dan lakukan, karena itu yang terbaik untuk kita.

Orang yang tak percaya Allah, bahwa ketika Allah menyuruhmu untuk sholat, maka sholat itu baik untukmu, orang yang tak yakin bahwa jika Allah mengatakan sesuatu itu haram, itu buruk untukmu. Kau tak yakin, kau tetap melakukannya. Lalu saat masalah datang, kau ingin mengandalkan Allah. Itu bukan mengandalkan. Ketika berkata kita mengandalkan Allah, artinya meletakkan keyakinan pada Allah, apa yang baik bagi mereka. Saat mereka berpaling kepada Allah mereka tahu bahwa jika mengikuti tuntunan-Nya, Dia akan melindungi mereka, memberi mereka kebaikan.

[La-akaluu min fawqihim wamin tahti arjulihim] *QS Al Maidah ayat 66

Mereka akan diurus, jika mereka patuh. Ini janji yang sama kepada bangsa yang terdahulu.

Jadi mereka berkata cukup Allah bagi kita. Ngomong-ngomong, pada ayat sebelumnya mereka tidak pesimis, tapi optimis. Keadaan sangat buruk, ayat ini menggambarkan situasi Uhud, setelah 60 muslim terbunuh. Nabi juga hampir terbunuh. Beberapa di antara mereka terluka, lalu ada berita musuh datang kembali menyerang. Lalu ayat ini turun. Kita sudah ditekan oleh berita buruk, ada tambahan berita buruk lagi.

Allah menggambarkan inilah orang-orang yang saat diberitahu bahwa orang-orang menentangmu, kamu harusnya takut, tapi Allah cukup baginya. Cukuplah Allah bagi kita. Lalu ayat selanjutnya,

[Fan qalabuu bini’matin minallaahi wa fadhlin] *QS Ali Imran ayat 174

Ini sunnah Allah, jika mereka benar-benar mengandalkan Allah. Jika mereka nyaman bahwa Allah akan mengurus mereka. Saat memasrahkan urusan mereka kepada-Nya, mereka kembali dengan pertolongan khusus dari Allah,

[Bini’matin minallaahi] *QS Ali Imran ayat 174

Dan di atas itu,

[Wa fadhlin] *QS Ali Imran ayat 174

Di atasnya hadiah tambahan dari Allah. Allah tak hanya akan mengeluarkanmu dari kekacauan ini. Dia akan memberimu lebih dari sebelum kekacauan ini dimulai,

[Wa fadhlin lam yamsas-hum suu-un] *QS Ali Imran ayat 174

Tak satu bahayapun bisa mengenai mereka.

Ini janji Allah kepada mereka yang yakin kepada-Nya: bahaya tak bisa menyentuhmu,

[Wattaba’uu ridhwaanallaahi] *QS Ali Imran ayat 174

Dan orang-orang itu, satu-satunya yang mereka kejar adalah membuat Allah senang. Bukan membuat orang bahagia. Mereka menyadari pertolongan sejati adalah dari Allah, selama Dia di sisi mereka, mereka akan baik-baik saja.

[Wattaba’uu ridhwaanallaahi wallaahu dzuu fadhlin ‘azhiimin] *QS Ali Imran ayat 174

Allah-lah yang memiliki pertolongan besar.

[Fadhlin ‘azhiimin] *QS Ali Imran ayat 174

Fadhlin azhim, bentuk nakirah [*bentuk isim bertanwin -red] di sini, berdasarkan komentar beberapa ulama, artinya beberapa pertolongan besar. Artinya cara Allah menolong tak bisa kau bayangkan. Kau tak tahu cara Allah menolongmu. Dalam kondisimu, kau tak bisa melihat bahwa ini akan berakhir baik. Allah akan menjadikan sesuatu yang tak terpikirkan bisa jadi baik, berubah jadi baik. Dia akan mengeluarkan kebaikan dari hal yang tak kau bayangkan. Yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dapat menghasilkan segalanya dari apa pun.

[Wallaahu dzuu fadhlin ‘azhiimin] *QS Ali Imran ayat 174

Lalu Allah gambarkan,

[Innamaa dzaalikumusy syaythaanu yukhawwifu awliyaa-ahu] *QS Ali Imran ayat 175

Ayat demi ayat adalah seperti kondisi kita. Dia berkata semua yang kamu dengar, semua propaganda yang kamu dengar, semua itu perbuatan syaitan.

[Yukhawwifu awliyaa-ahu] *QS Ali Imran ayat 175

Dia menanamkan ketakutan kepada orang yang menjadi temannya. Pernyataan yang sangat kuat. Semua itu adalah pekerjaan syaitan, menanamkan rasa takut kepada temannya sendiri. Ini cukup menakutkan, karena Allah mengajarkan kita jika kita selalu dalam ketakutan, sama artinya dengan menjadi teman syaitan.

[Yukhawwifu awliyaa-ahu] *QS Ali Imran ayat 175

Subhanallah. Jika kau mulai kehilangan rasa takut kepada Allah. Takut adalah kecenderungan alami manusia. Bagi orang beriman, jika rasa takut pada Allah memudar dan perasaan bergantung pada Allah memudar, ruang kosong itu akan diisi oleh syaitan. Jika kau membiarkan syaitan memasuki hati, apakah dengan menakutimu atau lainnya, artinya kau menjadikannya teman. Kau serahkan urusanmu kepadanya,

[Yukhawwifu awliyaa-ahu] *QS Ali Imran ayat 175

Kau berikan hatimu kepada musuh.

[Falaa takhaafuuhum] *QS Ali Imran ayat 175

Maka jangan takut kepada mereka. Allah berkata jangan takut pada mereka, jangan takut kepada orang-orang. Saya tak memintamu melakukan hal-hal konyol. Jangan masuk ke toko dan berkata, “Saya muslim dan saya tak takut karena demikian perintah Allah.” Tunggu…

Seorang saudari memakai hijab, masyaallah, kau melakukan jihad fi sabilillah setiap kau keluar rumah, wallahil aziim [*Demi Allah Yang Maha Agung -red]. Para pria, kalian mungkin tak terlihat terlalu muslim, para wanita terlihat muslim setiap waktu. Setiap saat semua mata memandangnya penuh kebencian, dan mereka menghujatnya. Berapa banyak saudari dan ibu kita mendengarnya di lingkungan mereka ini. Mereka tinggal di sini dan mereka mendengar hal buruk. Dan kita tak berada di sisi mereka.

Mereka menyetir dan mendengar hal-hal buruk, belanja dan mendengar hal buruk. Mereka melihat bagaimana orang memandang mereka, mereka mengalaminya setiap saat. Tapi itu tidak berarti kau harus ke sana jika tidak perlu, Kau juga perlu hati-hati. Ada orang gila di luar sana menunggu untuk mencelakakan kita. Kita tak bisa berkata, “Bagaimanapun Allah akan melindungi. Ayo ke toko senapan, atau ayo ke sebuah konvensi atau yang lainnya.” Tidak. Jangan menantang bahaya, tapi jangan takut, selama kau berhati-hati dan kau mengandalkan Allah. Bahaya bisa datang kepadamu, tapi yakinlah, jangan sampai dikalahkan rasa takut. Itu bukan cara yang baik untuk hidup.

[Falaa takhaafuuhum wakhaafuuni in kuntum mu’miniina] *QS Ali Imran ayat 175

Jangan takut kepada mereka, takutlah kepada-Ku jika benar kamu beriman.

Sumber Daya Sejati Adalah Allah

Lalu Allah gambarkan bahwa kondisi menakutkan ini yang dialami muslim, ketika ada sekelompok orang, mereka seperti punya sumber daya yang tak terbatas. Mereka menggunakan seluruh sumber dayanya untuk menanamkan takut dan kebencian terhadap muslim. Itu yang mereka lakukan, seperti kata saya, sebuah industri. Dan sepertinya mereka punya lebih banyak uang dari kita.

Kita hampir tak punya uang untuk menjaga air untuk berwudhu tetap mengalir di masjid. Dan mereka punya milyaran dollar untuk membuat kampanye iklan, membeli politisi, menerbitkan buku dan menyuarakan media. Semua penghasil berita utama, dan ya Tuhan, mereka punya semua sumber daya ini dibanding kita. Bagai sebuah biji dengan hutan, ini bukan kompetisi yang imbang, jika menyangkut sumber daya.

Jadi Allah menggambarkan masalah ini, ketika Muslim merasa putus asa karena mereka tak punya sumber daya. Dan pihak yang membenci muslim seperti punya segalanya. Jadi Allah menggambarkan, karena Dia yang mengatur, Dia yang memberi mereka sumber daya, Dia yang memberi kita apa yang kita miliki. Bagaimana cara kita memahami persamaan ini?

Allah berkata dalam ayat yang sama,

[Wa laa yahzunkal ladziina yusaari’uuna fiil kufri] *QS Ali Imran ayat 176

Mereka yang melakukan segala cara untuk memperpanjang alasan tidak beriman. Jangan biarkan mereka membuatmu sedih. Dengarkan sekali lagi, terhadap mereka yang mengusahakan kekufuran, jangan biarkan mereka membuatmu sedih, menjadi depresi oleh mereka. “Dengar apa yang beritakan, lihat apa yang mereka lakukan, lihat apa yang mereka lakukan di sini, dengar yang mereka katakan di sana, lihat kebijakan mereka dan sebagainya.” Jika hal-hal tersebut membuatmu tertekan, kau tepat menuju arah yang dilarang Allah. Tepat melawan arah yang diperintahkan Allah. Allah berkata jangan biarkan mereka membuatmu depresi; karena kau orang beriman.

[Wa laa yahzunkal ladziina yusaari’uuna fiil kufri] *QS Ali Imran ayat 176

Ini yang dikatakan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jangan depresi dan pesimis karena berita itu adalah sunnah, memenuhi sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bahkan tidak diperbolehkan depresi saat hampir terbunuh. Jangan, tidak boleh sedih karenanya. Beliau pingsan, giginya syahiid (tanggal). Sahabat berpikir beliau terbunuh. Saat tersadar, beliau gusar. Lalu beberapa ayat turun mengomentari apa yang terjadi di Uhud. Inilah ayat itu. Beliau diperintahkan bahkan saat ini: kamu tidak boleh bersedih, apapun yang mereka lakukan. Tak peduli apa keberhasilan mereka. Mereka nyaris membunuhmu, bahkan saat ini pun kamu tak boleh sedih, tetap optimis. Kamu adalah orang-orang dengan alhamdulillah. Orang-orang optimis yang selalu memiliki alasan untuk memuji Allah, selalu punya alasan bersyukur pada Allah.

[Wa laa yahzunkal ladziina yusaari’uuna fiil kufri] *QS Ali Imran ayat 176

Allah berkata,

[Innahum lan yadhurruullaaha syay-an] *QS Ali Imran ayat 176

Dengar, mereka tak bisa mencelakai Allah. Saya tak pernah bilang mereka bisa mencelakai Allah, saya tahu mereka tak bisa mencelakai Allah. Masalahnya mereka bisa mencelakai saya. Lalu kenapa Allah berkata, “Jangan khawatir mereka tak bisa mencelakai Allah?” Karena kamu dan semua milikmu bukanlah milikmu, tapi datang dari sebuah sumber, yakni Allah. Mereka tak bisa menyentuh Allah, tak bisa mencelakai Allah. Artinya sumber yang memberimu, melindungimu, memeliharamu, merencanakan untukmu, berada di luar jangkauan mereka. Sumber yang kamu miliki adalah Allah. Sumber yang mereka miliki adalah uang, media, dan kekuasaan, itu yang mereka punya. Kamu punya Allah. Sumber daya mereka takkan bisa menyentuh sumber dayamu. Sumber dayamu adalah Allah.

[Innahum lan yadhurruullaaha syay-an] *QS Ali Imran ayat 176

Mereka tak dapat mencelakai Allah dengan cara apapun.

[Yuriidullaahu allaa yaj’ala lahum hazhzhan fiil-aakhirati] *QS Ali Imran ayat 176

Allah hanya ingin tak sedikitpun tertinggal bagi mereka di akhirat. Orang-orang yang menjadi musuh kebenaran ini dan ingin menyebarkan kebencian dan ketakutan, Allah ingin mereka terus mengerjakan kejahatannya, hingga mereka menggali lubang yang semakin dalam di akhirat. Allah bahkan tak mau memberi satu ons ampunan dan Allah tak mau menghukum mereka di akhirat. Dia ingin mereka menggali lubangnya di dunia ini dulu. Jangan khawatir…

[Walahum ‘adzaabun ‘azhiimun] *QS Ali Imran ayat 176

Mereka akan merasakan hukuman yang pedih.

Status Para Penjual Keyakinan

[Innall adziinasy tarawuul kufra bil-iimaani] *QS Ali Imran ayat 177

Tinggal dua ayat lagi. Mereka yang mengganti keyakinan menjadi tidak yakin. Orang-orang yang tertekan berkata saya tak mau berpegangan di jalan Islam lagi. Sangat sulit, terlalu banyak tekanan. Saya tak ingin sholat lagi, tak ingin terlihat seperti muslim lagi, tak ingin mengenal Allah lagi. Karena terlalu banyak masalah dalam Islam. Saya tak mau bertahan lagi, saya ingin membaur, menjadi normal seperti yang lain. Seperti yang lain normal saja, hehe. Allah berkata, mereka yang menjual kepercayaannya. Bagaimana dengan mereka?

[Lan yadhurruullaaha syay-an] *QS Ali Imran ayat 176/177

Mereka juga tidak bisa mencelakai Allah. Artinya mereka bergabung dengan musuh. Kau tak dapat mengandalkan mereka yang menjadi muslim saat suasana mendukung, dan lari menjauh saat kesulitan menimpa.

Jangan seperti mereka, kau akan kehilangan sumber sejati, Kau akan kehilangan Allah dari sisimu. Kau mungkin berpikir memperoleh pendukung, namun sudah kehilangan semua yang lainnya. Saya bertemu seorang lelaki, berbincang dengannya di mall.

Assalamu ‘alaikum, Wa ‘alaikumus salam. Kami berkenalan, lalu saya melihat sebuah salib. Saya berpikir, “Kamu bilang Wa ‘alaikumus salam..?”

“Ya, saya pindah agama.”

“Anda menjadi kristiani, benarkah?”

“Saya tidak benar-benar pindah, tapi mereka menawarkan perlindungan politik. Dan saya punya masalah imigrasi. Lalu saya pergi ke gereja lalu pindah agama, saya menikah dengan salah satu dari mereka. Tapi saya sebenarnya masih muslim.”

Wow!

[Lan yadhurruullaaha syay-an] *QS Ali Imran ayat 176/177

Mereka tak bisa mencelakai Allah dengan cara apapun.

[Wa lahum ‘adzaabun aliimun] *QS Ali Imran ayat 177

Mereka bermain-main dengan agama, mereka akan memperoleh hukuman yang pedih.

Rumus Kebaikan Dan Kejahatan

Ini ayat terakhir, semua ini tentang kita sendiri.

[Wa laa yahsabannal ladziina kafaruu annamaa numlii lahum khayrun li-anfusihim] *QS Ali Imran ayat 178

Jangan pernah berani membayangkan atau mengasumsikan bahwa perpanjangan yang Kami berikan kepada mereka yang tidak beriman. Sumber daya yang terus Kami langgengkan untuk mereka, Kami memberi lebih banyak pada mereka, adalah baik bagi mereka. Jangan pernah berpikir trilyunan uang yang mereka punya adalah baik bagi mereka. Jangan pernah berpikir sumber daya mereka, mesin propaganda mereka adalah baik buat mereka. Jangan pernah perpikir begitu. Jangan pernah mengeluhkan itu, jangan pernah memikirkannya.

[Innamaa numlii lahum liyazdaaduu itsman] *QS Ali Imran ayat 178

Kami hanya memberi mereka lagi dan lagi. Kami memperpanjang sumber daya mereka sehingga mereka akan menambah dosanya sendiri. Sehingga mereka akan menerima tanggung jawab lebih besar di akhirat terhadap diri mereka sendiri.

Ketika seorang melakukan kebaikan, pahami rumus ini, saat seseorang berbuat baik, Allah beri kekuatan untuk lebih banyak berbuat baik. Ketika mereka melakukan lebih banyak kebaikan, Allah beri kekuatan dan kemampuan lebih agar mereka bisa melakukan lebih banyak kebaikan. Allah membuka lebih banyak kesempatan buat mereka.

Ketika seseorang melakukan kejahatan… Allah berkata, jika itu maumu, Aku bukakan pintu berikutnya, lanjutkan saja ke pintu kedua. Saat melewati pintu kedua dan melakukan lebih banyak dosa, Allah bukakan pintu ketiga dan berkata jika itu pilihanmu, jika ingin masuk lebih dalam, silahkan. Jadi saat orang-orang melakukan kejahatan, Allah membiarkan pintu terbuka buat mereka. Dan mereka terus memilih dan menggali lebih dalam.

[Zhulumaatun ba’dhuhaa fawqa ba’dhin] *QS An Nuur ayat 40

Mereka terus menggali lubang lebih dalam. Dan Allah tidak mendorong mereka ke dalam, melainkan hanya membuka pintu. Bukankah ini arah yang ingin kamu tuju? Dia tidak melarang orang-orang menuju arah yang mereka inginkan. Dia tidak memaksa mereka dan tidak pula melarangnya. Allah berkata, Aku terus memperpanjang, Aku terus memberi kesempatan bagi mereka untuk berbuat jahat. Coba lihat apakah mereka akan melakukannya? Dan mereka melakukannya.

[Innamaa numlii lahum liyazdaaduu itsman] *QS Ali Imran ayat 178

Kami lakukan ini agar mereka bisa menggali lubangnya lebih dalam, meningkatkan dosa mereka sendiri.

[Walahum ‘adzaabun muhiinun] *QS Ali Imran ayat 178

Dan pada akhirnya, kata-kata yang sangat keras, mereka akan menerima hukuman yang memalukan. Semua upaya yang mereka lakukan adalah untuk mempermalukan muslim. Adalah wajar jika balasan kejahatan itu mereka akan memperoleh hukuman yang memalukan.

Muslim Seharusnya Menjadi “Khayra Ummatin Ukhrijat Linnaasi”

Semua non-muslim di luar sana bukan musuh, sebagian besar mereka adalah orang baik. Sebagian besar mereka tak tahu lebih banyak, tetanggamu tidak tahu banyak. Jika kau non-muslim dan melihat berita, kau akan ketakutan juga. Kau akan merasa ngeri. Itu bukan salah mereka, mereka adalah korban propaganda ini. Satu-satunya jawaban propaganda itu sebenarnya adalah dirimu, saya… Bagaimana kita bersikap terhadap mereka, bagaimana kita memperlakukan mereka? Bukan karena kita ingin promosi yang baik, tapi karena Allah menginginkan kita menjadi,

[Khayra ummatin ukhrijat linnaasi] *QS Ali Imran ayat 110

Kita seharusnya menjadi orang-orang terbaik yang melayani kemanusiaan.

Kau tahu umat ini seharusnya menjadi apa? Jika muslim hidup di India, setiap Hindu seharusnya bersumpah bahwa tak ada yang memperlakukan mereka lebih baik dari para muslim.

[Khayra ummatin ukhrijat linnaasi] *QS Ali Imran ayat 110

Jika muslim tinggal di lingkungan kristiani, yahudi, atau non muslim lain, semua orang di gedung atau kompleks tersebut tahu bahwa jika dia butuh bantuan, satu-satunya yang bisa membantu… Jika dia perlu mengandalkan seseorang, satu-satunya yang bisa diandalkan adalah muslim di sana. Dia (muslim) menjaga orang lain. Semua orang di sini individualis. Saya cuma mengerjakan pekerjaan saya, membayar cek dan tagihan saya, merawat mobil saya, saya, saya, dan saya. Dan si muslim berkata, “Ayo saya bantu belanja, biar saya kerjakan ini.” Mereka terus membantu orang lain.

Kita seharusnya seperti ini, bukan karena ini saat yang buruk dan kita butuh promosi. Kita seharusnya begini selama ini. Betapa murahan dan palsu, jika kita hanya berpikir demikian saat berada dalam masalah. Inilah tugas umat ini. Saat kita kembali pada pekerjaan kita, takkan ada bahaya yang mengintai kita. Semoga Allah azza wa jalla melindungi para muslim, dan keluarga kita.

Saya meminta masjid mencetak ini untukmu, ada beberapa doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diucapkan beliau saat meninggalkan rumah, dan dalam perjalanan, untuk menjaga dirinya dan keluarganya. Saya pikir ini waktunya kita semakin mengandalkan Allah. Jadi setelah sholat Jum’at kita akan membagikannya. Ambil satu untukmu, dan ajak keluargamu membacanya bersama. Tempel di kulkas, fotokopi dan tempel di mobil. Baca saat kau keluar. Jika ada kejahatan mengelilingi kita, ini waktunya lebih mendekat kepada Allah. Dan salah satu cara terbaik untuk mendekat pada Allah adalah berdoa. Jadi saya cetak dan terjemahkan untukmu sehingga insyaallah kau memperoleh manfaat.

Barakallahi walakum fil Quranil hakiim wa nafa’ni wa iyyakum bil ayaat wa dzikril hakiim.

Transcript: SM
Editor: AA, HS
Subtitle: NAK Indonesia

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s