[Transkrip Indonesia] Realitas Dari Surat Al Qiyamah – Nouman Ali Khan


Dari dua pembicaraan terakhir yang kita dengar sangatlah menginspirasi dan saya tidak akan memberikan Anda salah satu dari pembicaraan tersebut hari ini. Tetapi yang ingin saya sampaikan adalah sedikit persiapan mental sebelum saya memulai.

Saya pikir, hal ini, apa yang ingin saya bagikan pada Anda, saya menemukan hal ini sangatlah penting bagi muslim yang mempunyai beberapa latar belakang, setidaknya mengenai konteksnya. Jadi saya akan menyampaikan kepada Anda tentang sesuatu yang sangat menarik. Tapi pada saat yang sama. Saya menghormati fakta bahwa Anda telah duduk di sini sepanjang hari dan cukup melelahkan batin. Jadi doakan, saya dapat menjelaskan kepada Anda dan Anda dapat mengikuti rangkaian pembicaraan saya.

Nah, alasan satu-satunya saya memberikan pendahuluan ini, karena ketika saya bertanya kepada Anda sebuah pertanyaan retorika. Dan ini cara saya mengajar, saya tidak hanya bertanya untuk kepentingan menanyakan sebuah pertanyaan. Saya bertanya sebuah pertanyaan dan saya berharap Anda memberikan jawaban dengan suara sekeras-kerasnya, hanya untuk menunjukkan bahwa Anda masih hidup.

Ini satu-satunya cara saya mengetahui bahwa Anda masih bernafas, jadi saya akan menanyakan beberapa pertanyaan retorika sepanjang pembicaraan dan saya hanya akan dapat melanjutkan jika Anda dapat bekerja sama dengan saya. Saya pikir, saya bisa mengemas materi ini dalam setengah jam. Saya berharap.. Jangan memaksa saya, tapi saya akan mencoba berusaha yang terbaik, Insha Allahu Ta’Ala.

Sejarah Eropa

Kita telah mendengar sesuatu tentang sejarah Islam yang luar biasa, beberapa perspektif dari sejarah Islam. Kita telah mendengar sesuatu tentang perspektif yang luar biasa dari sejarah Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. Tapi saya ingin memulai pembicaraan pada hari ini, Insha Allah dengan sejarah Eropa, sesuatu dari sejarah Eropa. Dan beberapa perspektif yang kita semua butuhkan, setidaknya beberapa latar belakang, untuk memudahkan memahami masalah yang kita hadapi saat ini.

Jadi saya membawa Anda kembali ke sejarah Eropa, ketika ada sebuah pemberontakan di Eropa melawan otoritas (kekuasaan) dari gereja. Jika Anda tidak mengetahui hal tersebut. Ini adalah ringkasannya. Aturan gereja di Eropa, Eropa dulunya adalah masyarakat religius yang didominasi oleh gereja dan aturan gereja sangatlah menindas.

Perkataan dari Paus, sama dengan perkataan dari Tuhan, berselisih dengan Paus, sederhananya Anda dapat mengatakannya perilaku kafir. Anda murtad. Anda bukan lagi orang yang beriman. Dan Anda harus dieksekusi. Satu-satunya cara Anda bisa bersih dari dosa berselisih dengan gereja adalah Anda harus membayarnya dengan darah. Anda harus dibakar dan dibunuh, Anda tidak hanya dibunuh, Anda dibakar kemudian dibunuh. Itu adalah satu-satunya cara Anda dapat menyelamatkan jiwa/arwah Anda.

Di lingkungan tersebut, Eropa telah ditindas oleh doktrin religius dalam waktu yang cukup lama. Dua pergerakan muncul pada waktu yang hampir bersamaan. Salah satu dari pergerakan itu adalah Reformasi Protestan. Idenya, karena gereja mengatakan bahwa rata-rata orang Kristen tidak memiliki urusan untuk membaca kitab Injil. Mereka tidak seharusnya membaca Injil sendiri. Hal tersebut akan datang dari Paus atau dari otoritas/penguasa, hirarki. Dan mereka tidak hanya akan membaca Injil, mereka juga satu-satunya yang akan menafsirkan Injil. Dan tafsiran mereka bukanlah hal yang patut dipertanyakan.

Pergerakan Protestan berkata, “Tidak, setiap orang Kristen seharusnya punya akses secara langsung ke Injil. Mereka seharusnya dapat membaca untuk diri mereka sendiri, mencari tahu untuk diri mereka sendiri, kita tidak butuh gereja untuk memberitahukan kita hal ini.”

Jadi, pemberontakan melawan otoritas gereja dimulai, itulah ringkasannya. Ini adalah versi kelas tujuh (atau) delapan Sekolah Dasar tentang Pergerakan Protestan.

Nah, pada saat yang sama, pergerakan lain muncul. Dan bahkan lebih kuat, dan keduanya berhubungan satu sama lain. Pergerakan kedua yang muncul, paling utama mengatakan bahwa gereja telah mengajarkan doktrin yang tidak masuk akal (tidak ilmiah). Orang ini membakar buku filosofi, buku pengetahuan. Apa saja yang berselisih dengan doktrin mereka, seperti bumi adalah pusat tata surya, Anda tahu pernyataan Injil, setidaknya dari sisi Katolik.

Bagaimana bisa kita menerima bahwa bumi adalah pusat tata surya, penemuan ilmiah mereka secara langsung bertentangan dengan hal itu sekarang. Kita tidak bisa menerima kepercayaan ini. Dan sebagai reaksi, gereja menganggap penelitian ilmiah itu kafir. Tidak beriman. Jadi mereka membakar perpustakaan dan membunuh orang “ilmu pengetahuan” dan membunuh orang “filosofi”.

Intisari Revolusi Perancis

Intisari dari revolusi Perancis, yang mana adalah aliran bawah, yang mana Katolik atau doktrin Kristen. Nomor satu, itu adalah penindasan. Dan nomer dua, itu tidak masuk akal. Itu tidak masuk akal. Kita perlu datang ke apa yang masuk akal. Yang mana adalah ilmu pengetahuan, yang mana adalah filosofi, yang mana adalah logika, rasional. Jadi ada pemberontakan melawan gereja, dari dua arah. Dari arah religius “Protestan”. Dan dari arah ilmiah sekuler (dunia), ini revolusi lain yang ada, yang menghilangkan dan menghapus otoritas/kekuasaan gereja.

Nah, ketika revolusi ini terjadi di Eropa dan ini salah satu revolusi paling berdarah di sejarah dunia. Ketika revolusi ini terjadi. Sekarang, semua dari kita terkejut. Eropa adalah sebuah masyarakat yang berpikiran bebas. Mereka menemukan kembali apa yang seharusnya mereka percaya. Dan kepercayaan apa yang harusnya mereka pegang. Dan pemikiran apa, gagasan apa yang seharusnya menjadi pusat dari masyarakat. Mereka adalah sebuah pasar terbuka mengenai gagasan.

Jadi ini adalah saat di mana sejumlah filosofi muncul dari Eropa. Sejumlah ilmuwan, sebenarnya ilmuwan-ilmuwan yang paling awal di Eropa, beberapa merupakan filsuf besar. Filosofi dan ilmu pengetahuan bagi mereka, sebenarnya saling berhubungan. Dan mereka tidak hanya sendiri, tapi berbagai macam filosofi yang berbeda, berselisih dengan lainnya di pasar terbuka mengenai gagasan ini.

Tetapi, dan ini saya butuh perhatian Anda sekarang. Ada pemikiran yang umum, yang mendominasi di akhir. Satu garis pemikiran, meskipun ada variasi, sedikit variasi di sini dan di sana. Satu kecenderungan di pemikiran masyarakat Eropa. Satu di akhir. Dan pada akhirnya, tidak hanya di Eropa. Pemikiran itu tersebar luas ke seantero dunia. Dan hari ini, dunia tempat kita tinggal, sebenarnya masih menghadapi akibat dari gagasan tersebut atau sekumpulan gagasan ini.

Jadi saya akan mencoba menjelaskan sedikit gagasan ini kepada Anda, sebelum saya memberikan Anda sesuatu tentang QS Qiyamah. Ini seharusnya tentang permulaan ayat dari QS Qiyamah, tetapi saya ingin memberikan sedikit gambaran untuk Anda. Di masyarakat sebelum modern (pre-modern), sebagian besar masyarakat di dunia, jika tidak seluruh masyarakat di dunia, didominasi oleh agama. Semua masyarakat, tidak peduli agama mana pun, apakah itu Hindu, apakah itu Kristen, apakah itu Islam.

Tentang Tuhan, Jiwa/Arwah dan Kehidupan Setelah Kematian

Di masyarakat pre-modern, sebagian besar masyarakatnya memiliki berbagai macam doktrin religius. Dan di masyarakat religius (beragama), pengajaran agama adalah yang paling penting. Ilmu pengetahuan bukan yang paling penting, bisnis bukan yang paling penting. Hal yang paling penting, kepercayaan tertinggi ada pada pemuka agama. Jadi, di masyarakat kuno, masyarakat pre-modern, seorang pendeta, atau menteri, atau imam, atau alim, atau pemandu agama dari Hindu atau apalah itu.

Itu tadi adalah orang-orang yang paling penting, mereka memegang kemampuan yang tinggi di masyarakat. Dan apa yang kamu pelajari dari orang-orang ini? Anda secara sederhana belajar tiga hal. Anda belajar penekanan pada tiga hal. Anda belajar penekanan pada Tuhan. Kita belum membicarakan tentang Islam sebelumnya, jadi saya tidak mengatakan Allah. Tidak. Tetapi Anda belajar penekanan pada Tuhan.

Nah, untuk agama yang berbeda, itu (Tuhan) berarti hal yang berbeda. Itu bisa saja banyak Tuhan atau itu bisa saja satu Tuhan atau bisa saja sebuah mitologi secara keseluruhan. Apapun itu, tetapi semacam Tuhan yang tidak terlihat. Itu adalah penekanan yang pertama.

Penekanan yang kedua adalah jiwa/arwah. Jadi, manusia mempunyai tubuh tetapi mereka juga mempunyai jiwa/arwah dan dari seluruh tradisi keagamaan, Anda akan menemukan bahwa ada penekanan pada jiwa/arwah. Bagaimanapun juga, ada sebuah hal ghaib yang tidak terlihat, bagian misterius dari diri kita. Itu ada di dalam diri kita dan itu harus dijaga/diselamatkan. Jadi ada Tuhan. Sekarang katakan kepada saya, itu adalah nomer satu, ada Tuhan. Apa nomor kedua? Jiwa/arwah.

Dan nomor tiga, ada beberapa konsep mengenai kehidupan setelah mati (akhirat). Ada sesuatu yang akan terjadi setelah dunia ini. Apakah Anda akan dibangkitkan sebagai sebuah pohon atau seekor burung. Atau Anda akan pergi ke surga atau neraka atau apapun kemungkinannya. Tetapi ini bukan satu-satunya kehidupan, ada hal yang lebih untuk hidup dari pada (kehidupan) ini. Jadi dari seluruh agama yang berbeda, tiga hal mendapatkan penekanan.

Tuhan, katakan pada saya sekarang. Tuhan dan apa lagi? Jiwa/arwah dan apa lagi? Dan kehidupan setelah mati. Apakah itu juga sesuai dengan Islam? Itu sebenarnya sesuai dengan Islam. Nah, revolusi di Eropa terjadi. Dan mereka berkata bahwa kita telah,- juga di Eropa, melalui gereja-. Kita telah menekankan pada Tuhan. Kita menekankan pada jiwa/arwah. Kita telah menekankan pada kehidupan setelah mati. Tetapi kehidupan ini mengerikan. Lihat apa yang telah dilakukan oleh gereja.

Selama ini kita telah memikirkan tentang Tuhan, kita telah memikirkan tentang hal yang salah. Kita seharusnya memfokuskan energi dan pikiran kita dan kepAndaian kita pada alam semesta. Kita seharusnya berpikir bukan tentang Tuhan tetapi tentang alam semesta. Oke. Jika Anda tidak berpikir tentang Allah, Anda tidak berpikir tentang Tuhan, apa hal besar yang lain? Alam semesta.

Kita seharusnya menghabiskan tenaga kita mencoba untuk memahami alam semesta. Dan sebenarnya, sekecil apapun yang dapat kita coba untuk pahami, itu akan memberikan kepada kita banyak sekali manfaat. Ketika Anda belajar alam semesta, Anda mendapat penemuan. Dan apa yang penemuan dapat perbuat? Penemuan dapat membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Penemuan menghasilkan berbagai macam ciptaan, berbagai macam manfaat, dan Anda tidak akan bisa mendapatkannya kecuali Anda belajar material fisik alam semesta.

Jadi mereka berkata, “Orang-orang yang telah mempelajari Tuhan, lihat apa yang mereka hasilkan dan orang-orang yang belajar mengenai alam semesta, lihat hal luar biasa apa yang mereka mulai hasilkan, lihat mesin yang dapat mereka buat, lihat kemajuan dan arsitekturnya.”

Jadi, kita butuh menaruh energi kita dan tujuan kita pada alam semesta, sebagai perlawanan terhadap apa? Tuhan.

Tetapi, apa penekanan kedua? Saya tanya Anda lagi untuk memastikan Anda hidup. Jiwa/arwah. Apakah itu jiwa/arwah? Apakah ada seseorang yang pernah melihatnya? Bisakah Anda menjelaskan pada saya, di mana itu? Kita sangat mencemaskan tentang jiwa/arwah, tetapi, bagaimana dengan berbagai penyakit yang ada di dunia? Bagaimana dengan nutrisi yang baik? Bagaimana dengan fisik tubuh ini? Jadi, penekanannya perlu bergeser dari mempelajari jiwa/arwah ke mempelajari tubuh.

Lihat beberapa abad terakhir. Apakah tubuh manusia telah dipelajari lebih dari sebelumnya sepanjang sejarah umat manusia? Tentu saja. Apakah alam semesta telah diselidiki (material/bahan di bumi) melebihi sebelumnya di sepanjang sejarah umat manusia? Tentu saja.

Jadi, Tuhan telah tergantikan oleh alam semesta dan jiwa/arwah tergantikan oleh tubuh. Jadi, pembelajar yang paling tinggi di masyarakat, yang mempelajari tentang Tuhan dan yang mempelajari tentang jiwa/arwah. Dan sekarang, pembelajar yang paling tinggi di masyarakat adalah Profesor di sains, atau kedokteran. Mereka adalah para cendekiawan tertinggi.

Apa yang ketiga? Tuhan, jiwa/arwah, dan apa lagi? Haa? Kehidupan setelah mati. Kehidupan akan baik di surga, menderita di sini dan akan baik di surga. Apa yang dikatakan orang Eropa? Kita lelah dengan ini. Kita tidak ingin hidup di (akhirat). Saya bahkan tidak tahu apakah ada (akhirat)? Kita butuh menekankan pada kehidupan di dunia ini. Mari lihat, bagaimana kita bisa membuat hidup ini lebih baik. Mari mengeksplor ilmu politik, mari mengeksplor sosiologi, mari mengeksplor antropologi, mari mengeksplor hubungan masyarakat (humas). Mari mengeksplor seluruh ilmu tentang manusia ini, yang dapat membuat masyarakat tempat yang lebih baik, sehingga kita dapat mengatur diri kita, dan tinggal lebih baik.

Semakin banyak mereka mempelajari hal ini, pengembangan kota, semakin banyak mereka mempelajari ilmu politik, semakin banyak mereka mempelajari sosiologi, semakin banyak mereka mempelajari psikologi. Apakah hal tersebut memiliki dampak positif yang terlihat? Dampak positif bagi Eropa? Ya. Kehancuran mulai dibangun, bangunan mulai muncul, karakter mulai dikembangkan, karya cipta mulai muncul.

Faktanya, sebelum Amerika Serikat, Siapa negara yang memimpin dunia, yang membuat semua orang iri? Itu adalah Eropa. Dan mereka tidak menutup diri. Mereka ingin membawa, dari hasil yang mereka dapat, mereka ingin meluaskan gagasan ini ke seluruh dunia, dengan alasan kerakusan, ke seluruh planet. Jadi, sebenarnya sebagian besar dari kita, muslim hari ini, sebagian besar dari kita, nenek moyangnya telah merasakan kolonisasi Eropa. Sebagian besar dari kita.

Kita telah memiliki cita rasanya (kolonisasi). Dan faktanya apakah Anda tahu maksudnya? Nenek moyang kita merupakan orang yang secara langsung mendapat pendidikan orang Eropa. Dan faktanya di negara seperti Pakistan, India, dan Algeria, Anda pergi ke seluruh negara muslim. Anda akan menemukan sistem dari sekolah umumnya, dan kurikulum pendidikannya, yang mereka gunakan hingga hari ini, ialah secara langsung dipengaruhi oleh orang Perancis, orang Inggris. Dan di mana pun mereka tinggal sebelumnya, kurikulumnya masih tetap, kurikulumnya tidak berubah.

Mencintai Sejarahnya Tapi Tidak Religius

Nah, saya membagikan semua ini kepada Anda, karena di tengah semua ini, ketika seseorang bertanya, “Bagaimana dengan Iman? Bagaimana dengan kepercayaan? Bagaimana dengan Tuhan?

Orang-orang berkata, dengan sederhana. Argumen mereka dimulai, “Tidak ada Tuhan.. Tidak ada agama.. Semua itu buatan manusia.”

Maka ada sekelompok orang di Eropa yang menjadi atheist. Tahun ini saya memiliki sebuah kesempatan untuk pergi ke Swiss, yang mana masyarakatnya sangat konservatif (kolot), mereka sangatlah sadar untuk memelihara gereja mereka dari 400-500 tahun yang lalu. Tidak seorang pun pergi ke gereja, tetapi bangunan gerejanya dengan sempurna terjaga. Sepertinya mereka sangat mencintai sejarahnya, tetapi mereka tidak ingin apapun dari agamanya. Saya bahkan mencari di orang-orang, “Apakah Anda religius?”

“Uh, saya tidak percaya agama.”

Tetapi mereka masih mendengar lonceng dari gereja, hanya karena mereka ingin untuk memelihara sebuah sejarah. Jadi ini sebuah sejarah yang kosong.

Oh, saya berikan contoh lain di kota New York. Apakah Anda tahu gereja yang paling awal dibangun di kota New York? Berada di 21st street sixth avenue, atau park avenue lebih tepatnya. Itu adalah bagian dari sejarah, maka pemerintah atau pemerintah setempat. Mereka membersihkan monumen sejarahnya, sehingga Anda bisa memeliharanya. Maka, ditengah-tengah semua bangunan modern ini, ada gereja yang berumur 200 tahun. Gereja Katolik. Tetapi, tidak seorang pun yang pergi ke gereja itu.

Mereka mengubahnya menjadi klub malam, (gereja) itu adalah sebuah klub malam sekarang. Tetapi, bangunannya terjaga pasti sebagai mana dahulu, itu adalah bagian dari sejarahnya. Saya berjalan melewati gereja itu setiap hari untuk pergi ke kampus. Dan aku berjalan melewatinya (gereja), seorang perempuan mabuk di kamis malam, dan aku, seperti, “Gereja macam apa ini? Aliran apa orang Kristen ini? Air suci di kamis malam? Saya tidak tahu. Apa ini?

Tetapi bagaimanapun juga, saya menggambarkan suasana ini dengan alasan. Kita hari ini, di 2014, di seluruh dunia. Apakah kita suka atau tidak. Kita tentu saja percaya pada Allah, percaya pada kehidupan setelah mati (akhirat), percaya pada ruh (jiwa/arwah), percaya pada kalbu (hati). Kita ingin melindungi integritas dari hati kita. Kita ingin membersihkan hati kita dari penyakit. Semua percakapan ini secara filosofi adalah tentang jiwa/arwah, meskipun itu bukan istilah yang tepat dalam Islam.

Tersebarnya Konsep Pemikiran Baru Bangsa Eropa

Tetapi, apakah Anda tahu? Pemikiran baru orang Eropa ini yang tersebar luas di seluruh dunia. Ia tidak mengatakan Anda tidak boleh percaya pada Tuhan, ia tidak berkata seperti itu. Secara sederhana ia mengatakan, bahwa itu boleh jika Anda menginginkan. Itu bagus. Anda boleh percaya pada kehidupan setelah mati (akhirat), itu hak Anda. Jika Anda ingin percaya itu, itu bagus, simpan untuk diri Anda sendiri, itu bagus. Anda tidak harus pergi jika percaya pada surga. Saya pikir itu bodoh, tetapi Anda boleh percaya jika Anda ingin, itu bagus, itu keren.

Tetapi apa yang mereka katakan adalah sesuatu yang jauh lebih berbahaya, Mereka tidak mengatakan kita tidak setuju dengan Anda. Mereka mengatakan, itu tidak penting, apakah kamu percaya pada Tuhan atau tidak. Siapa yang peduli? Ilmu pengetahuan (sains) itu nyata. Apakah kamu percaya Tuhan atau tidak. Ilmu kedokteran itu nyata, apakah kamu percaya pada jiwa/arwah atau tidak. Apakah kamu percaya surga atau tidak, politik itu nyata, ekonomi itu nyata. Maka mari mengkhawatirkan dunia nyata ini.

Apa yang terjadi pada muslim, mayoritas kita telah menerima pendidikan modern, dan jika kita punya sebuah (latar belakang) pendidikan. Itu adalah pendidikan modern. Dan hasilnya adalah, meskipun kita tidak mengingkari adanya Allah dan kita tidak mengingkari adanya akhirat, dan kita tidak mengingkari adanya hati, perhatian kepada hati. Untuk seluruh tujuan praktis, sikap kita tidak berbeda dengan apa yang diinginkan oleh revolusi Eropa, sikap kita tidaklah berbeda (sama). Secara praktis. Saya akan memberikan Anda contoh praktis sehingga Anda dapat memahami masalah ini.

Anda memiliki sebuah keluarga muslim, tinggal di Amerika Serikat atau tinggal di Tranada, atau tinggal di Gayana.. Uh, saya mengatakan Gayana, maaf.. Oke, atau mereka tinggal di Pakistan atau di mana pun itu.. Apa yang mereka inginkan untuk dilakukan oleh anak mereka?

Apa yang rata-rata keluarga muslim inginkan untuk dilakukan oleh anak mereka? Mendapatkan pendidikan yang baik. Mengapa Anda ingin mendapat pendidikan yang baik? Ini akan memberikan Anda hidup yang baik.

Anak Anda yang sama, berkata, “Sebenarnya, saya ingin mendapat pendidikan, tetapi saya lebih baik mendapat sebuah pendidikan Islam yang baik terlebih dahulu. Saya telah berpikir untuk belajar tentang Islam, belajar tentang Allah.”

Dan orang tuanya, orang tua muslim, dengan jenggot dan hijab, “Pekerjaan apa yang akan kamu dapat? Bagaimana kamu akan menjalani hidupmu? Bagaimana kamu akan menikah? Bagaimana kamu akan menjalani hidupmu? Apa yang ingin kamu lakukan? Kamu membuang jauh hidupmu.”

Ketika seseorang memutuskan untuk, bahkan untuk mengarahkan sedikit ke agama. Anda yang ada di sini, Anda telah mengetahui. Anda bukan mayoritas muslim yang ada di pulau ini. Anda adalah minoritas yang aneh. Mayoritas muslim yang ada di sini dan yang ada di seluruh dunia, sedikit saja tersambung dengan Islam. sedikit saja memegang Islam, mungkin mereka terlihat saat salat Jum’at, mungkin.

Kemungkinan besar datang di akhir salat, terakhir datang, pertama pulang. Mungkin Anda akan melihat mereka dalam jumlah yang banyak pada salat Ied. Dan untuk orang-orang itu, peran apa yang dimainkan oleh “agama” di kehidupan mereka? Sebenarnya, mereka tidak sendirian di sini. Untuk Kristen, Buddha, Hindu, Muslim, atau agama lainnya yang ada di dunia hari ini.

Agama memiliki tempat yang sangat kecil di kehidupan orang-orang. Ia tidak mendikte, bagaimana cara kamu menjalani hidupmu. Ia bukanlah tempat kamu mendapatkan inspirasi, untuk menentukan kemana kamu akan tinggal, atau bagaimana cara kamu membesarkan anakmu. Anda telah mengetahui semuanya (berdasarkan prioritas) yang telah ditetapkan untuk Anda dari negara kolonisasi. Kita telah di doktrin sangat mendalam di tradisi ini.

Revolusi Perancis Dan Reformasi Protestan

Sekarang, saya sampaikan kepada Anda di awal pembicaraan ini, ada dua pergerakan. Apa saja mereka? Ada revolusi Perancis. Apa pergerakan lainnya, di Eropa? Reformasi Protestant, Pergerakan Protestant dan ini sangat menarik, apa yang terjadi pada mereka? Dan saya butuh Anda untuk memahami ini.

Tradisi Katolik, secara berlebihan, gagasan mereka bahwa dunia ini adalah tempat yang buruk, dunia ini adalah sebuah kutukan. Manusia hanya akan bahagia di mana? Di surga. Dan mereka telah diturunkan ke dunia sebagai hukuman dari Tuhan. Maka, fakta bahwa manusia di Eropa menyedihkan/sengsara, sebenarnya sesuai ekspektasi (harapan), sebagaimana harusnya terjadi. Karena dunia ini adalah tempat yang buruk, adalah tempat yang menyengsarakan.

Pergerakan Protestan sebenarnya bereaksi terhadap hal ini dan mengembangkan sebuah Kristen yang baru. Dan di Kristen yang baru, semakin banyak dunia yang kamu dapatkan, semakin kaya kamu, semakin baik pekerjaanmu, semakin banyak uang yang kamu dapatkan, ini adalah indikasi bahwa Tuhan mencintaimu. Semakin kaya kamu, semakin itu bukti bahwa Tuhan mencintaimu. Maka, mereka sebenarnya sangatlah bertentangan, secara filosofi, dengan tradisi Katolik. Kamu paham sejauh ini?

Jadi, jika Anda pergi ke pedalaman selatan di Amerika Serikat di mana dua pertiga stasiun radionya adalah Kristen. Dan Anda mendengarkan beberapa jam pembicaraan tentang Kristen, acara dari seorang pendeta. “Saya ingin Anda mendapatkan pekerjaan itu, karena Yesus ingin Anda mendapatkan promosi tersebut. Mobil bagus itu, itu alasan Yesus mencintaimu.”

Anda akan menemukan bahwa orang yang terkaya adalah pendeta. Mereka sangatlah kaya. Mereka memakai baju yang sangat mahal dan semacamnya. Dan mereka berkata, “Ini adalah yang dilakukan oleh Yesus, kamu lihat.”

Maka, gagasannya adalah Anda datang ke agama untuk apa? Mengapa Anda butuh agama sekarang? Karena ia akan memajukan materialisme Anda. Saya sekarang memakai kata tersebut, untuk pertama kalinya sekarang, “materialisme”.

Ketika Anda memfokuskan diri Anda pada alam semesta (dunia) dari pada Tuhan itulah Materialisme. Ketika Anda memfokuskan diri Anda pada tubuh Anda, berlawanan dengan apa? Jiwa/arwah. Itulah Materialisme. Ketika Anda memfokuskan diri Anda pada hidup ini dari pada kehidupan setelahnya. Apakah itu? Materialsme. Kristen modern menjadi semakin jauh untuk membenarkan Materialisme, untuk memajukan Materialisme.

Dan muslim tidak terlalu jauh dibelakangnya. Kapan seorang muslim sangat bahagia kepada sesamanya dan merayakan dan melakukan beberapa ibadah? Bahkan meskipun muslim itu tidak salat, tidak pernah datang salat Jum’at. Ketika ia membeli sebuah rumah, ia mengatakan Aamiin untuk rumahnya. Ya atau tidak?

Mengapa? Karena ini adalah Allah yang sangat memberkahi saya, Allah memberkahi saya. Ini harusnya merupakan sebuah tanda bahwa Allah senang dengan saya. Semakin banyak dunia yang Anda peroleh, semakin itu adalah sebuah indikasi bahwa Allah senang dengan saya. Gagasan yang keliru ini, bahkan telah tersebar luas di seluruh negara muslim.

Dan tentu saja, kita punya reaksi yang berlawanan. Dunia ini mengerikan. Dunia ini jahat, rusak. Sekarang, di tengah semua hal ini, apa yang ingin saya sebarkan pada Anda adalah apa yang Al-Quran lakukan. Ini cukup panjang seperti kuliah filosofi, tetapi saya akan membawa Anda lima menit, saya hanya ingin menaburkan benih. Mungkin jika kita punya kesempatan untuk membicarakan hal ini besok, saya akan memperluas hal ini besok.

Tetapi setidaknya hanya satu gagasan yang ingin saya berikan kepada Anda. Insha Allah. Ini.. Spiritualitas.. Apa yang akan meningkatkan iman Anda.. Apa yang akan meningkatkan ketakwa’an Anda.. Spiritualitas, di percakapan modern telah tergantikan oleh psikologi. Benarkan?

Jadi, alih-alih melihatnya dari aspek spiritual (yang tak terlihat), kita ingin memahaminya dari aspek fisik (yang terlihat). Maka, jika Anda depresi/stress, itu tidak ada hubungannya dengan spiritualitas, melainkan pasti ada semacam ketidak-seimbangan kimiawi di dalam tubuhmu. Minumlah beberapa pil obat, lalu kamu akan baik-baik saja.

Benarkan? Maka, bahkan saat mengambil bagian emosi (perasaan) dari manusia dan kita mencoba mencari.. untuk masalah yang tak terlihat.. Kita mencoba mencari solusi di hal yang terlihat. Benarkan? Dan itu menghancurkan umat manusia. Angka bunuh diri lebih tinggi dari yang pernah ada di dunia modern. Dan itu terjadi beberapa wilayah terkaya di Amerika Serikat. Benarkan? Kita menghancurkan manusia.

Nah.. Ada sebuah perasaan di dalam diri kita dan perasaan negatif ini disebut “rasa bersalah”. Perasaan negatif ini disebut “rasa bersalah”. Kapan seseorang merasa bersalah? Ketika mereka melakukan sesuatu keburukan. Di psikologi modern, “rasa bersalah” bukanlah hal yang baik.

Maka, jika seseorang datang ke seorang terapis dan berkata, “Yeah, saya telah minum alkohol, saya menjadi mabuk. Saya merasa sangat bersalah.”

Terapis berkata pada ia, “Anda perlu menyingkirkan rasa bersalah Anda. Anda perlu belajar untuk memaafkan diri Anda. Rasa bersalah Anda adalah semacam kecacatan manusia yang ada pada diri kita. Karena Anda perlu merasa bahagia sepanjang waktu. Anda perlu merasa bahagia. Anda perlu meninggalkan perasaan negatif ini dari dalam diri Anda. Terlalu banyak hal negatif.”

Surat Al Qiyamah

Surat Qiyamah diawali “Laa uqsimu biyaumil qiyamah, walaa uqsimu binnafsil lawwamah.” (QS 75:12)

Allah bersumpah dengan hari kiamat, hari kebangkitan, dan selanjutnya Allah bersumpah dengan seseorang, jiwa di dalam diri kita, yang merasakan apa? Rasa bersalah, lagi dan lagi. Individu yang merasa bersalah, lagi dan lagi.

Nah, dua hal ini merupakan “Lazim” dan “Malzum“. Mereka saling terikat satu sama lain. Apa hubungan antara hari penghakiman dan rasa bersalah? Allah memberi tahu kita sebuah realitas (kenyataan) spiritual dan psikologi yang luar biasa. Apakah itu?

Jika Anda mendengar alarm saat ini dan Anda mendengar pengumuman, “Tolong keluar dari gedung, ada sebuah kebakaran di dalam gedung.”

Jika Anda mendengarnya, apa yang akan lakukan? Anda keluar. Tujuan dari sebuah alarm adalah untuk memperingatkan Anda dari sebuah bahaya. Akankah Anda bereaksi meskipun Anda tidak melihat apinya? Ya.

Apa yang cukup bagi Anda? Alarmnya, yang membangunkan Anda. Allah menciptakan manusia dengan perasaan bawaan yang baik, sebuah kecenderungan bawaan untuk melakukan ke arah hal yang baik. Ini dinamakan fitrah. Dan ketika kita melanggar program spiritualitas di dalam diri kita. Lalu Allah menciptakan mekanisme perlindungan di dalam diri kita. Ia disebut, “Al-Lauum” “Annafsullawwamah”.

“Rasa bersalah”.

Rasa bersalah adalah pemberian dari Allah, memperingatkan Anda bahwa apa yang Anda lakukan melanggar jiwamu.

Dan kapan Anda melihat.. Anda tidak melihat bahayanya ketika Anda melanggar jiwa Anda, Anda tidak melihat bahayanya. Kapan manusia akan benar-benar melihat bahaya dari apa yang mereka abaikan? Hari penghakiman (kiamat). Bukti utama/pokok dari hari penghakiman (kiamat) adalah perasaan psikologis dari rasa bersalah di dalam diri kita. Bukti dari hari penghakiman (kiamat) adalah setiap saat Anda merasa bersalah dan bukan hanya muslim yang merasa bersalah. Setiap manusia telah diberikan karunia yaitu rasa bersalah.

Di dalam diri mereka. Maka mereka akan mengetahui ketika mereka melakukan sesuatu kesalahan. “Ini tidak benar. Saya tidak tahu. Saya merasa seperti.. saya akan mendapatkan sesuatu masalah untuk hal ini entah bagaimana. Sesuatu dalam diri saya tidak duduk dengan baik.”

Anda tahu, anak-anak yang membobol meja guru dan mereka secara konstan melihat bayangan gurunya berjalan menuju kelasnya. Perasaan yang mereka punya di dalam diri mereka, “Saya akan tertangkap.. saya akan tertangkap.”

Itu adalah “Lauum” yang ada dalam diri mereka, khususnya ketika mereka tertangkap dan dipermalukan. Semua itu adalah “Lauum“.

Psikologi modern tidak bisa membicarakan ini pada arah yang positif. Ia tidak bisa. Karena bagi mereka, tidak ada jiwa/arwah. Tidak ada teori psikologi yang akan mengajari Anda jiwa/arwah. Tidak ada terapis yang dapat mengatakan kepada Anda, “Anda harus melindungi/menjaga hati Anda.

Kita, umat Muslm, adalah satu-satunya. Kita adalah satu-satunya. Ini adalah kitab satu-satunya. Akhlak/moral kenabian ini adalah satu-satunya akhlak/moral. Tolong dengarkan dengan baik dan saya selesai. Ini adalah akhlak/moral satu-satunya, yang sebenarnya mencari keseimbangan antara dunia yang terlihat dan dunia yang tidak terlihat. Katolik mengingkari “hal yang tidak terlihat”. Protestan memeluk “hal yang tidak terlihat” sepenuh hati. Sekuler menolak “hal yang tidak terlihat” seluruhnya.

Kita adalah satu-satunya tradisi kepercayaan (agama) yang sebenarnya bertaut dengan dunia yang terlihat dan melalui itu. Itu dapat memperbaiki realitas hal yang tidak dapat dilihat (ghaib). Saya hanya akan memberikan satu contoh kepada Anda mengenai hal tersebut, sebagai bagian dari ini,

Dan ini, Anda tahu, bagi orang Budha, ketika mereka beribadah mereka menutup mata mereka. Ketika mereka meditasi, mereka menutup mata mereka. Dan Anda akan melihat di berbagai tradisi spiritual, orang-orang konsentrasi dan meditasi selama berjam-jam dengan mata mereka tertutup. Bagaimana kita salat? Dengan mata terbuka.

Sekarang, katakanlah pada saya. Jika Anda menutup mata Anda, lalu salat, bukankah itu lebih mudah? Jujurlah, katakanlah pada saya. Akankan (salat) jadi lebih mudah jika Anda menutup mata Anda? Itu akan lebih mudah, tetapi kita tidak melakukannya. Kita tetap membuka mata kita. Mengapa begitu? Pernahkah Anda ingin tahu mengapa begitu? Hal itu sebenarnya hal pokok/fundamentil untuk agama ini.

Anda harus terhubung dengan hal yang tidak terlihat, Tuhan, Allah, sementara itu tidak kehilangan pandangan yaitu fakta bahwa Anda tinggal di dunia ini. Bahkan ketika salat, kita tidak boleh memutuskan diri kita dari dunia ini, seluruhnya. Kita tidak boleh.

Mengapa Rasulullah sallallahu alaihi wasallam, orang yang paling terhubung dengan Allah, mengapa ia mempersingkat salatnya, ketika mendengar seorang anak menangis? Tidakkah seharusnya ia sangat khusyuk dalam salatnya bahkan ia tidak mendengar sebuah gempa bumi. Meninggalkan anak kecil itu menangis.

Kita bukanlah orang spiritual saat mengorbankan hidup di kehidupan ini. Kita harus mencari keseimbangan di antara dua hal ini. Keseimbangan ini harus dikembalikan. Tidak hanya untuk diri kita, tetapi untuk seluruh umat manusia. Mereka telah menolak, banyak yang telah menolak agama, seluruhnya, dan pada reaksi berlawanan, banyak pula yang menjadi ekstrim pada agama. Semua itu karena kita jauh dari pengajaran inti dari agama ini. “Laa Uqsimu Binnafsil Lawwamah.

SubhanAllah.

Saya tahu ini sangat filosofis, tetapi setidaknya saya ingin membagikan kepada Anda sebagian hal ini di forum. Karena umat muslim, kita harus meningkatkan tingkatan berpikir kita. Semua dari kita harus melakukannya. Tidak hanya para dai, para peneliti, para pembicara. Rata-rata muslim perlu belajar berpikir lebih berat.

Saya tidak ingin sesi tanya-jawab di akhir acara ini. Bahkan, jika Anda punya sesi tanya-jawab untuk mereka. Saya tidak akan melakukannya. Saya hanya ingin Anda berpikir dengan diri Anda sendiri, memproses pikiran di kepala Anda. Di mana kita sekarang? Krisis apa yang sedang kita hadapi? Modernisasi ini telah membuat jalannya menuju ke dalam masjid. Kita harus merevitalisasi (menghidupkan kembali) kepercayaan Islam dari hal yang sangat pokok.

Semoga Allah Azza wa Jalla menolong kita untuk menjadi umat yang kembali ke pengajaran yang penting dari agama ini. Dan kita dapat menyebarkannya untuk kepentingan umat dan untuk kepentingan umat manusia secara luas.

Barakallahuli wa lakum. Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Translator: MFZ | Editor: ASB/HS

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s