Pada kesempatan kali ini, NAK Indonesia kembali berbagi catatan kajian dari acara Amazed By The Quran Conference 2015 yang berlangsung pada 28 November 2015 lalu. Pada tulisan sebelumnya kami telah berbagi catatan kajian sesi ustadz Nouman Ali Khan, kali ini kami berbagi catatan Syekh Abdul Nasir Jangda. Beliau adalah pendiri dan Direktur Qalam Institute dan saat ini juga bekerja sebagai instruktur Bayyinah bersama ustadz Nouman Ali Khan.
Catatan Doa Nabi Ibrahim (QS Ibrahim: 35-41) dari kajian ustadz Abdul Nasir Jangda:
Ayat 35
Allah mengingatkan kita tentang bagaimana Nabi Ibrahim berdoa. Nabi Ibrahim memanggil Allah dengan “Rabb“. Tuhan yang menciptakan dan memelihara. Nabi Ibrahim meminta agar Allah menjadikan negeri Mekah sebagai “baladan aminan“, negeri yang aman. Keamanan/rasa aman adalah salah satu pondasi untuk menegakkan iman. Akar keimanan harus tertanam dalam, dan itu tidak bisa dilakukan kalau tidak ada safety dan security. Bayangkan jika kita tinggal di negeri yang dalam kondisi perang. Kita yang tinggal di negeri yang aman terkadang tidak menyadari nikmat keamanan tersebut.
Ayat 36
Setelah memiliki iman, harus dibuktikan dengan amal. Tapi jangan menghakimi orang yang tidak terlihat beramal. Tetap perlakukan mereka dengan baik.
Ayat 37
Di manapun kita tinggal, tegakkanlah shalat. Fuad adalah hati yang dalam kondisi sulit. Ketika berada dalam kesulitan, shalatlah. Walaupun merasa tidak ingin shalat, paksakan. Sebelum mencari solusi dari pihak lain, menghadaplah pada Allah dengan shalat.
Ayat 38
Nabi Ibrahim meninggalkan keluarganya di padang pasir tandus tak berpenghuni. Saat ini pasti beliau sangat bersedih, sampai tidak bisa mengungkapkannya. Lalu Allah berkata bahwa Ia tahu apa yang tersembunyi di manapun (termasuk perasaannya Nabi Ibrahim).
Ayat 39
Nabi Ibrahim tetap menyembah Allah, tetap memujiNya, meskipun beliau baru diberi perintah yang sangat sulit. Beliau berdoa, “hablii” (gift me). Anak adalah hadiah dari Allah. Dan salah satu cara memperlakukan mereka adalah mengajari mereka dengan memberikan contoh/teladan.
Pelajaran dari ayat-ayat ini:
- Mendirikan shalat
Namun bagaimanakah kualitas shalatnya? Harus khusyu’. Bagaimana caranya? Perlu latihan, dan harus paham apa yang kita ucapkan saat shalat.
- Belajar dari doa para Nabi yang dicintai Allah
Doa adalah saat kau bicara pada Allah. Pelajari cara mereka berdoa, mereka melakukannya dengan tabarru‘: humility, begging. Intinya adalah “vulnerability”, merasa tidak berdaya di hadapan Allah. When you talk to Allah, be vulnerable, “Oh Allah, i don’t even know what to do, please help me.”
Baca juga Catatan kajian Amazed By The Quran Conference 2015:
-HS-
[…] – Syekh Abdul Nasir Jangda. […]
LikeLike
[…] – Syekh Abdul Nasir Jangda. […]
LikeLike
[…] – Syekh Abdul Nasir Jangda. […]
LikeLike